Merasa kesepian – Kesepian memang bisa terjadi pada siapa saja dan usia berapa saja. Semua orang bisa merasa ditinggalkan oleh orang-orang yang disayanginya, tidak ada yang bisa diajak bicara, atau seperti tidak ada yang mengerti dirinya sehingga merasa kesepian.
Meskipun banyak persepsi yang menganggap bahwa kesepian lebih mungkin terjadi saat usia semakin menua, tapi menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh neuropsikiater geriatri Dilip Jeste, M.D., kesepian sedang hingga berat bisa dirasakan di seluruh rentang kehidupan orang dewasa.
Apa yang menyebabkan orang merasa kesepian?
Dilip bilang, penyebab kesepian sangat kompleks dan beragam. Ada faktor genetik dan biologis yang bermain di sana. Namun, banyak variabel sosiodemografis juga terlibat, seperti kemampuan untuk terlibat dengan orang lain dan stres yang berkaitan dengan tempat kerja atau hubungan keluarga.
Itulah mengapa, meskipun kesepian bisa dirasakan kapan saja, tapi pada tiga periode usia ini kesepian sangat intens bisa kamu rasakan. Usia berapa saja itu?
1. Usia 20-an
Dalam tahapan usia ini, kamu bisa merasa kesepian karena dihadapkan dengan banyak keputusan yang dapat memengaruhi kehidupanmu, termasuk memilih pasangan hidup yang potensial untuk memulai sebuah keluarga, memilih pekerjaan yang tepat, atau bahkan pilihan untuk menetap di kota atau wilayah tertentu.
Selain itu, ada banyak juga tekanan dari teman sebaya (baik secara langsung atau tidak langsung) yang membuatmu sering merasa lebih buruk dari orang lain. Periode usia Ini adalah masa harapan besar dengan ketidakpastian yang lebih besar sehingga bisa memicu rasa stresmu. Saat berusia 20-an kamu sangat mungkin merasa tidak orang yang mengerti apa yang sedang kamu alami.
2. Pertengahan usia 50-an
Saat menginjak usia kepala lima, berbagai cobaan berat dalam hidup (mungkin) sudah kamu lewati, seperti untuk urusan pekerjaan hingga keluarga. Tapi, di pertengahan usia 50-an, kamu sangat mungkin akan mengalami kecemasan baru.
Banyak orang menyebutnya masa ini dengan istilah periode krisis paruh baya. Di usia ini, kamu yang perempuan mulai mengalami menopause (yang bisa mengobrak-abrik hormonmu), sedangkan pria menghadapi andropause.
Secara bersamaan, kamu juga harus bertanggung jawab untuk merawat orang tua yang mulai sakit-sakitan sambil tetap menjadi orang tua untuk anak-anakmu. Cobaan baru seperti beberapa teman dekat atau anggota keluarga meninggal dan menderita penyakit seperti tekanan darah tinggi atau diabetes, bisa membuatmu kewalahan sehingga merasa kesepian.
3. Akhir usia 80-an
Pada titik kehidupan ini, kesepian sebenarnya hanya efek yang tak terhindarkan karena kamu hidup lebih lama dari teman sebaya dan keluarga. Kamu merasa kesepian karena banyak dari mereka yang tadinya bisa membuatmu tidak merasa sendirian kini telah pergi. Selain itu, rasa khawatir akibat penyakit tertentu atau bahkan menjadi pikun bisa membuatmu semakin merasa kesepian.
Apa yang bisa kamu lakukan agar tidak merasa kesepian?
Kabar baiknya, Dilip bilang ada yang namanya penangkal kesepian. Menurut penelitian yang dilakukannya, “wisdom” atau “kebijaksanaan” memiliki hubungan negatif yang kuat dengan kesepian. Jadi, orang yang dianggap bijaksana dianggap jauh lebih rentan terhadap perasaan kesepian.
Nah, sifat kebijaksanaan yang dimaksud adalah kemampuan untuk mengatur emosi, jujur dan mampu untuk melakukan refleksi diri, berbelas kasih (kepada diri sendiri dan orang lain), mentolerir sudut pandang yang berlawanan, dan bisa bersikap tegas saat dibutuhkan.
Semua sifat yang disebutkan tersebut bukan hanya bisa diukur, tapi juga dapat dimodifikasi alias kamu ubah. Kamu yang sebelumnya tidak memiliki sifat-sifat itu, sangat mungkin untuk mengubahnya menjadi ada dalam dirimu. Jika kamu bisa menjadi lebih bijak dalam hidup, bukan tidak mungkin kamu akan kurang merasa kesepian, baik untuk saat ini atau pun di masa depan.
Tapi kalau kamu merasa terganggu dengan perasaan sepi dan sendirian ini, nggak ada salahnya lho kalau kamu konsultasi psikologi, bisa bertatap muka langsung ataupun memanfaatkan aplikasi konseling online. Dengan begitu, kamu jadi terbantu menghadapi permasalahan ini! Sebab konsultasi kesehatan jiwa juga nggak kalah penting dengan pergi ke dokter saat kamu merasa demam dan flu!
Riliv bekerja sama dengan Indika Foundation mendukung masa depan Indonesia yang damai, inklusif dan memiliki semangat toleransi. Tujuan ini akan dicapai melalui pemberian pendidikan karakter yang mengajarkan kemampuan bernalar kritis, menghormati perbedaan, mengasah empati dan kecerdasan sosial emosional.
Riliv dan Indika Foundation memiliki program kerjasama #MakeItEQual yang bisa Anda akses sebagai berikut:
10000 kode voucher free meditasi dengan menggunakan kode voucher makeitequal
100 artikel kecerdasan emosional dan mindfulness
15 modul dan e-book kecerdasan emosional dan mindfulness
3 workshop #MakeItEQual
Informasi lebih lengkap mengenai program #MakeItEQual silahkan kunjungi laman RILIV MAKE IT EQUAL untuk dapatkan seluruh keuntungan program kerjasama ini.
Referensi:
- https://www.mindbodygreen.com/articles/age-and-loneliness
- https://www.frontiersin.org/articles/10.3389/fpsyt.2021.648475/full#B1
Ditulis oleh Elga Windasari
Baca Juga:
7 Tanda Kesepian yang Mungkin Sekarang Kamu Rasakan
6 Trik Hadapi Kesepian di Masa Pandemi: Karena Hidup ‘Sendiri’ itu Butuh Skill!