Thanatophobia, atau takut mati, adalah jenis fobia yang cukup rumit. Banyak orang takut mati, itu merupakan insting alami makhluk hidup untuk mempertahankan nyawa dan kehidupannya.
Tetapi kadang, perasaan takut ajal ini berlebihan, Dear. Simak artikel ini, untuk mengetahui lebih lanjut tentang ketakutan akan kematian!
Penyebab takut mati berlebihan
Seringkali, fobia dipicu oleh kejadian spesifik pada kehidupan seseorang di masa lalu. Tapi, kadang, orang yang menderita fobia ini tidak mengingat kejadian itu. Fobia ini juga bisa disebabkan oleh kejadian traumatis yang melibatkan kematian orang tercinta.
Seseorang yang menderita penyakit mematikan mungkin memiliki thanatophobia karena mereka cemas akan mengalami ajal. Meski begitu, kondisi kesehatan seseorang tidak selalu menyebabkan ketakutan akan kematian. Seringkali, fobia ini berhubungan dengan tekanan psikologis.

Tahukah kamu, Dear, bahwa pengalaman takut mati bisa berbeda-beda tergantung masing-masing individu. Umur dan jenis kelamin dapat mempengaruhi ketakutan akan kematian.
Sebuah studi menunjukkan bahwa umumnya, orang dewasa takut pada proses ajalnya, sementara orang yang lebih muda takut pada kematian itu sendiri.
Studi lain menunjukkan bahwa wanita cenderung lebih takut akan kehilangan orang terdekat dan takut pada konsekuensi kematian mereka, daripada pria.
Para profesional medis menghubungkan gangguan kecemasan dengan berbagai keadaan kesehatan mental, termasuk penyakit-penyakit depresif dan PTSD. Thanatophobia sendiri dihubungkan dengan fobia spesifik, gangguan panik, dan kecemasan yang disebabkan oleh penyakit serius.
Perasaan yang dirasakan oleh penderita:
Ketakutan akan kematian juga ada tipe-tipenya lho, Dear. Berikut ini adalah tipe-tipe ketakutan yang dirasakan thanatophobia:
1. Takut akan kesakitan dan penderitaan
Banyak orang yang takut bahwa jika mereka menemui ajal, mereka akan mengalami kesakitan dan penderitaan yang amat parah. Ketakutan ini cenderung umum, baik pada orang yang sehat atau pada penderita penyakit.
Sayangnya, banyak orang tidak menyadari bahwa perawatan paliatif dapat membantu meringankan kesakitan dan gejala-gejala lain.

2. Takut akan hal yang tidak diketahui
Kematian adalah salah satu misteri terbesar bagi umat manusia. Tidak ada yang tahu persis, apa yang terjadi setelah kita menghembuskan nafas terakhir. Memang pada dasarnya, yang hidup tidak akan bisa benar-benar memahami kematian.
3. Takut akan non-eksistensi/menjadi tidak ada
Banyak orang takut bahwa eksistensi mereka akan hilang, mereka akan menjadi ketiadaan setelah mereka mati. Umumnya, ketakutan ini dihubungkan dengan atheis atau orang-orang yang tidak memiliki kepercayaan spiritual atau keagamaan.
Ini karena orang-orang tanpa kepercayaan spiritual atau religius umumnya tidak percaya pada alam akhirat. Jika tidak ada alam akhirat, tidak ada yang terjadi setelah mati, maka yang tersisa setelah mati adalah non-eksistensi. Manusia menjadi tidak ada.
4. Takut akan hukuman abadi
Pada orang yang mempercayai adanya alam akhirat, umumnya mereka percaya dua jenis tempat: surga dan neraka.
Banyak orang takut mereka akan masuk neraka setelah mati. Itu sebabnya, mereka takut mati.
Ini juga berlaku bagi kepercayaan-kepercayaan lain yang mengajarkan adanya semacam ‘balasan’ akan perbuatan manusia semasa hidup. Tidak harus berupa tempat yang disebut neraka, bisa juga hukuman dalam bentuk lain.

