Dampak burnout pada pekerjaan – Bukan rahasia lagi bila burnout menjadi masalah psikologis terbesar yang dihadapi oleh karyawan, siapapun dan apapun jabatannya.
Namun bagaimana dengan dampak burnout bagi perusahaan? Apakah hal ini bisa berdampak pada kerugian masif perusahaan?
Riliv for Company sebagai penyedia layanan peningkatan produktivitas karyawan akan menjabarkan dampak burnout pada pekerjaan bagi perusahaan.
Kerugian yang tak terlihat justru lebih membahayakan perusahaan.
Setidaknya mulai Mei 2019, burnout diklasifikasikan sebagai kondisi mental oleh WHO. Karyawan yang mengalami burnout pun mengeluarkan biaya organisasi yang signifikan.
Mereka lebih cenderung mengambil cuti sakit atau mencari pekerjaan lain. Secara langsung, hal ini mempengaruhi tingkat turnover perusahaan.
Akibatnya? Biaya rekrutmen harus dikeluarkan, pun jika perusahaan sudah berinvestasi pada karyawan, maka investasi tersebut akan hangus.
Belum lagi jika perusahaan harus mengeluarkan biaya pelatihan yang sama.
Mengkaji ulang budaya dan lingkungan kerja di perusahaan Anda
Karyawan yang kesulitan biasanya merupakan karyawan yang sering terlibat dan produktif di kantor sehingga perusahaan akan kesulitan jika kehilangannya.
Tingkat produktivitas tinggi namun tidak didukung bantuan psikologis atau layanan yang mendukung kebahagiaan karyawan tentunya akan menghambat karyawan untuk bisa terus persisten dalam bekerja.
Belum lagi jika karyawan tersebut adalah manajer atau atasan yang berdampak luas pada kinerja, perencanaan, hingga kolaborasi dengan klien tertentu. Kerugian pun sangat besar.
Budaya perusahaan juga perlu dikaji ulang jika banyak yang mengalami burnout. Aspek lain seperti kepuasan kerja atau pengalokasian tenaga yang tidak efisien bisa menjadi masalah besar.
Kepedulian perusahaan sangat berpengaruh terhadap permasalahan burnout. Banyak penelitian menunjukkan bahwa karyawan yang burnout sangat berharap perusahaan dapat memberikan bantuan, seperti layanan psikologis atau pun sekadar kepedulian dari manajer.
Mengatasi dampak burnout pada pekerjaan sebagai atasan atau HR
Jika Anda adalah anggota pimpinan perusahaan atau tim HR, kamu dapat melakukan beberapa hal seperti:
1. Menyadari dampak burnout pada pekerjaan
Berikan saran dan pembekalan kepada manajer tentang cara mengelola kelelahan karyawan. Mengorganisir lokakarya di seluruh perusahaan mungkin merupakan ide yang bagus, sehingga Anda bisa mendapatkan wawasan tentang burnout dari psikolog dan pelatih ahli.
2. Mengubah jadwal kerja karyawan
Promosikan jadwal kerja yang sehat. Jika Anda memperhatikan bahwa pada jam 9 malam, kantor masih ramai dengan orang-orang yang datang pada jam 8 pagi, inilah saatnya untuk berbicara dengan para eksekutif dan menginformasikan mereka tentang biaya dan dampak burnout pada pekerjaan karyawan.
Kami memahami jika mungkin hal tersebut berdampak pada peningkatan produktivitas, namun sampai seberapa lama karyawan dapat bertahan dengan pola kerja yang sedemikian rupa?
3. Meningkatkan budaya perusahaan
Jika budaya perusahaan Anda transparan dan pemimpin perusahaan memberi penghargaan kepada karyawan, mendukung semua orang, serta menghargai keseimbangan kerja/hidup, burnout karyawan akan lebih mudah dicegah.
Bangun budaya sehat yang mengakui nilai waktu liburan, jadwal fleksibel, dan kerja tim dapat membantu mengurangi dampak burnout pada karyawan. Hal itu juga akan mengurangi efek karyawan yang sering cuti dan keluar masuk perusahaan Anda.
4. Membuka kerjasama dengan organisasi kesehatan mental
Bicaralah dengan VP dan eksekutif lainnya untuk mengusulkan solusi, seperti program bantuan karyawan, layanan konseling, atau sesi terapi yang tercakup dalam polis asuransi perusahaan.
Perusahaan Anda bisa mendapatkan program kesehatan mental seperti Riliv for Company. Mulai dari asesmen kesehatan mental, konten self help bahagia, hingga konseling psikologi yang berpengalaman bisa Anda dapatkan langsung dari satu pintu saja.
