“Follow your passion” adalah salah satu kalimat yang cukup populer di kalangan generasi muda saat ini. Passion kini menjadi salah satu pertimbangan seseorang dalam memilih kegiatan sehari-hari, jurusan studi, termasuk karir setelah kuliah. Sebelum “follow your passion”, tentu menemukan passion adalah langkah awalnya, Dear.
Apa sih sebenarnya passion?
Passion adalah suatu kecenderungan yang kuat pada hal yang kita sukai, kita anggap penting, serta kita mau mencurahkan waktu dan tenaga kita untuk hal tersebut. Kalau suatu hal kita sebut sebagai passion, tidak ada rasa terpaksa atau tertekan ketika melakukannya. Terlepas dari dibayar atau tidak, diapresiasi atau tidak, dapat like atau tidak di media sosial, kita mendapati kalau kita menikmati dalam melakukan hal yang kita sebut sebagai passion itu.
Dalam seri kartun Doraemon, kita mengenal tokoh Giant, kawan Nobita. Suara Giant memang bukanlah suara yang akan lolos audisi pencarian bakat namun kita tahu betapa bersemangatnya Giant menyelenggarakan konser menyanyi tunggal dan mengundang teman-temannya. Sekalipun teman-temannya merasa sangat menderita mendengar nyanyian Giant, namun hal positif dari tokoh Giant adalah passion-nya yang besar dalam bernyanyi.
Dari mana kita dapat menemukan passion?
Pertama, kita bisa mengenal passion dari hobi kita atau hal-hal yang kita lakukan di waktu luang, seperti musik, olah raga, fotografi, memasak, dan sebagainya. Mungkin saat ini, kita tergabung di suatu komunitas hobi, komunitas keagamaan, komunitas politik dan isu kebangsaan, bisa jadi dari hal-hal ini passion kita bermula.
Kedua, jurusan studi yang saat ini dijalani bisa jadi adalah passion kita. Ketiga, passion juga bisa berasal dari hal-hal yang kita terampil untuk melakukannya. Justru adalah hal yag komplit ketika apa yang kita cintai sekaligus adalah hal yang terampil untuk kita lakukan.
Keempat, passion dapat berasal dari pengalaman hidup yang signifikan yang menginspirasi. Pengalaman berkesan atau pengalaman traumatis dapat membuat kita tertarik untuk mendalaminya.
Kelima, tokoh panutan juga bisa menjadi sumber passion kita. Tokoh ini bisa berasal dari public figure yang kita anggap sukses dan memotivasi kita. Selain itu, tokoh panutan juga bisa berasal dari orang-orang yang ada di sekitar kita. Orang tua, saudara, teman, mentor di komunitas juga dapat menjadi inspirasi kita dalam menemukan passion.
Nah, setelah menemukan passion, bukan berarti perjalanan selesai
Passion ternyata bisa menjadi petunjuk dalam penemuan tujuan hidup (purpose) kita. Dengan menindaklanjuti passion pada tujuan hidup, kita akan memikirkan passion dalam konteks yang lebih besar dan mempertajam fokus karena belum tentu semua passion yang kita miliki akan menjadi purpose kita. Misalnya memikirkan pilihan karir yang tersedia untuk passion tersebut serta kontribusi passion kita dengan kebutuhan masyarakat.
Sebagai kelanjutan dari passion, tujuan hidup (purpose) adalah suatu tujuan utama yang memunculkan tujuan-tujuan lain yang sifatnya jangka pendek, menjadi arah bagi perilaku kita, serta membuat kita bermakna. Secara sederhana, purpose adalah hal yang menjadi alasan kita menjalani hidup atau hal yang membuat kita bersemangat ketika kita bangun di pagi hari.
Momen krusial dalam pencarian purpose
Pertanyaan tentang purpose biasanya muncul ketika kita berhadapan dengan momen penting dalam hidup. Misalnya saat memutuskan jurusan studi, rencana yang akan dilakukan setelah lulus kuliah, saat memutuskan untuk berpacaran dan menikah, dan sebagainya.
