Kesehatan Mental – Beberapa tahun terakhir, topik soal kesehatan mental jadi banyak dibahas, khususnya di media sosial. Hal ini pastinya nggak terlepas dari peran para influencer. Sebut aja Awkarin (Karina Novilda) yang secara terbuka cerita soal dirinya mengalami bipolar disorder di sebuah channel YouTube.
Sayangnya, isu ini masih sering dianggap sepele, khususnya di Indonesia. Mulai dari anggapan bukan penyakit sesungguhnya sampai para penyandang dianggap kurang iman dan bersyukur. Seiring meningkatnya kesadaran soal isu ini, banyak juga bermunculan orang yang buru-buru self diagnose. Cuma bermodal informasi dari internet atau orang terdekat, terus langsung bisa ambil kesimpulan soal gangguan yang dialami. Padahal diagnosis cuma bisa dikasih sama ahli profesional seperti psikolog atau psikiater.
Jadi, meskipun isu ini udah banyak dibicarakan tapi pemahamannya masih belum maksimal. Hmmm, emang ada apa lagi sih yang harus kita tahu tentang ini? Daripada penasaran, yuk langsung simak aja info selengkapnya!
Kesehatan Mental
Pasti kamu udah familiar sama topik kesehatan mental, tapi apa kamu yakin udah benar-benar paham? Hmmm, apakah ini sama seperti kesehatan jiwa? Ketenangan batin? Atau pikiran yang damai? Oke, kita simak dulu yuk pengertiannya!
Menurut World Health Organization (WHO), kesehatan mental adalah kondisi sejahtera mental dimana memungkinkan seseorang buat mengatasi tekanan hidup, menyadari kemampuannya, bisa belajar dan bekerja dengan baik, dan berkontribusi pada lingkungan. Kemudian, dilansir dari APA Dictionary of Psychology, merupakan kondisi pikiran yang ditandai oleh kesejahteraan emosional, penyesuaian perilaku yang baik, bebas dari cemas dan gejala yang melemahkan (relatif), dan mampu untuk membangun hubungan yang konstruktif serta mengatasi tuntutan dan tekanan hidup. Sementara itu, Kementerian Kesehatan RI bahwa ini adalah cara yang dapat digunakan manusia untuk menghadapi berbagai tantangan hidup. Hal itu juga meliputi berhubungan positif dengan orang lain di sekitarnya.
Gimana, udah mulai paham? Hmmm atau masih agak bingung? Coba kita sederhanakan dulu yuk!
Jadi, kalau dari pengertian-pengertian tadi bisa kita sebut kesehatan mental dengan kodisi yang baik itu berarti bisa mengatasi tekanan dalam hidup, meskipun kita tau hidup itu pasti selalu ada masalah tapi tetap ada kemauan buat berjuang. Selain itu juga sadar sama kemampuan yang dimiliki, bisa kerja dan belajar dengan baik, bisa membangun hubungan sama orang lain, bahkan sampai bisa kontribusi buat sekitarnya. Sedangkan kondisi yang kurang baik yaitu ketika terjadi kebalikan dari hal-hal tadi dan bikin kualitas hidupmu jadi menurun. Jadi, punya kondisi mental yang sehat penting banget buat setiap orang karena bisa berdampak ke segala hal.
Terus kalau emang penting, kenapa baru banyak dibahas akhir-akhir ini? Emangnya dulu nggak ada yang bahas sama sekali, ya?
Nah, buat tau jawabannya lanjut scroll ya!
Kesehatan Mental dari Masa ke Masa
Kalau bahas soal perkembangan isu ini, pasti nggak terlepas dari pandangan-pandangan masyarakat di setiap masa. Mulai dari awal kemunculannya yang dianggap sebagai gangguan makhluk gaib sampai gangguan fisik. Tapi di setiap masa itu kayak gimana sih perkembangannya? Daripada penasaran, yuk baca artikelnya sampai selesai!
1. Zaman Purba
Di zaman ini, manusia masih belum kenal sama budaya dan minim logika. Jadi belum dianggap sebagai sesuatu yang penting. Hal ini bisa dilihat dari anggapan kalau orang yang mengalami gangguan berarti mendapat kutukan, pengaruh roh jahat, guna-guna dan lainnya. Selain itu, penanganannya juga masih kurang baik, mereka akan dibunuh atau dibiarkan. Jadi, lambat laun akan meninggal dunia.
