Dalam hidup, kita tentu tidak hanya mengalami keberhasilan, tetapi juga akan ada kegagalan yang sesekali datang. Terkadang, kita sudah bisa berdamai dengan kegagalan, tapi masih sulit untuk tidak merasa insecure ketika melihat pencapaian orang lain. Kemudian, kita akan merasa insecure dan menganggap diri sendiri kurang menarik, kurang cerdas, atau bahkan kurang beruntung.
Apalagi jika orang lain tersebut adalah orang-orang terdekat kita sendiri, seperti keluarga atau teman. Wah, pasti rasanya akan semakin berat ketika kita seakan harus bersaing dengan mereka.
Jadi, sebenernya, apakah merasa insecure dengan pencapaian orang lain itu adalah sebuah hal yang wajar?
Insecure bisa disebabkan karena munculnya perasaan iri atau cemburu. Kecemburuan ini merupakan suatu emosi wajar yang memang bisa dirasakan oleh setiap orang, Dear.
Kita membutuhkan rasa cemburu atau iri dalam kadar yang sesuai agar kita bisa terpacu untuk menjadi lebih baik. Namun, kalau rasa cemburu ini terlalu berlebihan dan malah membuat kita insecure, hmm, sebaiknya, kita perlu mulai waspada, ya!
Kenapa kita bisa merasa insecure?
Kenapa kita bisa merasa insecure? (Photo by Andrew Neel on Unsplash)
Insecurity muncul dari kegagalan yang pernah kita alami
Sebagai manusia, tentu kita pernah mengalami kegagalan yang membuat kita terpuruk. Tidak semua orang bisa menghadapi kegagalan dengan santai.
Beberapa di antara kegagalan tersebut mungkin cukup besar dan meninggalkan kesan mendalam di hati kita, sehingga membuat kita takut akan kegagalan tersebut. Rasa takut dan trauma akan kegagalan inilah yang berpotensi memunculkan insecurity di dalam diri kita, Dear!
Apalagi jika kegagalan ini belum lama terjadi. Hal tersebut pun dapat mempengaruhi mood dan perasaan kita terhadap diri sendiri. Akhirnya, kita malah jadi menyalahkan diri sendiri.
Rendahnya rasa percaya diri
Rasa percaya diri bisa menurun ketika kita sedang berada di sebuah situasi yang membuat kita seakan terpojok atau terkucilkan. Contohnya seperti ketika pergi ke pesta, reuni, atau saat hendak melaksanakan wawancara.
Ketakutan yang muncul akibat situasi-situasi tersebut berpotensi membuat kita merasa cemas dan tidak nyaman, sehingga seringkali kita memilih untuk menghindari kegiatan yang terlalu banyak melibatkan orang lain.
Jika kita mengalami hal ini, mungkin saja ada kejadian di masa lalu yang pernah membuat kita merasa tidak dihargai. Salah satu contohnya ialah tindakan bullying.
Tindakan bullying ini dapat menurunkan rasa percaya diri korban, hingga ia terkadang memilih untuk menghindari interaksi dengan banyak orang.
Insecurity juga bisa disebabkan oleh sikap perfeksionis
Apakah kamu termasuk orang yang perfeksionis, Dear? Menyelesaikan suatu pekerjaan dengan sempurna dan minim kesalahan tentu dapat memberikan kepuasan tersendiri. Namun, sikap perfeksionis yang berlebihan juga tidak baik, loh!
Sikap perfeksionis yang berlebihan justru akan membuat kita menetapkan standar yang terlalu tinggi bagi diri sendiri.
Kita ingin menjadi sempurna di segala bidang. Padahal, seperti yang kita tahu, hidup ini tidak hanya berbicara tentang kesempurnaan, karena memang tidak ada manusia yang sempurna tanpa cela.
Namun, kalau kita gagal menyadari bahwa menjadi tidak sempurna adalah sebuah hal yang normal, kita jadi bisa merasa insecure dan terus menyalahkan diri sendiri.
Lalu, bagaimana cara mengatasi rasa insecure yang muncul?
Bagaimana cara mengatasi insecure? (Photo by Edu Grande on Unsplash)
1. Berikan waktu kepada diri sendiri untuk pulih terlebih dahulu
Usai kegagalan yang menyakitkan, tentu kita butuh sedikit jeda bagi diri sendiri. Tidak perlu terbebani ketika melihat orang lain bisa bangkit dari kegagalan dengan sangat mudah dan cepat, Dear.
