Toxic Relationship – Seberapa sehat hubunganmu saat ini? Mungkin masih banyak diantara kita yang saat ini sedang menjalin hubungan dengan maksud mendapatkan kenyamanan, perasaan dilindungi, dan intimacy, eh, malah bikin terjebak dalam emosi negatif. Atas dasar pertimbangan berbagai macam faktor, kita pun akhirnya sering lebih memilih diam dan mensugesti bahwa emosi negatif dalam hubungan itu adalah hal wajar. Tapi, mau sampai kapan kita menoleransi hal itu?
Toxic Relationship Menurut Psikologi
Salah satu cara untuk membedakan apakah kamu berada dihubungan yang sehat atau tidak, adalah dengan memahami terlebih dahulu perbedaan diantara keduanya. Dimulai dari definisinya. Dikutip dari Psychological Today dalam artikel berjudul What is Toxic Relationship, hubungan yang tidak sehat sering disangkutkan dengan pemaknaan “racun” karena sebenarnya secara emosional dan fisik sangat berbahaya bagi salah satu pihak.
Dikutip dari Verywell Mind dalam artikel What Is a Toxic Relationship? hubungan tidak sehat ini ditandai dengan perasaan tidak didukung, disalahpahami, direndahkan, atau diserang. Sedangkan dalam sebuah penelitian berjudul Why Do College Students Stay in Unhealthy Relationships and Why are Peers Hesitant to Intervene? disebutkan bahwa toxic relationship adalah hubungan dimana pasangan mengontrol aspek kehidupan pasangan lain, dan itu bisa kasar, secara psikologis, cara fisik atau seksual.
Dari sini bisa dikatakan bahwa toxic relationship merupakan hubungan yang tidak sehat dan bisa terjadi pada siapapun. Hubungan yang pada dasarnya, bisa membuat kamu merasa lebih buruk daripada lebih baik seiring berjalannya waktu. Contohnya seperti merasa lelah atau sakit baik secara fisik dan emosional. Tapi, supaya nggak salah ambil kesimpulan, kita pelajari dulu yuk, hubungan seperti apa aja sih yang disebut toxic?
Jenis-Jenis
1. Suka Meremehkan
Tipe orang seperti ini, biasanya nggak ragu buat mengolok-ngolok atau meremehkan kamu. Saat kamu lagi mengemukakan pendapat, mengekspresikan ide, keinginan, atau keyakinan biasanya cuma dianggap hal konyol atau bodoh. Yang lebih parahnya, tipe orang ini bisa melakukannya dimana saja. Jadi nggak memandang situasi, bisa pas kumpul keluarga atau lagi kumpul sama teman. Meskipun kamu udah coba komunikasikan tentang hal ini, biasanya dia cuma jawab “Kan aku bercanda. Serius banget sih kamu”. Selain itu, biasanya tipe individu ini akan terus-menerus kasih tau kamu betapa beruntungnya kamu punya dia sebagai pasangan karena nggak ada orang lain yang mau jadi pasanganmu kecuali dia. Tujuannya buat bikin kamu merasa nggak berharga atau rendah diri dan pada akhirnya dia jadi punya kendali atas hubungan ini. Wah, jangan sampai dibiarkan, ya Rilivers!
2. Penuh Emosi
Jenis lainnya juga ada, ditandai dengan salah satu pasangan yang sulit mengendalikan emosi atau temperamen. Biasanya dalam hubungan ini ada salah satu pihak yang jadi lebih tertutup dan sulit bercerita sama pasangan karena pasangannya temperamen. Merak khawatir saat bercerita malah mendapat respon kurang menyenangkan atau luapan emosi dari pasangannya. Bisa dibayangkan buat menjalankan hubungan ini bikin was was. Karena kamu susah tau pasti apa yang bikin mereka marah. Tentunya hal ini bakal berdampak banget sama kondisi kesehatan mentalmu.
