Kapan Aku Bahagia – Pernahkah kamu bertanya pada dirimu sendiri, “kapan aku bahagia?”. Apa yang membuatmu senang? Apakah itu pasangan yang penuh kasih, pekerjaan dengan gaji tinggi yang menyenangkan, atau perjalanan dunia tanpa akhir?
Kebanyakan orang menghabiskan hidup mereka menunggu untuk bahagia. Mereka berpikir jika mereka memiliki lebih banyak uang atau lebih banyak mobil atau hubungan yang sempurna, maka mereka bisa bahagia.
Tetapi, kenyataannya adalah bahwa siapa pun bisa bahagia saat ini. Itu tidak selalu mudah, tetapi kamu dapat memilih untuk bahagia karena menurut ilmuwan saraf UCLA, Alex Korb, kebahagiaan dimulai dari pikiran kita.
Tidak ada yang menghentikanmu untuk bahagia, selain dirimu sendiri.
Definisi Bahagia Menurut Psikologi
Seringkali kamu mendengar bahwa tidak penting untuk menjadi sukses atau pun kaya, melainkan harus bahagia.
Hal inilah yang akhirnya mendorong banyak orang untuk mencari tahu makna apa itu bahagia.
Dari segi psikologi sendiri, bahagia merupakan kondisi emosional yang ditandai dengan perasaan senang, puas, nyaman, dan terpenuhi. Secara umum, emosi ini merupakan emosi positif.
Psikologi juga membagi kebahagiaan menjadi 2, yakni kesejahteraan mental terkait bagaimana seseorang memandang kehidupannya.
Kedua kunci utama dari bahagia menurut psikologi adalah:
- Keseimbangan emosi, seperti halnya bahagia kamu pasti bisa sedih. Namun kamu bisa kembali bahagia meski mengalami masa sulit
- Kepuasan hidup, hal ini berkaitan bagaimana kamu merasa puas melihat kebahagiaan di berbagai aspek kehidupan kamu
Obsesi Untuk menjadi Bahagia
Menariknya, masyarakat terobsesi untuk menjadi bahagia namun melupakan kunci penting:Â bahwa manusia bukan hanya memiliki emosi bahagia, tetapi juga memiliki emosi negatif.
Hal ini sering dilewatkan sehingga kamu mungkin merasa bersalah bila kamu tidak merasa bahagia, bukan?
Padahal kunci dari bahagia dan puas adalah memiliki emosi seimbang dan memiliki kecakapan untuk bangkit dari kesedihan.
Sedih dianggap sebagai sesuatu yang harus dihilangkan, padahal emosi tersebut harus diterima apa adanya agar kamu bisa memaknai kebahagiaan tersebut.
Kapan aku bahagia? Ini Jawabannya
Jawabannya ketika kamu mementingkan pengalaman, bukan barang
Menurut penelitian, orang-orang yang menghabiskan uang untuk pengalaman daripada hal-hal materi lebih bahagia. Ketika mereka menggunakan uang untuk membeli pengalaman hidup, mereka merasa seperti uang itu dihabiskan dengan lebih baik.
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa kita lebih menghargai ingatan dan pengalaman kita, daripada hal-hal yang kita beli.
Meskipun kamu merasakan sensasi ketika membeli barang baru, tetapi kegembiraannya akan memudar dari waktu ke waktu, sedangkan sukacita dan kenangan pengalaman bisa bertahan seumur hidup.
Tidak mencari apa yang perlu ditemukan di dalam hidup
Orang yang bahagia tahu bahwa hal-hal mulai dari materi maupun manusia bukanlah kunci menuju kebahagiaan mereka. Tentu saja, mereka tahu bahwa hubungan yang saling mencintai dan mendukung itu penting.
Namun, mereka tidak pernah bergantung pada orang untuk kebahagiaan mereka, karena itu adalah sumber kekecewaan.
Mencintai diri sendiri apa adanya
Orang yang bahagia merasa nyaman dengan tubuh mereka sendiri. Mereka menerima siapa diri mereka secara fisik dan emosional, mempertahankan karakter mereka yang sebenarnya, bahkan jika mereka tidak menerima persetujuan dari sekitar.
Yang terpenting, mereka membuat yang terbaik dari apa yang mereka miliki, alih-alih berkubang dalam apa yang orang lain akan definisikan sebagai kelemahan atau kekurangan.
Pertanyaan “kapan aku bahagia?” bisa terjawab ketika selalu bersyukur
“Dia adalah orang bijak yang tidak mengatakan hal-hal yang tidak dia miliki, tetapi bersukacita atas apa yang dia miliki.” – Epictetus
Bersyukur adalah salah satu kebiasaan orang yang bahagia.
Ketika kamu membiasakan diri untuk menyatakan betapa bersyukurnya kamu atas semua yang kamu miliki dalam hidup, pengalaman-pengalaman yang menggembirakan ini akan terus berkembang dalam hidupmu.
Senang menerima perubahan
Orang yang bahagia tahu bahwa tidak ada yang permanen dalam kehidupan ini. Mereka merangkul perubahan dan tahu bahwa kebahagiaan hidup tidak bisa berlangsung tanpa gangguan.
Bahkan kehidupan yang sepenuhnya dijalani, memiliki masa kesedihan yang luar biasa. Tetapi, mereka tidak menentang ketidakadilan hidup. Sebaliknya, mereka melihat keindahan dan kebahagiaan setelah kehilangan.
Yang terpenting, mereka menolak untuk membiarkan kemunduran besar menentukan siapa mereka.
Benarkah Bahagia Menjadi Tujuan Hidup yang Saklek?
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, kebahagiaan perlu dicari selama kamu tidak menghapuskan perasaan sedih yang ada.
Masyarakat sekarang seringkali terdorong untuk segera mencari pengobatan mengatasi rasa sedih dibandingkan melalui perasaan sedih itu perlahan.
Akhirnya, bahagia pun menjadi sebuah ‘kewajiban’ dan justru memuntulkan beban bila kamu tidak bahagia.
Oleh karena itu, penting untuk menyadari dan memproses perasaan sakit yang kamu alami untuk mendapatkan kebahagiaan sesungguhnya.
Psikolog bisa membantu kamu mengenali perasaan sakit yang selama ini ditahan, sehingga kamu bisa melangkah lebih maju dan menemukan cara untuk menghadapinya.
Hubungi psikolog untuk mendapatkan penanganan jangka panjang yang tentu saja, tidak akan membuatmu berpura-pura bahagia.
Konsultasikan Kesedihanmu Sekarang
Disadur dari :
- Jude Paler. 11 Cmmon Traits of Happy People. https://ideapod.com/11-common-traits-of-happy-people/
- Carlin Flora. The Pursuit of Happiness. https://www.psychologytoday.com/us/articles/200901/the-pursuit-happiness
- Kendra Cherry. What is Happiness. https://www.verywellmind.com/what-is-happiness-4869755
Written By Dessyafa Aulia Wardana., edited by Adismara Putri Pradiri, S.Psi., clinical psychologist from Universitas Airlangga
Baca juga:
Gaji HR Ini Bikin Anda Tertarik Kerja di Personalia!