Berantem dengan Anak – Sering berantem dengan anak? Jadi orang tua yang sabar ya, anak-anak yang memiliki hubungan emosional yang kuat dengan orang tua mereka lebih mudah untuk didisiplinkan. Ketika anak-anak merasa aman dan dicintai, mereka akan lebih mudah menerima dialog dan mendengarkan sebelum konflik meningkat menjadi amarah. Yuk baca cara mempraktikkan disiplin positif dari Riliv yang tidak melibatkan amarah. Simak ya!
Kendalikan dirimu, jangan sampai berantem dengan anak
Kontrol dirimu sebelum kamu kehilangan kendali dan angkat suara. Dengan menjauh dari zona konflik selama beberapa saat, kamu memberi dirimu kesempatan untuk menilai kembali dan bernapas dalam-dalam akan membantu kamu tenang. Ini juga mengajarkan anak-anakmu tentang batasan dan mengelola emosi yang kuat dengan cara yang sehat.
Untuk mencegah berantem dengan anak, bicarakan tentang hal baik
Kemarahan adalah perasaan normal seseorang. Dengan mengontrol emosi, kamu mengajar anak-anakmu bahwa mereka semua adalah bagian dari repertoar atau perilaku manusia. Bicarakan tentang perasaanmu dan dorong anak-anakmu untuk melakukan hal yang sama. Ini akan membantu mereka mengembangkan sikap hormat terhadap diri sendiri dan orang lain dan membentuk hubungan yang sehat dalam hidup.
Atasi perilaku buruk dengan tenang tetapi tegas!
Anak-anak terkadang berperilaku tidak pantas. Itu bagian dari pertumbuhan. Berbicaralah dengan mereka dengan cara tegas yang membuat martabat mereka tetap utuh tapi jelaskan bahwa perilaku tertentu tidak dapat ditoleransi. Turun lihat mata mereka daripada berbicara kepada mereka dari atas. Pada saat yang sama, ingatlah untuk mengakui perilaku saling menghormati dan carilah pemecahan masalahnya.
Gunakan konsekuensi, tetapi jangan mengancam!
Menurut Barbara Coloroso, penulis “Kids Are Worth It !” menggunakan ancaman dan hukuman menciptakan banyak perasaan marah, dendam, dan konflik. Dalam jangka panjang, perasaan itu mencegah anakmu untuk mengembangkan disiplin batin.
Jadi ketika kamu berantem dengan anak, jangan gunakan ancaman, hukuman menghina dan mempermalukan anak-anak. Karena itu membuat mereka merasa tidak aman. Tapi berikan konsekuensi yang mengarah pada perilaku tertentu tetapi disertai dengan peringatan yang adil (seperti mengambil mainan setelah menjelaskan bahwa mainan itu untuk bermain, bukan untuk memukul). Itu membantu anak-anak membuat pilihan yang lebih baik.
Nah, jadi gitu! Jika masih bingung bagaimana sih cara memahami anakmu, kamu bisa memanfaatkan aplikasi konseling online Riliv untuk curhat online! Ingat ya, seseorang yang mengunjungi psikolog itu bukan orang yang gila. Tetapi mereka adalah orang yang memerlukan seseorang untuk menjadi tempat ceritanya dan membantu mengatasi masalahnya.
Disadur dari:
- https://www.healthline.com/health/parenting/yelling-at-kids#alternatives
Written By Dessyafa Aulia Wardana
Baca juga:
Warning! Insomnia, Ciri-Ciri Anxiety Disorder Berbahaya!