Tidak dapat dipungkiri, kebiasaan yang setiap harinya kita lakukan tentu memiliki kekuatan besar dalam membentuk diri kita. Proses dan hasilnya selalu linear—kebiasaan baik akan membentuk pribadi yang cenderung positif, kebiasaan buruk akan membentuk pribadi yang cenderung negatif. Nah, ternyata orang-orang yang rentan mengalami stres juga punya benang merah dalam perihal kebiasaan, lho.
Kali ini, Riliv akan membahas 5 bentuk kebiasaan yang biasanya dimiliki—mungkin juga secara tidak sengaja dikembangkan—oleh orang yang rentan stres.
Maka dari itu, agar tidak rentan stres, penting bagimu untuk mengenali dan menjauhi kebiasaan-kebiasaan berikut, ya, Dear!
Mengonsumsi minuman berkafein dalam dosis berlebihan
Photo by Negative Space from Pexels
Jangan salah kaprah dulu, ya. Konsumsi kafein dalam jumlah yang sedikit hingga moderat memang dapat meningkatkan energi dan menaikkan mood-mu.
Dilansir dari Mayo Clinic, rata-rata asupan kafein hingga 400 miligram (setara 4 gelas kopi) masih cukup aman untuk dikonsumsi per harinya.
Di sisi lain, kadar konsumsi kafein yang terlalu tinggi dapat menyebabkan efek negatif terhadap kesehatan—yang mana terkait dengan peningkatan kadar kortisol berkepanjangan, yang pada akhirnya dapat menyebabkan stres.
Bukan hanya sekadar menyebabkan stres, konsumsi kafein yang eksesif juga dapat membuatmu terus-terusan ingin mengonsumsinya lebih banyak, mengacaukan mood, mengganggu tidur, hingga menyebabkan masalah-masalah kesehatan lainnya.
Oleh karena itu, tetaplah cermat membatasi konsumsi minuman berkafeinmu, ya. Jangan sampai tahap asupan kafeinmu masuk ke kategori eksesif, lho.
Selalu melihat sisi negatif dari segala hal
Pernahkah kamu mendengar analogi gelas yang berisi air sebanyak ½ dari total volume gelas?
Nah, bagaimana caramu mendeskripsikannya? Setengah kosongkah? Atau, setengah penuh?
Begitu pulalah dengan cara melihat dunia dan hal-hal yang terjadi di dalamnya. Untuk menggunakan kacamata dengan perspektif positif ataupun negatif—hal tersebut sepenuhnya merupakan pilihanmu.
Orang dengan sudut pandang pesimistik cenderung berlarut-larut dalam permasalahan, juga lebih banyak memandang tantangan dari sisi kesulitan dan kemustahilannya. Jika sudut pandang seperti ini terus dibiarkan dan dikembangkan, maka kerentanan terhadap stres juga akan semakin besar.
Saat keadaan tidak seindah ekspektasi dan mulai terasa keruh, izinkanlah dirimu untuk bernapas sejenak. Coba ingatkan dirimu sendiri bahwa segala sesuatu pun akan berlalu. Selain itu, coba ajak juga dirimu untuk menyadari kembali sumber-sumber kebahagiaan dan kebersyukuranmu—sekecil apa pun itu.
Orang yang terlalu terobsesi pada setiap detail dalam hidupnya biasanya rentan stres
Realitas yang ada tidak selalu sesuai dengan ekspektasi kita, bukan?
Dalam hidup, akan selalu ada hal-hal atau kejadian-kejadian yang berada di luar kendali kita—juga, di luar kemauan. Nah, orang-orang yang tidak mampu mengerti dan menerima kenyataan seperti ini akan sangat rentan mengalami stres.
Kebiasaan untuk selalu menuntut kesempurnaan, hingga ke bagian-bagian terkecil dalam hidup pun dapat memicu kecemasan dan stres yang berlebih dalam dirimu. Di sinilah, self-acceptance memainkan peran yang sangat penting.
Dengan memiliki self-acceptance dalam diri, kamu dapat menjalani hari-harimu dengan lebih ringan. Dan tenang saja, self-acceptance dapat dikembangkan kok! Berlatih mindfulness merupakan salah satu gerbang awalnya.
