Arti kebahagiaan- “Jangan lupa bahagia.” Itu kata orang-orang saat kamu sedang galau. Tapi, pernahkah kamu berpikir, apa sih, arti bahagia itu sebenarnya?
Terkadang, kita lebih memilih untuk merasa sedih, karena rasanya lebih lama daripada berbahagia, ‘kan? Memang benar, lho, karena kesedihan adalah emosi yang memerlukan waktu terlama untuk hilang, yaitu 120 jam!
Sedangkan, tak jarang kebahagiaan terasa sebentar saja, hanya ‘in the moment‘ atau hadir pada saat itu juga. Bahkan, ada teori kebahagiaan yang namanya ‘set-point theory‘, yaitu kebahagiaan seseorang yang meningkat akibat peristiwa hidup tertentu, misalnya memenangkan lotere atau membeli rumah, akan kembali pada keadaan semula setelah beberapa waktu.
Hmm… jadi, meraih kebahagiaan itu merupakan sesuatu yang mustahil, ya? Apalagi, untuk kamu yang sedang galau-galaunya.
Eits, jangan berpikiran seperti itu dulu! Bersama Riliv, mari kita jauhi kegalauan dengan mengenal arti kebahagiaan yang sebenarnya.
Bahagia itu apa, sih?
Kita tahu kalau bahagia itu adalah perasasan senang atau tenang yang disebabkan oleh suatu hal. Namun, apa, sih, definisi dari ‘bahagia’ itu sendiri?
Mendefinisikan kebahagiaan itu bukan hal yang mudah, karena setiap orang pastinya memiliki pemahaman yang berbeda-beda tentang itu. Bahkan, hingga kini, para peneliti kesulitan untuk memasukkan ‘bahagia’ ke dalam satu definisi saja, lho. Maka dari itu, mereka memunculkan istilah bahagia yang sedikit saintifik, yaitu ‘subjective well-being‘.
Lebih dari sekadar definisi, subjective well-being adalah model untuk mengukur evaluasi kognitif dan afektif seseorang mengenai beberapa aspek dalam hidup mereka, misalnya seberapa bahagia mereka dalam merespons suatu peristiwa hidup.
Pada dasarnya, subjective well-being berfokus pada dua komponen, yaitu keseimbangan antara emosi positif dan negatif dan kepuasan akan berbagai aspek dalam hidup.
Hmm, masih belum paham, nih, tentang arti kebahagiaan. Tidak apa-apa, sebentar lagi kamu akan paham, kok.
Terdapat dua jenis kebahagiaan—hedonia dan eudaimonia
Karena terdapat banyak sekali pengertian mengenai kebahagiaan, Riliv meminjam pembagian kebahagiaan dari Aristoteles, ya. Menurut filsuf Yunani itu, kebahagiaan memiliki dua jenis, yaitu hedonia dan eudaimonia.
- Hedonia: Kebahagiaan hedonis adalah kebahagiaan yang berasal dari kesenangan. Biasanya, kebahagiaan ini muncul ketika kamu melakukan sesuatu yang membuatmu merasa enak, yang memenuhi keinginganmu; hal-hal semacam itu.
- Eudaimonia: Berbeda dengan hedonis, eudaimonia adalah kebahagiaan yang berasal dari mencari arti dan kebajikan hidup. Kamu akan bahagia secara eudaimonis kalau telah menemukan tujuan hidupmu, melaksanakan tanggung jawab, dan peduli terhadap kesejahteraan orang lain.
Yup, bisa ditebak, Aristoteles menganggap eudaimonia sebagai kebahagiaan sebenarnya, karena baginya, bahagia berarti mencapai segala hal yang membuat kehidupan seorang manusia menjadi semakin kaya.
Nah, dari kedua jenis bahagia tersebut, kamu juga bisa tahu kalau kebahagiaan itu bukanlah sifat kepribadian, tetapi suatu keadaan yang lebih stabil daripada perasaan senang. Yap, kalau kamu merasa senang, seperti menerima pujian atau bertemu pacar, hal-hal itu akan lebih cepat hilang daripada perasaan bahagia.
