Mengendalikan pikiran– Sering nggak sih denger kata ‘Tetap positive thinking’ di sosial media? Di buku tahunan sekolah? Ternyata berpikir positif mengurangi kadar stres, lho.
Pikiran yang positif membuat kita menyikapi stres sebagai tantangan dan menyikapi kegagalan sebagai pembelajaran. Berpikir positif membuat kita menilai diri dengan positif. Kita jadi semakin percaya diri.
Kenyataannya, tidak banyak orang tahu cara untuk mengendalikan pikiran agar lebih positif.
Kenali beberapa pola pemikiran negatif berikut ini. Kendalikan pikiran negatif agar jadi positif untuk meredakan stres!
1. Mengendalikan pikiran yang melebih-lebihkan
“Aku diputusin pacar, nih. Udah kayak kiamat. Pasti susah dan ribet banget buat aku dapet pacar baru, komunikasi lagi, percaya lagi, bahkan mana ada yang mau sama aku?”
Memang putus dengan pacar adalah keadaan yang mungkin terjadi saat ini (fakta). Tapi, apakah tidak mungkin dapat pacar dan sulit menjalani hubungan adalah fakta? Beneran bakal terjadi?
Pikiran yang melebih-lebihkan ditandai dengan klaim tanpa bukti.
Pernah pacaran tanda bahwa sebenarnya kalian bisa menjalin hubungan dan ada seseorang yang ingin bersama kalian, kan?
2. Mengendalikan pikiran yang selalu ingin menyalahkan diri sendiri
Pikiran ini membuat semua hal buruk yang menimpa adalah salah kita. Bayangkan ketika atasan memberi kita tugas ke luar kota, tapi kita tidak berhasil menjalankan dengan baik. Kita pasti menyalahkan diri sendiri.
Kita merasa bertanggungjawab. Tanggung jawab yang membuat kita merasa terbeban. Gagal memenuhi tanggung jawab berujung pada stres dan depresi.
Semua hal perlu seimbang! Menyadari kesalahan tandanya kita mawas diri. Tapi, kita perlu sadar bahwa banyak hal yang mungkin di luar kendali kita.
3. Pikiran yang fokus pada kekurangan
Pernah nggak ketika bimbingan skripsi, kita justru fokus pada kesalahan-kesalahan tanpa menghiraukan kemajuan yang telah kita buat? Kita lupa pujian dosen, justru fokus pada kesalahan yang kita buat.
Kadang pikiran kita otomatis mengarah pada kekurangan yang ada. Kita lupa kalau kita tidak mengulang kesalahan yang sama.
Manusia tidak selalu benar tapi manusia bisa belajar dari kesalahan.
4. Pikiran yang membenarkan perasaan
Perlu diingat bahwa kita boleh merasa sedih, kecewa, ataupun marah. Tapi, jika dibiarkan berlarut-larut layaknya menggenggam bara api yang justru menyakiti kita.
Mengambil keputusan saat senang maupun sedih justru membuat kita tidak bijaksana.
5. Pikiran yang hitam dan putih
Kita kadang berpikir hitam dan putih. Pikiran kita hanya terbatas pada dua opsi yang berlawanan. Kita jadi berpikir sempit dan tidak mempertimbangkan alternatif yang lain.
Misalnya, hari ini pacar diam sepanjang hari. Pikiran ini membuat kita menganggap bahwa pacar kita pasti marah pada kita karena biasanya dia ceria.
Kita kemudian menyalahkan diri sendiri dan berujung pada stres. Padahal, kita bisa bertanya mengapa perilaku dia berubah dari hari biasanya.
Tentunya masih banyak pola pemikiran negatif lainnya yang membuat kita jadi tambah stres. Agar mudah terlatih mengenali pikiran, manfaatkanlah Riliv Konseling sebagai tempat aman dan nyaman untuk menumpahkan pikiran yang membelunggu dan menguraikan simpul kusut di benakmu.
Ditulis oleh Yogie Andreas.
Referensi:
- Burgess, P., Romito, K., Husney, A., & Maldonado, C. R. (2020). Stress Management: Relaxing Your Mind and Body. uofmhealth.org
- Mental Help. (2020). Cognitive Distortions Affecting Stress. mentalhelp.net
Baca Juga:
Kenapa Pikiran Kacau? Mungkin, Ini Penyebabnya
5 Cara Jitu Self-Acceptance, Menerima Diri Sendiri Adalah Kewajiban!