Jika Anda adalah seorang manajer dalam tim, maka Anda bisa melakukan hal ini
1. Memberi karyawan peran dan tanggungjawab dengan jelas
Dimulai dengan deskripsi pekerjaan hingga berterus terang tentang ekspektasimu. Uraikan semua tugas untuk setiap peran dan diskusikan dengan anggota tim untuk mengurangi kebingungan.
Jika peran harus berubah, libatkan anggota tim dalam prosesnya. Hindari mendelegasikan pekerjaan di luar tanggung jawab setiap orang tanpa memberi mereka kebebasan untuk mengatakan tidak terutama ketika proyek datang dari tim atau departemen lain.
Tim Anda perlu tahu bahwa Anda akan mendukung mereka jika mereka menolak untuk melakukan tugas yang seharusnya bukan menjadi tugas mereka. Terlebih jika karyawan yang bersangkutan telah menunjukkan ciri-ciri burnout.
2. Mengadakan pertemuan dengan teratur dan berusaha untuk bersimpati
Bertemu dengan tim secara teratur dapat mencegah dampak burnout. Hal ini bisa membantu membangun budaya transparan dan bebas untuk berekspresi.
Anda bisa membuat 1:1 untuk menanyakan produktivitas hingga hal yang perlu dibenahi.
Jangan lupa memberikan umpan balik positif dan konstruktif kepada mereka.
3. Menjadi pendengar yang baik bagi karyawan
Pastikan pintu di kantor Anda dapat terbuka bagi siapapun. Jadilah pendengar yang baik dan dorong tim untuk membagikan pemikiran dan ide mereka.
Jangan menutup atau meremehkan mereka bahkan ketika mereka membuat kesalahan. Bersikaplah jujur dan transparan serta dorong anggota tim untuk melakukan hal yang sama.
4. Tidak menghubungi di luar jam kerja yang sudah ditetapkan
Hal ini cukup sulit untuk dilakukan di Indonesia. Namun menghormati kehidupan tim di luar pekerjaan bisa membantu mereka menghormati Anda sebagai atasan dan fokus pada pekerjaan dengan lebih detil.
Keadaan darurat terjadi dan wajar jika kita semua meluangkan waktu beberapa jam lagi untuk kasus ini. Tetapi ini seharusnya tidak menjadi norma.
Pastikan karyawan benar-benar menggunakan waktu liburan yang telah ditentukan agar mencegah terjadinya burnout.
5. Tidak memaksa karyawan untuk bekerja keras agar tidak kewalahan
Karyawan mengalami buronut akibat bekerja terlalu keras sehingga sering datang terlambat ke kantor. Karyawan mungkin bekerja lebih keras dan lebih keras karena dedikasi mereka, keengganan untuk menolak permintaan bantuan dari rekan kerja, atau dorongan sederhana untuk menunjukkan bahwa mereka adalah pekerja keras.
Cobalah untuk menjelaskan ekspektasi dan bagaimana bisa mendapatkannya dengan tepat dan seimbang tanpa mengorbankan waktu personal mereka.
Jika Anda tertarik untuk mencoba aplikasi peningkatan produktivitas dan efektivitas kerja serta penanganan burnout pada karyawan secara mandiri, kami memiliki solusi terbarukan.
Riliv for Company memiliki program kerjasama Employee Assistance Program sebagai berikut:
- Konseling karyawan langsung melalui chat tanpa harus repot mengatur jadwal bertemu untuk konsultasi psikologi online
- Kelas untuk karyawan dari pakar dunia psikologi, karir, dan mindfulness untuk menemukan performa maksimal dari karyawan Anda
- Konten mindfulness berupa audio guide mindfulness content untuk menciptakan fokus dan keseimbangan dalam bekerja dan beristirahat
- Asesmen psikologis yang terpercaya sehingga Anda bisa memastikan masalah apa yang dihadapi untuk menentukan solusi tepat guna
- Harga terjangkau karena Anda akan langsung mendapatkan semua paket dalam harga yang masuk akal
- Produktivitas terjaga karena karyawan tidak perlu meluangkan waktu pergi atau meditasi yang lama.
Bila Anda tertarik untuk bekerjasama dengan Riliv for Company demi investasi kesehatan mental para karyawan Anda, kontak Taya – 0895-6097-98517 atau Indra 0857-8587-5736 untuk informasi lebih lengkap tentang motivasi karyawan dan peningkatan produktivitas karyawan.
Disadur dari
Ditulis oleh Yuri Mahirta Sari
Baca juga:
Penyebab Burnout: Waspada Tipe Karyawan Ini Mudah Terserang!