Emosi marah – Marah itu normal. Di saat-saat tertentu, marah justru lebih sehat daripada memendamnya. Namun, marah juga bisa bisa membawa dampak negatif jika sulit dikontrol.
Ketika kamu marah, kamu perlu mengontrol emosi marah tersebut. Tenangkan dirimu agar dapat berpikir lebih jernih. Bagaimana caranya?
Riliv punya 7 cara mengontrol emosi marah. Baca dan simpan tulisan ini agar bisa kamu praktikkan kelak!
1. Kenali trigger emosi marah dan cobalah menghindarinya
Marah tidak datang begitu saja. Marah punya trigger, atau pemicu yang menyebabkan kamu marah.
Coba sadari pemicu amarahmu. Misalnya, apakah kamu selalu marah karena terjebak kemacetan? Jika iya, kemacetan adalah salah satu pemicu amarahmu. Dari situ, kamu bisa mengambil tindakan. Contohnya kamu bisa mengambil rute lain atau menyesuaikan jadwal agar tidak berkendara di jam sibuk.
2. Tidak perlu memikirkan masa lalu penyebab emosi marah
Kamu mungkin pernah marah karena suatu hal di masa lalu. Lantas, apakah sekarang kamu masih sering mengungkitnya?
Riliv menyarankan agar kamu sebaiknya tidak lagi mengungkit hal tersebut. Jika kamu terus membawa permasalahan di masa lalu yang membuatmu marah, emosi tersebut tidak akan pernah hilang. Emosi marah akan terus berlanjut bahkan menumpuk sehingga jadi semakin sulit dikontrol.
3. Lakukan relaksasi untuk menenangkan diri saat emosi marah datang
Merasa amarahmu semakin sulit dikontrol? Tenang saja. Kamu bisa melakukan relaksasi untuk menenangkan diri ketika merasa marah.
Relaksasi bisa dilakukan dengan beberapa cara. Bernapas secara pelan dan terkontrol adalah salah satu cara yang bisa dipilih. Saat bernapas, perhatikan hitungan napas tersebut.
Selain itu, kamu juga bisa mengingat memori yang menyenangkan untuk menenangkan diri.
4. Ubah cara berpikirmu
Saat marah, kamu cenderung berpikir berlebihan. Padahal, hal yang terjadi sebenarnya tidak seburuk yang kamu pikirkan.
Itulah mengapa penting sekali untuk mengubah cara berpikir ketika marah. Contohnya seperti ini.
- Hindari kata “tidak pernah” dan “selalu”. Misalnya ini nggak akan pernah berhasil atau kamu selalu cari gara-gara. Dua kalimat tersebut membuatmu tidak bisa berpikir lebih luas.
- Beri penekanan pada “aku” untuk memberi penjelasan. Misalnya, katakan aku kecewa karena kamu lupa buang sampah pagi ini, bukannya kamu nggak pernah bersih-bersih.
Baca Juga:
7 Cara Mengosongkan Pikiran, Kepala Fresh Bebas Stress
5. Beri jeda waktu saat ada yang membuatmu marah
Saat suasana mulai memanas, kamu bisa mengambil sedikit jeda sebelum merespon. Tunggu beberapa detik atau menit dan pikirkan baik-baik hal yang ingin kamu katakan.
Mengapa kamu harus menunggu sejenak sebelum berbicara? Sebab, biasanya amarah yang meledak-ledak muncul karena tidak ada kontrol dalam bicara. Besar kemungkinan respon pertama saat situasi panas adalah kata-kata negatif yang memicu amarah. Maka, selalu ingat untuk menenangkan dirimu sebelum bicara!
6. Timeout! Beri waktu untuk diri sendiri saat kondisimu tak baik
Di beberapa situasi seperti hari yang melelahkan dan membuatmu stres, emosi marah bisa muncul. Untuk menghindarinya, kamu bisa menenangkan diri dengan memberi waktu untuk diri sendiri. Istirahatlah meski sejenak.
Beristirahat di hari yang melelahkan bisa melegakan pikiran dan perasaanmu. Maka kamu tak akan lagi merasa kesal atau jengkel, karena kamu sudah bicara pada dirimu sendiri bahwa kamu bisa melewati hari ini.
7. Konsultasi psikologi bisa jadi pilihan
Ada kalanya kamu bingung cara mengontrol emosi marah. Kamu sudah mencoba beberapa cara, tetapi sepertinya amarahmu tak kunjung padam.
Di saat itu, kamu bisa melakukan konsultasi psikologi dengan psikolog online di aplikasi Riliv. Psikolog Riliv bisa membantumu mencari tahu mengapa kamu belum bisa mengontrol emosi marah.
Referensi:
- American Psychological Association. (n.d.). Strategies for controlling your anger: Keeping anger in check. apa.org
- Mayo Clinic Staff. (2020). Anger management: 10 tips to tame your temper. mayoclinic.org
Ditulis oleh Syifa Salsabila Ramadhani
Baca juga: