Sinetron Ikatan Cinta – Nama sinetron yang satu ini tentunya tidak asing di telinga kamu saat ini. Sinetron yang dibintangi oleh Arya Saloka, Evan Sanders, dan Glenca Chysara ini sangat populer di kalangan penontonnya.
Sinetron yang disutradarai Doddy Djanas ini tayang pertama kali sejak 19 Oktober 2020 dan masih terus berlangsung hingga artikel ini ditulis, lo!
Apakah kamu pernah penasaran mengapa para penonton senantiasa menunggu tayangan ini muncul di layar kaca?
Rupanya ada beberapa alasan mengapa banyak orang bisa bersimpati dan turut secara emosional dalam sinetron seperti “Ikatan Cinta”.
Sinopsis Sinetron “Ikatan Cinta”
Sinetron ini mengisahkan sepasang saudara Andin dan Elsa yang mencintai pria yang sama yakni Nino.
Hubungan ini tidak pernah baik bahkan Elsa mengetahui bahwa Nino akan menikahi Andin. Andin sendiri sudah mengetahui bahwa Nino merupakan mantan kekasih Elsa sehingga sang adik pun berusaha untuk menggagalkan upaya keduanya untuk menikah. Meskipun demikian, Nino dan Andin tetap menikah.
Tak lama kemudian, muncul tuduhan bahwa Andin telah membunuh dan hamil anak dari Roy, adik Aldebaran. Hal ini menyebabkan Andin untuk dipenjara dan berpisah dengan Nino. Padahal, Elsa lah yang hamil dan membunuhnya.
Di saat ini Andin pun melahirkan Nindi yang merupakan putri Nino. Namun Nino sudah terlanjur tidak percaya dan menikah dengan Elsa sehingga tidak mau merawat Nindi. Elsa pun segera menyerahkan Nindi kepada panti asuhan dan mengatakan bahwa Nindi meninggal dunia.
Saat Andin keluar penjara, Aldebaran diam-diam mendekati Andin untuk membalas dendam dan mengadopsi Nindi yang namanya berganti menjadi Reyna.
Cerita pun berlanjut pada kehidupan Andin dan Aldebaran.
Alasan Psikologis Masyarakat Menyukai Sinetron
Hiburan
Jika kamu perhatikan, masyarakat Indonesia sangat menggemari sinetron seperti “Ikatan Cinta”. Apa sebabnya?
Mengutip CNN Indonesia, psikolog klinis Veronica Adesla menyatakan bahwa bukan hanya sinetron Indonesia, tetapi serial drama Korea dan film juga termasuk sarana hiburan untuk mendapatkan rasa senang dan terhibur di waktu luang.
“Menonton drama atau sinetron itu tujuannya mengisi waktu luang. Diharapkan dari kegiatan itu seseorang bisa memperbaiki suasana hatinya,” ucap Veronica pada CNN Indonesia pada Rabu (6/1/2021).
Perasaan tersebut didapatkan melalui konten atau cerita sehingga seseorang dapat merasakan emosi dari setiap episode.
Selain itu, sinetron juga bisa membantu seseorang untuk meluapkan emosi, seperti bahagia dengan adegan romantis, marah lewat adegan kejam, atau meluapkan kesedihan karena adegan yang menyentuh.
Apalagi sinetron seringkali membuat kecanduan karena jalan ceritanya yang naik turun dan penasaran, bukan?
Nilai-nilai yang Sesuai dengan Masyarakat
Banyak latar sinetron yang dibuat semirip mungkin dengan dunia nyata. Seperti contohnya “Ikatan Cinta” yang menggambarkan sosok perseteruan cinta dan rumah tangga.
Hal ini menyebabkan para penonton merasa relate dan juga nyaman untuk menonton karena mereka bisa merefleksikan dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu, sinetron juga dibuat untuk bisa menyasar semua kalangan tanpa terkecuali.
Pemeran yang Dikenal
Pemeran dalam sinetron umumnya menggambarkan sosok influencer atau idola yng didambakan oleh orang-orang.