3. Sering Dibuat Merasa Bersalah
Mungkin kamu pernah dengar atau bahkan mengalami jenis hubungan ini. Dimana, biasanya salah satu pihak mengungkapkan rasa kecewa ketika pasangan melakukan hal yang nggak sesuai sama kemauan atau harapannya. Ya, mengungkapkan apa yang dirasakan memang nggak salah, selagi niatnya hanya mengungkapkan saja.Tentu dengan cara yang benar dan tetap menjaga perasaan pasangan. Termasuk menjaga perasaan agar pasangan nggak merasa bersalah. Tapi, dalam hubungan toxic, biasanya individu tersebut punya tujuan buat mendapatkan suatu hal. AKhirnya supaya hal tersebut bisa diwujudkan, dia bikin pasangannya merasa bersalah. Kemudian menawarkan solusi buat hapus rasa bersalah itu dengan cara mengikuti kemauannya. Hmmm, kebayang nggak sih makan hati banget ya kalau punya hubungan seperti ini?
4. Overreaktor/Deflector
Pernah nggak ketika kamu merasa lagi nggak baik-baik aja terus cerita sama pasangan, eh pasangan kamu jadi senfaja ikut-ikutan punya masala, pernah? Terus, ujung-ujungnya kamu yang jadi harus kasih perhatian lebih karena dia lagi ada masalah. Padahal tujuan kamu bercerita supaya bisa dapat solusi dan perhatian juga. Nah, hubungan yang seperti ini juga termasuk hubungan yang nggak sehat.
5. Nggak Mau Bikin Keputusan
Pasangan yang terlalu mendominasi memang toxic, tapi bukan berarti jadi pasif itu baik, lho! Ada jenis hubungan toxic dimana salah satu pihak secara sengaja nggak mau mengambil keputusan apapun dan menyerahkan ke pasangannya. Pihak ini punya tujuan supaya tetap berada di posisi aman ketika hal-hal yang nggak diinginkan terjadi. Dan tentu saja dia akan menyalahkan pasangannya sebagai pembuat keputusan. Kalau kamu terjebak dalam hubungan ini, bisa-bisa merasa cemas dan lelah karena khawatir sama dampak dari keputusan yang dibuat. Jadi, jangan ragu buat menegur pasanganmu kalau dinilai terlalu pasif. Pastinya, tegur dengan cara yang sopan dan lembut, ya!
6. Nggak Bisa Diandalkan
Hubungan ini seolah terlihat adem-adem aja. Tapi sebenarnya bikin was was juga. Biasanya dalam hubungan ini ada salah satu pasangan yang merasa bisa melakukan segala hal sendirian. Tapi pada kenyataannya, dia nggak bisa menepati kata-kata atau janji yang sudah dibuat untuk mengerjakan suatu hal. Pada akhirnya, pihak lain yang akan turun tangan buat menyelesaikan tugas tersebut. Tentunya, hal ini bisa bikin cemas, nggak aman, dan hubungan jadi nggak tentram. Hati-hati ya, karena berada dalam hubungan ini bisa menggerogoti kondisi kesehatan mental dan fisikmu!
7. Nggak Pernah Cukup
Dalam hubungan ini, ada salah satu pihak yang biasanya terlihat baik dan menyenangkan buat mendapat apa yang diinginkan. Hubungan ini cuma bersifat satu arah. Jadi, mereka akan terus menunjukan sifatnya ini sampai akhirnya bikin kamu merasa nggak cukup bagi mereka. Tentunya, energi kamu bakal terkuras kalau terjebak dalam hubungan seperti ini.
