Pernakah anda merasa terjebak dalam sebuah hubungan friendzone? Menurut IDN Times, friendzone adalah keadaan dimana orang yang kita sukai ternyata hanya menganggap kita sebagai teman saja.
Tentu saja, keadaan ini membuat kita yang berharap lebih pada sebuah hubungan merasa bingung, tidak nyaman, bahkan bisa jadi kecewa. Karena itu, ada baiknya kita bahas dari beberapa teori psikologi tentang apa yang disebut cinta dan perhasahabatan.
Yang terjadi ketika kita terjebak friendzone
Seringkali, kita sulit untuk menjelaskan apa itu cinta. Tetapi Sternberg, seorang ahli psikologi dari Yale University, berdasarkan hasil penelitiannya menjabarkan bahwa paling tidak cinta terdiri dari 3 aspek, yaitu :
- Komitmen: berkembang sepanjang waktu kita berelasi. Awalnya biasanya pelan, tetapi berkembang cepat ketika sebuah relasi menjadi semakin baik dan positif. Komitmen berfungsi supaya relasi bisa bertahan dalam jangka waktu yang panjang walaupun dalam keadaan sulit. Biasanya, komitmen diwujudkan dalam status yang lebih tinggi, misalnya pacaran, tunangan, kemudian menikah.
- Kedekatan/kehangatan: Hal ini terkait dengan berbagi perasaan dan dukungan emosi. Biasanya berwujud rasa nyaman ketika berinteraksi dengan orang lain atau pasangan. Semakin dekat hubungan seseorang, semakin besar kemungkinan seseorang untuk berbagi apapun dengan orang lain atau pasangannya. Kedekatan dan kenyaman tidak harus diwujudkan dalam bentuk relasi romantis, tetapi bisa juga diwujudkan dalam relasi persahabatan.
- Gairah: aspek yang paling cepat untuk dimunculkan dalam sebuah relasi. Tetapi karena paling cepat dimunculkan, paling cepat pula untuk hilang. Gairah berbicara tentang ketertarikan secara fisik dari orang lain atau pasangan. Biasanya hal ini diwujudkan melalui sentuhan fisik.
Dalam sebuah relasi romantis atau pernikahan yang baik, harus memiliki tiga aspek ini. Ketika kita terjebak dalam friendzone, bisa jadi kita berharap memiliki sebuah relasi yang terdiri dari komitmen, kedekatan/kenyamanan, serta gairah.
Tetapi orang lain yang menjadi target kita hanya berpikir atau berharap memiliki relasi yang hanya sebatas aspek kedekatan/kehangatan. Perbedaan ekspektasi ini yang membuat cinta bertepuk sebelah tangan dan terjebak dalam friendzone.
Bagaimana jika kita terjebak dalam friendzone?
Sternberg mengungkapkan bahwa ketiga aspek itu bukan sesuatu yang diam, tetapi bisa berkembang seiring berjalannya waktu. Selain itu, seorang ahli psikologi yang lain, Davis, mengungkapkan bahwa friendship memiliki karakteristik yang sama dengan relasi romantis.
Dalam sebuah relasi persahabatan, terdapat beberapa aspek seperti kesenangan, penerimaan, kepercayaan, respek, saling membantu, keterbukaan, saling memahami, dan spontanitas dimana semua hal ini juga terjadi dalam relasi romantis.
Davis menambahkan pembeda antara persahabatan dan relasi romantis adalah penbahann Passion Cluster dan Caring Cluster.
- Passion Cluster: tekait dengan beberapa hal seperti terpesona pada si dia, terus ingin memikirkan dia, dan perasaan selalu ingin bersamanya. Selain itu juga ada kecenderungan untuk memiliki hubungan yang eksklusif yaitu relasi yang lebih dan spesial hanya untuk satu orang itu.
- Caring Cluster: terkait dengan rasa ingin melindungi, dan membela sekalipun dalam keadaan yang sulit. Selain itu, juga ada kecenderungan untuk mau berkorban dan memberikan sepenuhnya untuk si dia.
Apa yang harus dilakukan?
Berdasarkan beberapa pendekatan di atas, relasi cinta yang kuat sebenarnya justru tumbuh dan memiliki akar yang kuat pada persahataban. Jadi, jika anda sekarang berada dalam situasi friendzone, bisa jadi ini merupakan langkah sebelum mendapatkan si dia.
Anda perlu membiarkan situasi berkembang lambat, jujur pada diri sendiri, dan jangan lupa untuk kembangkan sense of humor. Jika memang ternyata hubungan tidak bisa lebih dari sahabat, berdasarkan pendekatan di atas, anda harus bijak untuk tahu kapan harus berpindah ke lain hati.
Reference:
- Olson, D. H., DeFrain, J., & Skogrand, L. (2011). Marriages and Families Intimacy, Diversity, and Strengths. New York: McGraw-Hill.
- Sternberg , R. J., & Weis , K . (Eds.). ( 2006 ). The new psychology of love . New Haven, CT: Yale University Press
- https://www.idntimes.com/life/relationship/lily-3/5-tanda-ini-meunjukkan-kamu-terjebak-friendzone-c1c2/full
Written by:
Ersa Lanang Sanjaya, S.Psi., M.Si. (Dosen Fakultas Psikologi Universitas Ciputra)
Konten ini merupakan kerjasama antara Fakultas Psikologi Universitas Ciputra dengan Riliv. Riliv adalah startup konseling online dengan psikologi nomor 1 di Indonesia. Riliv senantiasa mengajak masyarakat untuk lebih sadar dengan kesehatan mental mereka. Silahkan kirim cerita atau artikel kesehatan mental ke story@riliv.co