Kaya bikin bahagia? – Berapa banyak diantara kita yang sepakat kalau uang bisa membeli kebahagiaan? Minimal membeli hal-hal yang bisa bikin kita bahagia deh. Well, sebenarnya prinsip ini tuh bisa benar juga bisa salah tergantung dari sudut pandang dan kepercayaan masing-masing, ya. Tinggal pilih pandangan mana yang paling cocok dengan prinsip hidupmu. Kalau kamu tertarik mempelajari lebih jauh, kamu bisa juga temukan jawaban menarik dari buku The Psychology of Money berikut ini.
Kaya Belum Tentu Bisa Bikin Bahagia
Pernah nggak sih, kalian kepikiran kenapa saat ini banyak diantara kita yang nggak pernah merasa bahagia? Padahal kalau dibandingkan dari tahun-tahun sebelumnya, keadaan finansial secara global cenderung membaik, loh. Hal ini lah yang coba dibahas dalam salah satu bab di buku The Psychology of Money.
Ternyata, meskipun secara global kondisi finansial kita membaik, nyatanya sejak revolusi industri banyak diantara kita yang bekerja dari bermodalkan fisik/tenaga, beralih menggunakan otak. Coba ingat berapa banyak diantara kita yang masih menggunakan tenaga sebagai alat utama bekerja? Tentunya hanya sebagian kecil. Inilah jawaban pertama kenapa kaya belum tentu bisa bikin kita bahagia.
Dengan kecanggihan teknologi yang ada, pekerjaan kita semakin mudah namun juga kompleks disaat bersamaan. Hal ini yang kemudian membuat kita dituntut untuk bekerja lebih keras menggunakan otak dengan menjamurnya pekerjaan pada level manager, pejabat, peneliti, seniman, dan masih banyak sektor jasa lainnya yang mengandalkan otak. Ini artinya, meskipun jam kerja sudah selesai, otak kita masih terus bekerja seolah pekerjaan nggak pernah selesai. Kendali kita atas waktu pun jadi berkurang, dan hidup jadi nggak bahagia.
Selain itu, meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kesehatan mental, membuat banyak diantara kita jadi tergila-gila dengan konsep ‘bahagia’. Kita seperti menjadikannya sebagai kondisi ideal yang seharusnya bisa kita dapatkan dan merupakan gambaran dari tujuan hidup yang sebenarnya. Padahal, menurut psikolog Harvard, Natalia Peart, menjadikan kebahagiaan sebagai tujuan hidup adalah formula yang salah.
Ini kenapa Morgan Housel, penulis buku The Psychology of Money – melihat peralihan fungsi uang sebagai alat pencapai kebahagiaan oleh kebanyakan orang adalah sebuah kesalahan besar. Menurutnya, bukan kaya yang bisa bikin kita bahagia. Melainkan kendali penuh atas kehidupan kita yang bisa didapatkan dari kekayaan. Sebuah perbedaan konsep yang besar dan seringkali dilupakan.
Bedanya Kaya dan Kekayaan
Dalam bukunya, Morgan Housel menjelaskan bahwa hal-hal yang berkaitan dengan uang sebenarnya nggak bergantung pada kecerdasan seseorang. Semuanya bergantung pada perilaku. Dan kondisi atau keputusan terkait uang apapun itu nggak ada yang sebagus dan sejelek kelihatannya. Semuanya rasional dan masuk akal berdasarkan waktu dan kondisi seseorang yang unik-unik.
Dan kali ini menurut pandangannya, kaya bisa bikin bahagia nggak bisa dibenarkan. Karena kaya adalah aset finansial yang merujuk ke seberapa banyak uang yang kamu miliki saat ini. Misalnya seperti barang mewah, jabatan tinggi, karir, dan hal-hal yang berkaitan dengan lifestyle. Sedangkan kekayaan adalah, apa yang nggak terlihat, sebuah aset finansial yang belum diubah menjadi barang ataupun sesuatu yang bisa dilihat secara jelas dengan mata.
Dengan kata lain, bagaimana kita memberikan treatment kepada uang dalam hal ini berkaitan dengan perilaku, bisa menentukan apakah kita kaya atau memiliki kekayaan.
