Anxiety attack adalah gejala kecemasan yang terjadi secara berlebihan dalam suatu waktu. Seringkali, orang menjelaskan anxiety attack dan panic attack ke dalam hal yang sama. Namun, pada kenyataannya, kedua gangguan tersebut memiliki kondisi yang berbeda.
Dalam istilah medis, anxiety attack bersifat tidak formal. Dalam panduan Diagnostic & Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5) edisi terakhir menyebutkan bahwa anxiety hanya dikategorikan sebagai gangguan kejiwaan yang umum.
Hal tersebut dikarenakan kata tersebut pada dasarnya digunakan dalam istilah keseharian untuk mengartikan serangkaian kecemasan yang terus meningkat dari kemunculan kecemasan awal hingga ketakutan yang intens, yang nantinya dapat dikenali sebagai ciri-ciri panic attack. Wah, berarti serupa namun tak sama ya!
Untuk lebih jelasnya, perbedaannya diantaranya:
Anxiety Attack
- Disebabkan oleh adanya pemicu yang spesifik (tekanan dari pekerjaan, permasalahan hubungan, ujian, dan lain-lain)
- Diawali oleh seseorang yang merasa cemas yang kemudian terus meningkat intensitasnya
- Karena berkaitan dengan pemicu spesifik, cenderung terjadi dan berlanjut pada kondisi yang sama
- Jantung berdegup kencang saat cemas
Panic Attack
- Tidak memiliki penyebab yang jelas
- Datang secara mendadak, baik saat seseorang sedang dalam kondisi tenang atau cemas sekalipun
- Gejalanya memuncak setelah 10 menit dan mereda setelah 30 menit, namun efeknya bisa bertahan lebih lama
- Memiliki ketakutan yang intens yang membuat seseorang merasa hilang kendali hingga merasa ingin mati
Nah, sekarang kamu sudah tahu bedanya. Tapi, kira–kira apa gejala dan penyebabnya?
Gejala yang dialami satu orang dengan orang lainnya mungkin akan berbeda. Ada yang hanya mengalami gejala kecemasan ringan, dan ada juga yang merasa terpengaruh secara intens.
Secara umum, gejala yang ditimbulkan dapat meliputi ketakutan pada sesuatu yang akan terjadi, kesulitan tidur, mulut kering, pusing ringan, sakit kepala, tekanan otot, mual, jantung berdegup kencang, berkeringat, gemetaran, hingga masalah dalam berkonsentrasi.
Kemudian hingga saat ini, penyebab terjadinya gangguan ini masih belum diketahui. Namun, telah diketahui sejumlah pemicu yang dapat menyebabkan anxiety attack yang akan Riliv jelaskan, diantaranya:
1. Sejumlah gangguan kecemasan (anxiety disorder) dapat memicu anxiety attack
Beberapa gangguan kecemasan dengan gejala tertentu dapat menyebabkan apa yang kita kenal sebagai anxiety attack, seperti:
- Gangguan Kecemasan Umum, yang ditandai dengan kekhawatiran yang teramat besar tanpa penyebab spesifik
- Obsessive-Compulsive Disorder (OCD), yang meliputi obsesi dan kompulsi yang mengganggu dan sulit dikendalikan serta menyebabkan tekanan yang signifikan
- Gangguan Kecemasan Social, kondisi yang meliputi kondisi seseorang dengan self-conciousness secara berlebihan dan ketakutan akan kehidupan sosial
- Fobia terhadap sesuatu, ditandai dengan ketakutan yang besar dan intens terhadap suatu objek atau situasi
2. Berbagai ancaman yang dirasakan namun tidak spesifik
Sesuatu yang tidak pasti atau bahkan tidak diketahui dapat menjadi pemicu kecemasan.
Bayangkan bila kamu akan melakukan presentasi di depan 10.000 audiens, mungkin kamu akan merasa gelisah dan tidak tenang karena memikirkan banyak kemungkinan buruk yang sebenarnya belum tentu terjadi.
Anxiety attack seperti ini berkorelasi dengan kemungkngan–kemungkinan yang akan mengancam dirimu, seperti kekhawatiran lupa dengan apa yang ingin disampaikan atau ketakutan ditertawakan banyak orang karena kesalahanmu.
Tidak disebabkan oleh ancaman yang spesifik, melainkan datang dari pikiranmu yang menduga-duga beberapa kemungkinan ancaman atau bahaya dari suatu situasi yang belum dialami.
Kamu tidak perlu takut, gejala anxiety attack seperti ini sifatnya wajar dan alamiah, bahkan bisa menguntungkan untuk kamu. Kamu menjadi banyak melakukan persiapan dan antisipasi dari kemungkinan ancaman yang mungkin terjadi.
3. Ancaman yang berasal dari situasi spesifik
Photo by Lacie Slezak on Unsplash
Apa yang orang katakan sebagai serangan panik terkadang menjadi normal, sebab hal tersebut merupakan reaksi alamiah kita terhadap berbagai lika–liku kehidupan yang membuat kita merasa cemas. Seperti contohnya:
- Memasuki fase menjadi orang tua
- Mendapatkan posisi baru di suatu pekerjaan
- Kekhawatiran terhadap keuangan
- Melangsungkan pernikahan dan perceraian
- Melaksanakan ujian atau interview
- Konflik dan pertikaian di dalam suatu hubungan, dan lain sebagainya
Anxiety attack yang dirasakan dari peristiwa–peristiwa di atas mungkin dapat bertahan sementara, namun tetap muncul dan mengganggu ketika peristiwa tersebut dialami kembali.
Jika kecemasan dalam peristiwa tersebut selalu sulit untuk kamu atasi kecemasannya, mencari pertolongan professional tentu dapat membantu.
Meski anxiety attack tidak separah panic attack, kita harus tetap waspada dan mengenali apa sih penyebabnya dan gejala yang ditimbulkan.
Berlatih mindfulness dan melakukan meditasi dapat diterapkan untuk menenangkan pikiran dan mengontrol kecemasan kita. Jangan takut juga untuk menghubungi profesional jika kamu merasa tidak dapat menanganinya sendiri.
Semoga kamu selalu baik–baik saja. Keep healthy and have a nice day!
Referensi:
- Vandergriendt, Carly. (2019, 30 September). What’s the Difference Between a Panic Attack and an Anxiety Attack?. https://www.healthline.com/health/panic-attack-vs-anxiety-attack. Diakses pada 22 September 2020 pukul 22:00 WIB
- Davis, Kathleen. (2018, 5 November). How to recognize an anxiety attack. https://www.medicalnewstoday.com/articles/307863. Diakses pada 22 September 2020 pukul 22:00 WIB.
- Ankrom, Sheryl. (2020, 18 September). What Is an Anxiety Attack?. https://www.verywellmind.com/what-is-an-anxiety-attack-2584253. Diakses pada 22 September 2020 pukul 22:00
Ditulis oleh Nyoman Triananda.