2. Peradaban Awal Manusia
Peradaban awal manusia berlangsung sekitar 5000 SM sampai 500 Masehi. Di zaman ini, orang dengan gangguan mental nggak dianggap lagi karena gangguan supranatural. Pengobatan juga udah mulai muncul meskipun teknik pengobatannya dilakukan tukang sihir, upacara, dan persembahan. Hal-hal ini berkembang di Mesir, Cina, Persia, Cina, India, sampai Yunani.
Tahun 460 SM ada seorang dokter ahli dari Yunani kuno bernama Hipokrates, yang sekarang dikenal sebagai ‘Bapak Kedokteran’, menjelaskan bahwa gangguan tersebut berasal dari alam (natural). Jadi perlu diobati juga secara natural seperti diet, mandi, dan sebagainya. Selain itu, Gelanus, seorang dokter Yunani pada zaman Kekaisaran Romawi juga punya pendapat kalau gangguan ini berasal dari emosi manusia.
3. Abad Pertengahan
Di masa ini, pandangan soal kesehatan mental ada kemunduran. Orang-orang menganggap gangguan tersebut adalah kutukan dari Tuhan jadi harus disembuhkan pakai jimat. Di masa ini juga berkembang pandangan demonologi (kekuatan setan) yang bikin masyarakat semakin yakin. Mirisnya, orang yang mengalami gangguan mental di masa ini mendapat perlakuan yang nggak layak, misalnya disiksa, dihukum, diusir, bahkan dijual.
4. Abad 8
Masuk di abad ke-8, pandangan tentang isu ini mulai berkembang lagi. Didukung juga dengan banyak ajaran berbagai agama dan kepercayaan mulai meningkat, bikin pandangan masyarakat lebih positif sama isu ini. Ada salah satu agama yang memunculkan teori psikiatri dan pengobatan buat orang gangguan jiwa. Seiring berkembangnya teori ini juga mulai dibangun rumah sakit psikiatri khusus di Baghdad, Persia, dan Rahazes.
5. Era Modern
Di era ini, banyak sekali ahli yang memberikan kontribusi terhadap isu kesehatan mental. Mulai dari Benyamin Rush yang bikin artikel buat koran atau menyebarkan info soal isu ini di berbagai pertemuan.
Terus ada juga dua orang hebat yakni Dorothea Lynde Dixdan dan Clifford Whittingham Beers yang berusaha kasih akses pengobatan buat masyarakat menengah kebawah. Awalnya fokus buat pasien mental di rumah sakit sampai bisa menangani pasien di penjara. Bahkan berhasil mendirikan 32 rumah sakit jiwa.
Nggak sampai disitu aja, gerakan terkait isu ini juga mulai muncul, lho! Mulai dikembangkan oleh Clifford Whittingham yang dikenal punya banyak pengalaman dalam bidang pencegahan dan pengobatan gangguan mental dengan cara yang sangat manusiawi. Sampai akhirnya beliau dinobatkan sebagai The Founder of The Mental Hygiene Movement .
Tahun 1950, organisasi kesehatan mental terus bertambah, mulai dari berdirinya National Association For Mental Health yang bekerjasama dengan tiga organisasi lain yaitu National Committee For mental Hygiene, National Mental Health Foundation, dan Psychiatric Foundation. Selain itu ada juga gerakan lain yang dikembangkan lewat The World Federation For Mental Health dan The World Health Organization.
Kenapa Kesehatan Mental Penting Banget?
Kesehatan mental sama pentingnya seperti fisik, karena punya pengaruh besar buat menjalani kehidupan khususnya kehidupan sosial. Orang yang sehat mental bisa lebih produktif, komunikasinya jadi lebih baik, lebih mudah bersosialisasi dan punya hubungan yang sehat juga sampai bisa kasih kontribusi buat lingkungan sekitar. Selain itu, Orang yang sehat mental punya risiko lebih rendah buat terkena penyakit kronis seperti stroke, penyakit jantung, dan lainnya. Sejalan sama ungkapan satu ini, ya!
“Di dalam tubuh yang sehat ada jiwa yang kuat”
Orang yang sehat mental juga punya kemampuan buat memaksimalkan potensi diri dan mampu berpikir lebih positif dan jernih. Memang punya pikiran yang terus-terusan positif dan jernih itu nggak mudah tapi orang yang sehat mental lebih cepat bisa berpikir seperti itu pas masalah lagi datang. Nggak cuma buat orang dewasa tapi juga penting buat semua orang, mulai dari anak-anak, remaja, bahkan lanjut usia.
