Kelahiran anak seringkali menjadi momen yang selalu ditunggu-tunggu. Senang rasanya bisa melihat anak secara langsung setelah bersabar selama 9 bulan. Tapi, kenapa ya akhir-akhir ini, sang Ibu sering terlihat emosional dan mengurung diri sendiri? Bukankah harusnya ibu merasa gembira? Apakah itu tanda-tanda baby blues?
Kesedihan setelah melahirkan bisa menjadi indikasi dari Baby Blues Syndrome. Di Indonesia, sindrom ini dialami oleh sekitar 50-70% ibu pasca persalinan. Ibu yang melahirkan dengan persalinan normal lebih jarang mengalami baby blues.
Walaupun bisa berakhir dengan sendirinya dalam jangka waktu 2 minggu, sindrom ini tidak boleh dibiarkan saja ketika muncul lho, Dear. Jika tidak ditangani dengan tepat, tanda-tanda baby blues bisa berkembang menjadi gangguan lebih parah, yang disebut depresi postpartum. Jika di keluarga kalian ada yang mengalami baby blues, segera sigap dan tangani ya, Dear. Riliv akan bantu kalian dengan penjelasan di bawah.
1. Tanda-tanda baby blues yang utama adalah gejolak emosi yang sering naik turun
Ibu sering mengalami cemas dan menangis tanpa sebab. Perasaan mudah tersinggung dan sensitif juga dapat terjadi. Hal ini disebabkan secara alami oleh perubahan hormon setelah melahirkan.
Penanganan yang tepat: Keluarga, terutama suami, tidak menghakimi perasaan ibu yang mudah berubah-ubah. Suami dapat menenangkan istri dan mendorongnya untuk bercerita apa yang ia rasakan. Anda sebaiknya mengambil cuti kerja untuk mendampingi dan membantu istri di rumah.
2. Tanda-tanda baby blues yang lain adalah ibu menjadi tidak percaya diri dan khawatir pada anaknya
Di sini, ibu juga dapat merasa bahwa ia tidak bisa menjadi ibu yang baik bagi anaknya.
Penanganan yang tepat: Dukungan keluarga sangat penting. Suami harus peka terhadap kebutuhan bayi dan istrinya. Suami dapat menawarkan diri untuk membantu istri tanpa diminta dan sebelum istri terlihat lelah. Anggota keluarga yang lain dapat memberikan perhatian kepada Ibu dengan rutin mengunjungi ibu dan bayi, memberi kado pada bayi, atau menghadiahi ibu sesuatu yang ia sukai.
3. Tanda-tanda di atas dapat terjadi karena ibu belum siap melakukan persalinan dan menjadi ibu
Penanganan yang tepat: Hal ini cenderung bersifat preventif (pencegahan). Keluarga, terutama suami, dapat meluangkan waktu untuk memastikan kesiapan ibu dalam persalinan. Suami dapat mempertimbangkan jasa pendamping persalinan untuk istri atau pengasuh bayi, ketika bayi telah lahir sambil belajar bersama. Jika istri dan suami belum mempercayakan pendamping atau pengasuh dari luar, anggota keluarga lain yang lebih berpengalaman pun dapat dijadikan opsi alternatif.
Suami memang menjadi pihak yang paling menentukan agar ibu berhasil melewati masa baby blues. Oleh sebab itu, sebelum bayi lahir, suami harus banyak bertanya dan belajar, Dear. Pastikan untuk berkonsultasi dengan psikolog dan dokter agar mendapat penjelasan yang lebih detail dan akurat. Good luck, Dear!
Disadur dari:
- Sulistiyanti, A., dan Susanti, L.W. (2017). Analisis Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Baby Blues Syndrome Pada Ibu Nifas. Digilib.mercubuana.ac.id (Diakses pada 26 Juli 2019)
Ditulis oleh Elvira Linda Sihotang.