Pada umumnya, usia remaja adalah masa dimana kita mulai mengenali siapa diri kita sekaligus akan jadi siapa diri kita nantinya. Tanpa harus menunggu momen penting dalam hidup tiba dan kita kebingungan memikirkan tujuan hidup kita, sebenarnya kita dapat mempersiapkan diri untuk mengidentifikasi purpose.
Tujuan hidup seseorang dapat ditemukan melalui beberapa jalur
Jalur pertama melalui keterlibatan proaktif dan penuh rasa ingin tahu. Biasanya jalur ini ditempuh oleh seseorang yang telah menemukan passion dan berinisiatif mengeksplorasi dan mengembangkan passion dalam suatu bentuk yang lebih konkrit sebagai suatu tujuan hidup yang akan dijalani.
Jalur kedua adalah melalui reaksi terhadap pengalaman hidup yang signifikan yang membuat kita memikirkan kembali prioritas dan makna hidup. Pengalaman hidup yang mengubahkan baik yang positif maupun negatif dapat menjadi titik balik bagi kita untuk memikirkan kembali arah hidupnya.
Jalur ketiga adalah melalui belajar melalui inspirasi dari kisah perjalanan hidup maupun interaksi langsung dari orang yang kita anggap penting atau dari tokoh yang dikagumi. Melihat dan mempelajari bagaimana tokoh tersebut menemukan tujuan hidup dan berupaya tokoh tersebut mewujudkannya dapat menjadi pelajaran bagaimana kita juga dapat mengembangkan tujuan hidup kita sendiri.
Passion and Purpose…
Dari ketiga jalur menuju purpose, kita dapat menemukan kaitan erat antara sumber passion dan jalur menuju purpose. Hobi, jurusan studi, ketrampilan yang menjadi sumber passion dapat kita tindaklanjuti dengan keterlibatan proaktif dan penuh rasa ingin tahu sebagai jalur pertama menuju purpose.
Passion yang bersumber dari pengalaman hidup juga dapat menjadi kesempatan memikirkan kembali prioritas dan makna hidup sebagai jalur kedua menuju purpose. Passion yang bermula dari tokoh inspiratif memberikan kita kesempatan untuk mempelajari bagaimana tokoh tersebut menjadikan apa yang mereka cintai sebagai petunjuk bagi tujuan hidupnya.
_____
Perjalanan menemukan passion dan purpose ini akan memerlukan refleksi, eksplorasi, pengorbanan, serta interaksi dengan orang lain untuk memperoleh masukan tentang diri kita. Namun perjalanan ini membuat kita merasakan hidup yang berarti, mengalami kedewasaan dalam karakter, memberikan rasa optimis ketika melihat hari depan, serta menolong kita membuat rencana hidup dengan lebih baik. Selamat berproses untuk menemukan passion dan purpose-mu!
Referensi:
- Hill, P. L., Sumner, R., & Burrow, A. L. (2014). Understanding the pathways to purpose: Examining personality and well-being correlates across adulthood. The Journal of Positive Psychology, 9(3), 227-234. doi:10.1080/17439760.2014.888584
- McKnight, P. E., & Kashdan, T. B. (2009). Purpose in life as a system that creates and sustains health and well-being: An integrative, testable theory. Review of General Psychology, 13(3), 242-251.
- Vallerand, R. J., Blanchard, C., Mageau, G. A., Koestner, R., Ratelle, C., Léonard, M., . . . Marsolais, J. (2003). Les passions de l’âme: On obsessive and harmonious passion. Journal of Personality and Social Psychology, 85(4), 756-767. doi:http://dx.doi.org/10.1037/0022-3514.85.4.756
Written by:
Livia Yuliawati, S.Psi, M.A., Ph.D.
Dosen Fakultas Psikologi, Universitas Ciputra
Konten ini merupakan kerjasama Riliv dengan Fakultas Psikologi Universitas Ciputra.
Discussion about this post