Melihat tentang pentingnya hal ini, jadi bikin sadar kalau ini jadi salah satu bagian dari diri kita yang harus dijaga. Hmmm, tapi kamu udah tau belum cara jaga kesehatan mental? Hmmm, yakin cukup dengan healing kayak pergi ke pantai atau naik gunung aja? Yuk lanjut scroll buat cari tau jawbannya!
Gimana Cara Menjaganya?
Kita udah tau nih mulai dari sejarahn sampai betapa pentingnya kesehatan mental buat dijaga. Ada beberapa cara yang bisa kamu coba juga nih buat menjaganya, yuk simak bareng-bareng!
1. Cerita Sama Orang Terpercaya
Cerita ke teman, keluarga, atau pasangan tentang masalah atau hal yang lagi kamu rasakan itu bisa membantu, lho! PIlih orang yang dipercaya dan kamu merasa bisa terbuka sama dia tanpa takut di judge. Tapi kalau kamu merasa nggak punya orang tersebut, nggak perlu khawatir. Kamu bisa coba konsultasi sama ahli profesional seperti psikolog di Riliv. Kamu nggak perlu khawatir bakal di judge atau ceritamu bocor karena seorang ahli pasti punya kode etik pada pasiennya. Jadi kamu juga bisa lebih tenang karena saran yang diberikan dari ahli akan menyesuaikan sama kebutuhanmu.
2. Do What You Love!
Kamu bisa lakukan kegiatan yang bermakna dan kamu suka, supaya bisa merasa lebih senang. Misalnya quality time masak sama ibu, meditasi di kamar dengan nyaman, main sama hewan peliharaan, jalan-jalan ke taman, baca buku, dan lainnya. Punya kegiatan yang kamu sukai dan bikin happy bisa bikin kesehatan mentalmu jadi lebih baik.
3. Jaga Kesehatan Fisik
Seperti yang udah dibahas sebelumnya kalau kesehatan fisik juga berkaitan sama kesehatan emntal. Cukup menyempatkan olahraga 30 menit setiap hari aja, lho! Kamu bisa pilih olahraga favorit misalnya berenang, lari, yoga, bersepeda, atau yang lainnya. Selain olahraga, penting juga buat jaga pola makan dengan asupan nutrisi seimbang. Dan yang nggak kalah penting yaitu istirahat yang cukup. Dengan rajin olahraga dan makan teratur otomatis jam tidur juga ikut teratur. Karena jam tidur yang kurang itu bisa memicu banyak gangguan lain, misalnya stres akibat insomnia.
Selain melakukan berbagai cara tadi, kamu juga bisa rutin memantau kondisi kesehatan mental. Hal ini dilakukan supaya kamu tau pola bagaimana kondisinya secara teratur. Sat kamu udah tau polanya, kamu bisa lebih paham sama kebutuhan mentalmu dalam berbagai situasi. Buat memantaunya bisa gunakan berbagai cara mulai dari journaling hingga mengisi worksheet. Di Riliv, kamu bisa dapetin berbagai Mental Health Kit secara GRATIS. Nggak cuma itu, kamu juga bisa download ratusan ebook & akses video tutorial dari ahli. Selalu ada banyak cara sederhana yang bisa kamu lakukan secara mandiri. Yuk, coba sekarang!
Menjaga kesehatan mental adalah tanggung jawab setiap orang. Karena sehat mental dimulai dari diri sendiri.
Referensi:
Kesehatan Mental Pengguna Media Sosial pada Remaja : Studi Deskriptif Kuantitatif. repository.uir.ac.id
Sejarah Perkembangan Kesehatan Mental. media.neliti.com
Materi KIE (Komunikasi, Informasi, Edukasi) untuk remaja terkait kesehatan mental.unicef.org/indonesia
6 ways to take care of your mental health and well-being this World Mental Health Day. who.int
Pengertian Kesehatan Mental. promkes.kemkes.go.id
Memahami Kesehatan Mental dan Cara Menjaganya. alodokter.com
Sejarah Kesehatan Mental di Dunia, Jenis Gangguan yang Masih Dianggap Tabu. merdeka.com
Mental health: strengthening our response. who.int
APA Dictionary of Psychology. dictionary.apa.org