8. Posesif Controller
Jenis hubungan yang terakhir, kayaknya udah nggak asing ya. Ya, posesif controller. Mungkin diawal hubungan kamu masih bisa toleransi rasa cemburu yang dia ungkapkan. Tapi lama-kelamaan, rasa curiganya akan tumbuh dan bisa jadi mengendalikan kamu. Dia bisa memeriksa berbagai hal buat meyakinkan dirinya bahwa kamu nggak melakukan hal-hal yang terlarang sesuai kesepakatan hubungan. Bahkan bisa saja melarang kamu buat nggak boleh pergi ke mana pun., mita menjauh dari teman-temanmu, bahkan kadang keluarga. Tanpa disadari, individu ini berkeyakinan bahwa kamu adalah miliknya.Ciri-ciri
Ciri-ciri
Toxic relationship biasanya ditandai dengan pola yang bisa melibatkan kecemburuan, posesif, dominasi, manipulasi, keputusasaan, keegoisan atau penolakan. Ada beberapa contoh, misalnya:
- Jadi egois, suka menuntut, dan coba mengendalikan pasangannya
- Mendominasi pasangan
- Suka memaksa atau memanipulasi pasangan buat mendapat apa yang diinginkan
- Nggak mau bertindak baik dengan perilaku yang bikin pasangannya merasa dicinta
Dengan tau ciri-ciri toxic relationship, kita jadi bisa lebih cepat mendeteksi hubungan yang udah nggak sehat. Hal ini berguna buat menghindari terjadinya berbagai dampak buruk yang kemungkinan terjadi. Hmmm, memang dampak buruk apa aja, ya?
Bahaya & Dampak
Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa hubungan yang buruk sebenarnya berdampak negatif sama kesejahteraan psikologis dan fisik. Dalam salah salah satu artikel di website resmi The Hospitals Contribution Fund of Australia Limited, disebutkan hasil penelitian University of California Los Angele bahwa orang dewasa yang sehat tapi punya pengalaman sosial negatif, bisa meningkatkan reaksi dari hubungan nggak sehat tersebut. Dimana hal ini bisa meningkatkan juga risiko depresi, tekanan darah tinggi, penyakit jantung, diabetes, dan beberapa jenis kanker. Tapi bukan cuma dari interaksi aja yang bisa bikin hubungan jadi nggak sehat. Gaya hidup pasangan juga bisa mempengaruhi, lho!
Toxic relationship bisa ada dalam hubungan siapa saja. Namun, dilansir dari artikel Verywell Mind, orang dengan kondisi kesehatan mental yang sedang terganggu lebih rentan terhadap hubungan ini. Karena kondisi mereka sudah lebih sensitif terhadap perasaan atau emosi negatif.
Wow, dampaknya banyak juga ya! Nggak mau dong kamu terkena dampak itu, cuma karena sulit mendeteksi toxic relationship? Tapi tenang aja, sekarang kamu udah lebih tau tentang hubungan beracun ini. Mulai dari definisi,, jenis-jenis, tandanya, dan dampak buruk yang bisa terjadi. Itu lah kenapa pentingnya mengetahui hubungan yang toxic itu kayak gimana. Jangan biarkan diri kamu terjebak dalam toxic relationship, ya!
Tapi kalau kamu merasa beberapa dampak tadi lagi kamu rasakan, atau ciri-ciri toxic relationship tadi juga ada dalam hubungan kamu dan dia, kamu bisa konsultasikan sama psikolog ahli. Karena psikolog ahli siap mendengarkan curhatanmu tanda perlu khawatir akan di judge. Selain itu, kamu juga bisa mendapat solusi sesuai kebutuhanmu.
Kamu boleh berkorban karena cinta, tapi kesehatan mentalmu tetap yang utama.
Referensi:
What Is a Toxic Relationship?. psychologytoday.com
Toxic Relationships. psychalive.org
What Is a Toxic Relationship? verywellmind.com
Are Toxic Relationships Bad For Your Health? . hcf.com.au
Why Do College Students Stay in Unhealthy Relationships and Why are Peers Hesitant to Intervene?. digitalcommons.providence.edu
What is a Toxic Relationship? – 8 Signs of Toxic Relationships. healthscopemag.com