Untuk melatih mindfulness sendiri, kamu dapat mulai dari praktik meditasi sederhana, lho! Jangan khawatir, Riliv siap membantumu. Dalam aplikasi Riliv, sudah tersedia beragam panduan meditasi yang menunggumu!
Orang yang rentan stres umumnya juga terbiasa bekerja berlebihan
Photo by Andrea Piacquadio from Pexels
Kebiasaan untuk memaksakan diri dalam melakukan suatu pekerjaan dapat berakibat buruk bagi diri sendiri, lho! Masalah overworking bisa jadi beragam—entah itu memaksakan diri melakukan pekerjaan yang sebenarnya tidak disenangi, atau bertahan pada pekerjaan dengan jam kerja yang tidak rasional dan upah yang tidak sepadan.
Mengingat bahwa pekerjaan merupakan salah satu faktor penunjang hidup yang penting, tidak heran jika masalah yang berkenaan dengan hal ini akan mudah sekali memicu stres. Selain itu, overworking punya banyak implikasi terhadap kesehatan mental, lho—mulai dari gangguan kecemasan hingga depresi.
Oleh karena itu, sebisa mungkin kamu perlu mengeksplorasi bagaimana bentuk work-life balance yang sesuai dengan dirimu. Setelah mengetahui hal tersebut, barulah kamu dapat secara bertahap merealisasikannya!
Overthinking juga merupakan salah satu kebiasaan orang yang rentan stres
Photo by Ekaterina Bolovtsova from Pexels
Proses berpikir memang dibutuhkan dalam melakukan segala sesuatu. Namun, kalau sudah sampai ke tahap yang berlebihan dan berlarut-larut, hati-hati! Kebiasaan overthinking sangat mudah memicu stres dan mengakibatkan burnout.
Sering kali kita tidak sadar bahwa sebenarnya kita terlalu banyak menghabiskan tenaga untuk memikirkan dan mengkhawatirkan hal-hal yang sebenarnya tidak perlu—misalnya masalah cuaca hujan yang kita wanti-wanti akan mengganggu aktivitas, padahal memang sudah pada dasarnya kita tidak dapat mengontrol cuaca.
Kalau kamu juga merasa bahwa kamu cenderung memiliki kebiasaan overthinking, jangan khawatir! Kamu dapat belajar untuk mengatasi masalah ini kok.
Daripada menghabiskan energi dan waktu untuk memikirkan segala kemungkinan yang dapat terjadi di dunia, belajarlah secara perlahan untuk terus menyadari pikiranmu. Kira-kira, apakah hal yang sedang kamu pikirkan ini berada dalam kendalimu?
Kalau jawabannya tidak, maka sebenarnya tidak akan ada perubahan yang berarti, mau sekeras apapun kamu memutar otak,
Kalau jawabannya iya, maka kamu memiliki alasan yang cukup jelas untuk memikirkannya. Lalu, coba telaah lebih dalam mengenai apa yang sedang kamu pikirkan—jika ada sesuatu yang dapat kamu lakukan mengenai hal tersebut, lakukanlah. Kalau tidak, biarkanlah.
Dengan begitu, kamu akan lebih mudah membebaskan diri dari overthinking dan menjalani hari dengan lebih bahagia—tanpa stres yang tidak diperlukan!
Itulah 5 kebiasaan yang umumnya dimiliki oleh orang yang rentan stres, sekaligus dilengkapi dengan tips yang dapat kamu lakukan untuk mengurangi atau mengatasi kebiasaan-kebiasaan tersebut (jika kamu memilikinya). Yuk, bersama kita wujudkan hidup yang less-stress, more self-care!
Disadur dari:
- Power of Positivity. (TT). Here are 7 habits of highly stressed people (and how to avoid them). Dilansir dari https://www.powerofpositivity.com/7-habits-of-highly-stressed-people-and-how-to-avoid-them/
- Staff, M. C. (2020). Caffeine: How much is too much?. https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/nutrition-and-healthy-eating/in-depth/caffeine/art-20045678
- Wegela, K. K. (2010). Mindfulness and Self-Acceptance. Dilansir dari https://www.psychologytoday.com/us/blog/the-courage-be-present/201003/mindfulness-and-self-acceptance.
Ditulis oleh Winnie dan disponsori oleh Indika Foundation.