Hal ini ditujukan untuk menarik perhatian serta menggaet emosi dan juga ketertarikan mereka untuk terus mengikuti film, lo.
Sinetron dan Dampak Psikologisnya
Anak-anak Cenderung Menirukan Perilaku
Menurut pandangan psikologi perilaku sosial, anak-anak akan menirukan apa yang mereka lihat tanpa menyeleksinya terlebih dahulu.
Hal ini berarti bahwa tayangan sinetron yang didesain untuk orang dewasa pun bisa jadi ditirukan oleh anak-anak di sekitarmu.
Karena itu, pastikan anak-anak tidak mengonsumsi sinetron, ya!
Bukan hanya adegan kekerasan, anak-anak mungkin akan belajar bahwa mungkin saja percintaan akan berakhir seperti Andin dan Nino serta adanya Elsa dalam sinetron “Ikatan Cinta”!
Jika anak di sekelilingmu sudah mulai mengalami kondisi seperti ini, ada baiknya segera berkonsultasi dengan psikolog profesional, ya!
Beberapa Orang Akan Menganggap Sinetron Merefleksikan Kenyataan
Apa yang buruk tentang hal ini?
Ini berarti, beberapa masyarakat mungkin akan menganggap bahwa orang-orang di kota besar seperti Jakarta memiliki sifat dan sikap yang serupa dengan sinetron.
Ada pun juga sinetron akan menjadi ‘media pembelajaran’ bila tidak disaring dengan baik. Mereka akan cenderung bersikap atau pun merespon perilaku seperti para aktor dan aktris di sinetron tersebut.
Karena itu, parental guide atau panduan orang tua sangat penting!
Jadi Apakah Sinetron Baik Untukmu?
Target penonton sinetron umumnya memang orang dewasa yang sudah dapat membedakan perilaku yang dapat diterima di masyarakat maupun bukan.
Dari segi ini, tentu dapat disimpulkan bahwa sinetron bukanlah tayangan yang baik untuk anak-anak.
Namun psikologi juga menyebutkan bahwa manusia cenderung akan memilih stereotip yang mereka pahami dari sikap tokoh sinetron, sehingga kamu mungkin akan lebih mudah judgemental dan menyimpulkan sikap seseorang hanya karena satu-dua perilaku saja.
Padahal, sinetron melebih-lebihkan situasi karena tujuan hiburan semata, bukan kenyataan dari kehidupan yang kita alami, ya!
Sehingga jawaban dari pertanyaan tersebut adalah: nikmati sinetron sebagai hiburan.
Apa yang kamu tonton belum tentu merefleksikan kenyataan, sehingga ada baiknya menerima dengan bijak sebelum terserap menjadi kehidupan sehari-hari, ya!
Jika kamu merasa sudah ketagihan sinetron dan juga tidak dapat membedakan mana sikap yang riil atau pun stereotip, kamu bisa mendiskusikannya dengan psikolog, lo!
Jika kamu melihat psikolog di televisi akan memberikan kamu saran-saran, sebenarnya psikolog akan membantu kamu untuk menemukan jalan keluarmu sendiri, lo!
Dengan diskusi tanpa penghakiman dan juga mendengarkan tanpa menyela, kamu bisa mendapatkan banyak wawasan baru dari psikolog yang riil dan terbaik.
***
Referensi:
- United We Care. Social Behaviour and the Soap Opera: The Psychology of Social Behaviour and Soap Opera. https://www.unitedwecare.com/social-behaviour-and-the-soap-opera-the-psychology-of-social-behaviour-and-soap-opera/
- Sergio De Dios González. Soap Operas Can Damage Your Brain, Research Claims. https://exploringyourmind.com/soap-operas-can-damage-your-brain-research-claims/
- Tim CNN Indonesia. Alasan Psikologis Orang Suka Sinetron seperti Ikatan Cinta. https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20210105125921-284-589623/alasan-psikologis-orang-suka-sinetron-seperti-ikatan-cinta
Ditulis oleh Adismara Putri Pradiri, S.Psi., kandidat psikolog klinis Universitas Airlangga.