Written by Bella Karina Arviyanti, for trying to maintain her emotional balance. Edited by Adismara Putri Pradiri, S.Psi., clinical psychologist candidate from Universitas Airlangga.
Menyeimbangkan Logika dan Emosi –Â Ketika menghadapi sesuatu, kamu mungkin menyadari bahwa kamu sangat mudah terbawa emosi. Atau sebaliknya, ketika membutuhkan perasaan empatik, kamu mungkin justru terlalu logis sampai tidak menyadari perasaan yang sensitif.
Tidak mudah bagi kamu yang gampang terbawa oleh emosi atau perasaan, sedangkan perlu logika juga ketika mengambil keputusan dan melakukan banyak hal.
Stres Itu Sangat Wajar dalam Kehidupan Sehari-hari
Kamu mungkin bertanya-tanya mengapa kamu sering sekali menghadapi stres dalam keseharian kamu.
Kabar baiknya, stres adalah hal yang sangat normal dan mengindikasikan kamu hidup!
Namun beberapa orang mungkin kesulitan menghadapinya dengan tenang sehingga reaksi yang muncul pertama kali adalah panik atau overwhelmed.
Hal ini dikarenakan tubuh akan menjadi flight or fight atau berusaha kabur atau melawan. Konsep ini merupakan taktik yang sudah diturunkan sejak nenek moyang manusia.
Hormon-hormon stres akan muncul ketika kamu berhadapan dengan bahaya yang nyata, namun sayangnya hormon ini justru memberikan masalah ketika muncul di situasi yang tidak terlalu genting seperti menghadapi bos atau pun presentasi di depan kelas.
Jika kamu seringkali menghadapi perasaan cemas dan panik terus menerus, maka mungkin flight or fight kamu mudah sekali untuk teraktivasi.
Kamu bisa mencoba meditasi mindfulness yang bisa membantu kamu kembali pada tingkatan yang lebih tenang dan meredakan ketegangan dalam tubuhmu.
Menyeimbangkan logika dan emosi untuk membuat keputusan yang sulit dan penting
Emosi dan logika tidak boleh saling dipisahkan, manusia membutuhkan keduanya untuk membuat keputusan yang sulit dan penting. Emosi dikontrol oleh otak kanan, dan logika dikontrol oleh otak bagian kiri.
Setiap melakukan sesuatu dan membuat keputusan yang penting, yang terbaik adalah menggunakan kedua sisi otak kita. Sisi kanan otak memberi wawasan dan intuisi yang mengontrol proses pengambilan keputusan. Sedangkan bagian kiri otak membantu memberikan motivasi yang baik untuk mengambil keputusan itu.
Membuat keputusan yang didukung secara emosional bukan berarti baper alias bawa perasaan, ya!
Justru keduanya saling membantumu mengambil keputusan yang tepat dan mencari tahu bagaimana menerapkan keputusan menjadi sebuah pekerjaan.
Cara Untuk Menyeimbangkan Logika dan Perasaan
Terpicu emosi yang buruk? bernapaslah dan hembuskan untuk menyeimbangkan kembali emosi dan logikamu!
Jika kamu terpicu oleh emosi yang buruk, cobalah untuk bernapas dan hembuskan. Tidak mudah mengontrol emosi ketika merasa terpicu dan kamu perlu menenangkan dirimu untuk itu.
Pola pikir yang tenang sangat penting agar kamu tidak salah ambil keputusan! Ketika menghadapi situasi negatif. ambil napas dalam-dalam agar sarafmu tenang.
Bagaimana menurutmu? Pasti lebih efektif meminta waktu untuk memperbaiki emosi dan menemukan solusi dari emosi negatif kan?
Berlatih untuk bersyukur, kamu punya kekuatan untuk mengimbangi sisi emosional sekaligus rasionalmu
Ketika kamu merasa sisi emosionalmu mulai menekan pikiranmu, cari cara untuk mensyukuri tiap keadaan ya.
Terutama ketika berhadapan dengan situasi yang penuh tekanan, jangan lupa ucapkan terima kasih pada dirimu sendiri.
Hanya sikap syukur yang memiliki kekuatan untuk mengubah keadaan emosimu menjadi lebih baik. Ketika terasa susah untuk memikirkan sesuatu positif untuk disyukuri, pikirkan momen hidupmu yang membuatmu bahagia, ya!
Bersikap positif dan bersyukur pada tiap pengalaman yang kamu pernah alami akan mengimbangi tak hanya sisi emosionalmu tapi juga logikamu, lho.
Latih dirimu menyeimbangkan logika dan emosi lewat latihan bernapas dan menulis perasaanmu di selembar kertas
Ketika kamu sudah tenang dan santai, coba ikuti latihan pernapasan yang efektif ini setelah itu tuliskan apa yang kamu rasakan kemudian.
- Tutup lubang hidung kanan dengan ibu jarimu, tarik napas lewat lubang hidung kiri
- Lakukan jeda sebelum melepaskan ibu jari dan bergantian menutup lubang hidung kiri dengan jari manismu untuk menghembuskan napas lewat lubang hidung bagian kanan,
- Ulangi lagi dari awal melalui hidung bagian kanan dan hembuskan napas lewat hidung bagian kiri ya
- Kamu bisa mengulangi latihan ini sebanyak 1 hingga 2 kali
Setelah itu, ambil secarik kertas dan tuliskan bagaimana perasaan sekaligus apa yang ingin kamu capai. Dengan menuliskannya, kamu bisa mengambil keputusan lebih baik dan kamu jadi semakin memahami apa yang ingin kamu capai.
Jika Memang Kamu Seringkali Merasa Cemas, Tidak Ada Salahnya untuk Berkonsultasi dengan Profesional
Di saat kamu sudah melakukan semua cara di atas dan masih saja kesulitan untuk mengendalikan hormon kecemasan, tidak ada salahnya untuk berkonsultasi dengan psikolog, lo.
Mungkin ada teknik yang lebih baik dan cocok berdasarkan riwayat kecemasan yang kamu alami selama ini sehingga kamu bisa menghadapinya dengan lebih baik!
***
Disadur dari:
- Sheline Shenoy. The Importance of Balancing Your Emotions with Logic. http://thedreamcatch.com/importance-of-balancing-your-emotions-with-logic/
- Psychological Health Care. How to Keep Calm Under Pressure. https://www.psychologicalhealthcare.com.au/blog/keep-calm-pressure/
- Neurogym. Your Brain Can Be Trained to Self-Regulate Negative Thinking. http://blog.myneurogym.com/logic-vs-emotion/
- Kino MacGregor. 9 Easy Tips for Emotional Balance. https://www.huffpost.com/entry/emotional-intelligence_n_4366236
- Ellen Vrana. This is How You Balance Logic and Emotions to Make the Right Decision. https://thoughtcatalog.com/ellen-vrana/2016/03/this-is-how-you-balance-logic-and-emotions-to-make-the-right-decision/