Penjelasannya tentang kaya seperti menggambarkan kondisi yang seringkali kita temui sehari-hari dimana uang digunakan untuk memuaskan hasrat dan keinginan duniawi kita. Sedangkan kekayaan lebih seperti bentuk kerendahan hati untuk tidak membelanjakan uang yang kita miliki untuk tujuan lebih besar. Perilaku ini lebih mendekati dengan beberapa alasan sederhana untuk hidup lebih bahagia dengan tidak terpaku pada material dan merasa cukup dengan apa yang sudah dimiliki.
Tapi merasa cukup bukan berarti kita nggak butuh uang dan kekayaan. Mungkin kamu tetap harus mengejar kekayaan demi mendapatkan dividen tertinggi yang diberikan uang kepada kita. Yaitu kendali penuh atas kehidupan.
Bahagia Ada di Dividen Uang
Dividen pada dasarnya merupakan istilah yang dipakai dalam investasi untuk menjelaskan laba bersih dari sebuah perusahaan. Kalau kekayaan bisa mendatangkan dividen, itu tandanya kita harus hidup berhemat dan mulai memiliki sikap untuk menabung. Kenapa? Karena perilaku berhematlah yang merupakan wujud sesungguhnya dari kekayaan.
Nillai intrinsik terbesar uang adalah kemampuannya memberikan kita kendali atas waktu, dimana uang bisa membeli waktu dan pilihan sebagai gaya hidup yang nggak bisa disaingi dengan barang mewah. Dan bentuk tertinggi kekayaan adalah memegang kendali atas kehidupan. Itulah dividen tertinggi yang diberikan uang kepada kita.
Morgan Housel, dalam buku The Psychology of Money
Dalam hidup yang penuh dengan kejutan, kita seringkali dihadapkan pada berbagai macam kondisi dan pilihan yang berat. Misalnya aja ketika kamu dihadapkan pada kenyataan bahwa beban pekerjaanmu bertambah tapi gaji masih sama. Mungkin kamu akan memilih untuk bertahan meskipun ada banyak alasan untuk resign. Tapi hal ini nggak mungkin kamu lakukan karena kamu tahu, dengan resign akan ada banyak hal yang perlu dikorbankan dan mungkin membuat keluargamu terancam. Karena kamu nggak punya kekayaan, segala hal yang ada disekitarmu akan dengan mudah memberikan kendali atas hidupmu.
Coba bayangkan kalau kamu punya kekayaan- tabungan atau aset finansial yang belum dibelanjakan jadi barang mewah, tentu kamu bisa punya kesempatan untuk seenggaknya berpikir lebih lama. Kamu jadi punya kendali lebih kuat atas hidupmu dengan mungkin aja memilih untuk resign dan mencari pekerjaan lain dengan gaji rendah tapi waktu fleksibel dan beban kerja yang lebih ringan.
Bayanginnya aja pasti udah lebih seneng kan? Seenggaknya kamu jadi punya waktu untuk bernafas dan menjalani hidup sesuai keyakinan. Inilah kekuatan, dividen, dan nilai sebenarnya dari uang.
Karena itu, buat kamu yang percaya kaya bisa bikin bahagia, mungkin kamu perlu meluangkan waktu sejenak untuk merenungkan kembali hubunganmu dengan uang, menjadi kaya dan memiliki kekayaan untuk hidup lebih bahagia, dalam waktu dan kondisimu masing-masing. Karena pada kenyataannya, hal-hal yang berkaitan dengan uang tidak ada yang sebenar-benarnya baik dan jelek. Tapi hal-hal yang berkaitan dengan bahagia, sudah bisa dipastikan nggak bisa jadi tujuanmu dalam menjalani hidup.
Kalau kamu merasa susah untuk merasakan bahagia, cobalah untuk memperbaiki mindset dengan meyakini bahwa bahagia bukan tujuan. Dan bahagia adalah kondisi sesaat, salah satu emosi yang bisa kita rasakan, dan bagian dari kehidupan kita yang tidak menetap. Tapi kalau kamu merasa sudah lama banget nggak merasakan kebahagiaan hingga membuat kamu merasa kesulitan dalam menjalani hidup, jangan ragu untuk hubungi psikolog profesional.