5. Takut kehilangan kontrol
Sifat asal manusia adalah ingin mengendalikan situasi yang dialami, tetapi kematian adalah sesuatu yang tidak dapat kita kendalikan sama sekali. Bagi beberapa orang, hal ini menakutkan.
Saking takutnya mati, beberapa orang menjadi sangat hati-hati. Mungkin mereka mengecek kondisi kesehatan terlalu sering, takut mengendarai motor, atau melakukan usaha-usaha yang meminimalisir kemungkinan mereka akan mati, yang mana itu berlebihan.
6. Takut akan apa yang akan terjadi pada orang terdekat apabila kita mati
Jenis ketakutan lain yang umum dirasakan orang adalah takut apa yang akan terjadi pada orang terdekat apabila kita meninggal nanti. Biasanya, hal ini dirasakan oleh orang tua yang anaknya masih kecil, dan belum dapat mengurus diri.
Takut mati: sisi positifnya
Secara umum, ketakutan akan kematian sebenarnya wajar. Ketika kita takut mati, kita akan bersikap lebih hati-hati dan mencegah risiko. Misalnya, kita akan mengenakan sabuk pengaman ketika naik mobil dan memakai helm ketika mengendarai motor.
Dalam spektrum wajar, ketakutan pada kematian akan mengingatkan kita untuk selalu menghargai waktu dan apa yang kita miliki saat ini. Kita jadi lebih menghargai keluarga, teman, pasangan, karena kita tahu tidak ada jaminan besok mereka masih ada di dunia ini.
Takut pada realitas kematian juga akan membuat kita bekerja keras agar dapat meninggalkan jejak yang baik di dunia. Kita ingin memberikan yang terbaik, sehingga kelak ketika kita meninggalkan dunia ini, orang akan mengingat eksistensi kita.

Kiat-kiat menghadapi perasaan takut mati
1. Belajar menerima bahwa kematian adalah hal alami
Apabila kamu merasa takut akan kematian, atau takut ditinggal orang terdekat, coba pikirkan lagi. Sebenarnya, kamu dan orang-orang terdekatmu adalah bagian kecil dari siklus besar alam: bahwa semua yang hidup akan mati.
Pikirkan kematian seperti kelahiran. Dulu, ketika kamu lahir, kamu juga tidak punya pilihan untuk dilahirkan atau tidak dilahirkan. Kamu tidak punya pilihan, tapi apakah memang seburuk itu? Begitu pula dengan kematian.
2. Fokuskan diri pada kualitas hidup
Selagi kamu masih hidup, banyak hal-hal keren yang bisa kamu lakukan. Mungkin kamu ingin mendapat gelar S2, bekerja di perusahaan tertentu, mengunjungi negara tertentu. Jangan biarkan mimpimu menggantung sehingga cuma jadi harapan!
Kamu menghargai dirimu dan hidupmu, maka kamu mencoba memperbaiki pola makan, pola tidur, dan olahraga teratur. Kamu menyayangi pasanganmu, maka kamu menghargai setiap detik kehadirannya dalam hidupmu, begitu pula kehadiranmu dalam hidupnya.
Hal-hal seperti itu sangat penting, Dear. Hanya karena pada ujungnya semua manusia akan mati, bukan berarti hidup ini tidak berarti.

3. Mendalami spiritualitas
Terlepas dari agama apa yang kamu anut, spiritualitas bisa membantumu lebih tenang dan menerima segala realitas dunia ini. Entah itu mengenai kehidupanmu, kematianmu, atau kehidupan dan kematian orang terdekat.
Apakah kamu mengalami rasa takut mati yang berlebihan, Dear? Takut kehilangan orang terdekat? Rasa cemas itu dapat dihadapi, Dear. Jika perlu bantuan, psikolog kami siap membantumu menghadapi rasa takut akan kematian.
Referensi:
- https://www.huffpost.com/entry/overcome-fear-of-death_b_6767446
- https://www.verywellmind.com/scared-to-death-of-death-1132501
- https://www.medicalnewstoday.com/articles/321939.php#overcoming-thanatophobia
Ditulis oleh Fida Aifiya Chusna.