Setiap orang memiliki kemampuan resistensi yang berbeda-beda. Tidak apa-apa jika kita butuh waktu yang sedikit lebih lama untuk memulihkan diri.
2. Berbicara dengan teman atau keluarga
Ketika perasaan insecure muncul, tentu kita akan merasa tidak nyaman. Kita jadi lebih sulit untuk berfokus kepada diri sendiri.
Untuk mengatasi hal ini, kita bisa berbicara dengan teman atau keluarga dekat kita, Dear! Teman atau keluarga dapat berperan sebagai pihak yang memberikan kenyamanan bagi kita.
3. Meminta saran dari orang yang kita percaya
Terkadang, kita memang butuh mendengar validasi dari orang lain atas hal-hal yang kita yakini. Namun, pastikan bahwa saran dan pendapat tersebut berasal dari orang yang kita percaya, ya! Atau setidaknya berasal dari orang-orang yang memang mengenal kita secara dekat.
4. Persiapkan bahan pembicaraan ketika hendak terlibat dalam suatu aktivitas sosial
Tentu kita tidak bisa selamanya terus menghindar dari acara pesta atau reuni, bukan? Tindakan yang bisa kita lakukan untuk mengatasi rasa insecurity di tengah publik adalah dengan mempersiapkan bahan pembicaraan yang bisa kita angkat.
5. Terus-terusan menghindari aktivitas sosial juga nggak baik, loh!
Manusia adalah makhluk sosial yang akan selalu hidup saling ketergantungan antara satu sama lain.
Meskipun kita merasa insecure kalau berada di tengah kerumunan, kita tidak bisa selamanya menghindari aktivitas sosial, loh, Dear! Justru hal tersebut bisa berdampak buruk pada kecakapan sosial kita jika tidak segera kita kelola dengan baik.
6. Belajar untuk menghargai proses yang telah kita lakukan
Ketika kita adalah seseorang yang perfeksionis, tentu kita rasanya sangat ingin semua hal berakhir dengan baik dan sempurna. Namun, ada hal yang sebenarnya lebih penting daripada hasil, loh!
Hal tersebut adalah proses. Kita perlu belajar untuk menghargai proses yang telah kita lakukan agar kita juga perlahan-lahan bisa belajar untuk mengelola sifat perfeksionis di dalam diri kita.
7. Mulai berbicara dengan diri sendiri dan mengenali setiap pikiran yang berpotensi membuat kita semakin insecure
Tidak ada seorang pun yang bisa benar-benar memahami kita, selain diri kita sendiri, Dear. Oleh karena itu, proses mengenali diri dan mengenali setiap pikiran yang kita miliki adalah sebuah tindakan yang penting untuk dilakukan.
Agar bisa lebih fokus dalam mengelola pikiran yang muncul, kita bisa coba melakukan praktik meditasi.
Apalagi saat ini, kita bisa mendapatkan akses layanan meditasi dengan mudah melalui aplikasi Riliv. Aplikasi ini juga menyediakan solusi yang tepat bagi pemula karena terdapat banyak jenis meditasi yang bisa dicoba.
…
Setelah mengetahui tentang penyebab dan cara mengatasi insecurity, apakah kamu tertarik untuk mulai menerapkannya, Dear? Proses berdamai dengan insecurity memang tidak mudah. Namun, bukan berarti kita tidak bisa melakukannya. Tidak harus terburu-buru, kok!
Meskipun demikian, perlu kita ingat selalu jika insecurity kita tidak kunjung berakhir, kita harus segera berkonsultasi dengan profesional, seperti psikolog, ya!
Selain untuk mencegah kemunculan rasa insecurity yang semakin parah, berkonsultasi dengan psikolog juga akan membantu kita lebih mengenali diri kita sendiri.
Melalui proses mengenali diri sendiri tersebut, kita pun jadi mampu mengelola setiap proses dinamika naik dan turun yang terjadi dalam kehidupan dengan lebih siap.
Referensi:
- Greenberg, M. (2015). The 3 Most Common Causes of Insecurity and How to Beat Them. Psychology Today. Disadur dari https://www.psychologytoday.com/us/blog/the-mindful-self-express/201512/the-3-most-common-causes-insecurity-and-how-beat-them
- Whitbourne, S. K. (2015). Why We Feel Insecure, and How We Can Stop. Psychology Today. Disadur dari https://www.psychologytoday.com/us/blog/fulfillment-any-age/201507/why-we-feel-insecure-and-how-we-can-stop