Memang sedikit ribet, ya, menentukan arti kebahagiaan. Oke, sekarang waktunya pindah ke pertanyaan, “Apa penyebab kebahagiaan?”
Kebahagiaan disebabkan oleh banyak hal
Ada beberapa faktor yang menyebabkan kebahagiaan dalam diri seseorang, mulai dari pendapatan, kesehatan, nilai moral, hingga hubungan dengan teman dan keluarga.
Semua ini dapat membuat seseorang menjadi bahagia. Namun, banyak penelitian menemukan bahwa hubungan yang baik dengan orang lain adalah komponen terpenting dalam menentukan kebahagiaan, lho.
Ya, kalau kamu bahagia dalam hubungan dengan teman, keluarga, pacar, atau pernikahan, maka kamu akan cenderung lebih bahagia juga.
Apalagi, selama pandemi yang serba membatasi ini, arti kebahagiaan telah mengalami pergeseran makna—dari bahagia kalau memiliki rumah yang lebih besar atau bepergian ke luar kota ke hubungan yang baik antar sesama.
Tapi, kalau kebahagiaan kita berasal dari hubungan dengan orang lain, apakah bahagia secara mandiri itu memungkinkan? Mungkin, dong! Kamu bisa mulai untuk berbahagia dengan cara ini….
Berbahagia itu mudah—kamu bisa mulai dari sini
Temukan tujuan hidupmu
Yup, hal ini erat kaitannya dengan salah satu jenis kebahagiaan yang dikemukakan oleh Aristoteles, eudaimonia. Katanya, kalau kamu memiliki tujuan dalam hidup, kamu akan lebih mudah untuk merasa bahagia.
Kamu tidak perlu mencari tujuan hidup yang besar atau mulia. Fokuslah kepada dirimu sendiri dan orang lain di sekitarmu. Bertanyalah kepada dirimu: “Apa passion-ku?” atau “Apa hal-hal kecil yang bisa kulakukan untuk orang lain?”
Alih-alih berpikir mengenai uang atau status sosial yang bersifat sementara, menemukan tujuan hidup yang berasal dari kepedulianmu akan mendorongmu untuk berkembang lebih jauh sebagai seorang individu.
Jangan lupa bersyukur
Salah satu ‘penyakit’ yang dimiliki oleh manusia adalah perasaan tidak pernah puas. Padahal, kalau dipikir-pikir lagi, ada banyak hal yang dapat disyukuri dalam hidup.
Sebelum tidur, cobalah tulis hal-hal yang patut kamu syukuri pada hari itu di sebuah jurnal. Menurut sebuah studi, partisipan yang menulis hal-hal yang mereka syukuri memiliki emosi positif yang meningkat daripada mereka yang menulis mengenai kehidupan sehari-hari, lho.
Terapkan hidup sehat
Olahraga adalah kunci dari sehat fisik dan mental! Kalau kamu bukan termasuk seseorang yang suka berolahraga, tidak apa-apa. Luangkan saja waktu 10-30 untuk jalan-jalan atau setidaknya menggerakkan tubuhmu untuk merasa lebih bahagia.
Selain olahraga, tidur yang berkualitas juga dapat berperan dalam level kebahagiaan yang meningkat, lho! Ada papatah bahasa Inggris, ‘woke up on the wrong side of the bed‘, yang artinya ‘wah, kamu pasti bad mood, ya’.
Tak jarang, ‘kan, kamu juga merasa bad mood seharian kalau tidurmu terganggu? Nah, kamu bisa tidur nyenyak dan nyaman melalui meditasi Riliv Lelap, khusus dengan konten suara hujan, cerita tidur, dan musik pengantar tidur.
Setelah mengetahui arti kebahagiaan, semoga kamu tidak galau lagi, ya. Jangan lupa bahagia, juga mendapatkan tidur yang berkualitas!
Referensi:
- positivepsychology.com. What is Happpiness and Why Is It Important?
- verywellmind.com. What is happiness?
- health.com. What Does It Really Mean to Be Happy? 6 Experts Explain
Ditulis oleh Adinda Mauradiva.
Baca Juga:
Gaslighting Berbahaya, Ini Tanda Pasanganmu Gaslighter!