EQ adalah – Mungkin, kamu sudah sering mendengar tentang Intelligent Quotient (IQ), atau kemampuan seseorang untuk menalar sesuatu secara logika.
Namun, tahukah kamu, kalau kecerdasan seseorang tidak hanya diukur melalui IQ saja, tetapi juga Emotional Intelligence (EQ)? Yap, jika IQ berbicara tentang kecerdasan kognitif, maka EQ berbicara tentang kecerdasan emosional.
Memangnya, mengapa, sih, EQ penting untuk dimiliki—bahkan, lebih penting daripada IQ? Coba bayangkan, deh, kalau manusia hidup hanya dibuat berpikir saja, tidak memiliki perasaan sama sekali. Rasanya, manusia itu lebih pantas untuk disebut sebagai robot, ‘kan?
Hmm, benar juga. Sebenarnya, apa, sih, EQ itu?
Dikemukakan pertama kali oleh psikolog Daniel Goleman dalam bukunya pada tahun 1995, Emotional Intelligence (EQ) adalah kemampuan seseorang untuk mengidentifikasi, mengendalikan, dan mengevaluasi perasaannya dan perasaan orang lain.
Kalau kamu memiliki tingkat EQ yang tinggi, kamu tidak hanya dapat mengetahui emosi apa yang sedang kamu rasakan dan dampaknya kepada orang-orang di sekelilingmu, tetapi juga peka terhadap apa yang dirasakan oleh orang lain.
Wah, ternyata, EQ tidak melulu tentang memahami emosi yang kamu rasakan, ya? Betul! Malahan, dalam EQ, ada tingkat yang menentukan seberapa tinggi EQ-mu, lho!
Inilah tingkat EQ, dari rendah ke tinggi
Mengidentifikasi emosi
Langkah pertama dalam memahami emosi adalah mengidentifikasi ragam emosi apa yang sedang dirasakan secara akurat. Biasanya, hal ini dapat diketahui dari komunikasi non-verbal, seperti body language atau ekspresi wajah. Misalnya, garis mulut yang ditarik ke bawah menunjukkan kesedihan.
Berpikir menggunakan emosi
Langkah berikutnya adalah menggunakan emosi saat berpikir secara kognitif. Emosi membantumu untuk menyortir hal apa saja yang perlu diperhatikan olehmu. Singkatnya, dalam langkah ini, kamu didorong untuk “berpikir sebelum bertindak”.
Memahami emosi
Emosi yang telah diidentifikasi sebelumnya dapat berarti banyak hal, terutama apabila emosi itu dirasakan oleh orang lain. Memikirkan banyak kemungkinan merupakan sesuatu yang berguna untuk dilakukan. Misalnya, ketika temanmu marah kepadamu, bisa jadi kamu melakukan suatu kesalahan, atau mereka memiliki masalah di rumah.
Mengelola emosi
Ini adalah tingkat tertinggi dari EQ, karena merupakan sesuatu yang membutuhkan banyak latihan. Meregulasi emosi yang dirasakan, seperti merespons secara tepat selama berkomunikasi dengan orang lain—padahal sedang merasakan emosi yang intens—adalah aspek penting dari pengelolaan emosi.
Tingkat EQ ini diatur berdasarkan kompleksitas masing-masing komponen. Sehingga, mengidentifikasi dan mengekspresikan emosi berada dalam tingkat terendah, sedangkan merasakan emosi secara sadar dan meregulasinya menempati tingkat yang lebih tinggi.
Mengapa, sih, penting bagi kamu untuk memiliki EQ yang tinggi?
Kamu dapat berpikir sebelum bertindak
Semua emosi yang kamu rasakan itu sifatnya kuat, tetapi hanya sementara. Nah, kalau kamu punya EQ yang tinggi, kamu pasti akan jeda sebentar untuk berpikir apa yang sebaiknya kamu lakukan selama emosi itu perlahan-lahan surut.
Jadi, ketika kamu merasa kecewa terhadap apa yang dilakukan oleh temanmu, misalnya, kamu tidak serta-merta menuduh hal yang belum tentu mereka lakukan. Akan tetapi, kamu akan menenangkan diri dan berpikir secara rasional mengenai situasi itu dari berbagai sudut pandang.
Kamu punya self-awareness yang lebih besar
Tingkat EQ yang tinggi memungkinkanmu untuk tidak hanya mempertimbangkan emosi yang dirasakan oleh orang lain, tetapi juga memahami emosi yang kamu rasakan sendiri.
Hal itu dapat dicapai melalui self-awareness atau kesadaran diri, di mana kamu menyadari bahwa terdapat banyak faktor yang berperan pada emosi negatif, seperti marah, sedih, atau cemas.
Dengan begitu, akan lebih mudah bagimu untuk mengendalikan emosi-emosi tersebut.
Kamu lebih bisa berempati kepada orang lain
Kamu pasti tahu kalau mengidentifikasi dan mengevaluasi emosi yang kamu rasakan itu bukan perkara yang mudah. Sulit untuk melawan emosi dan tidak membiarkannya untuk menaklukkan dirimu.
Itulah yang juga dirasakan oleh orang lain. Berkat EQ yang tinggi, kamu dapat memposisikan dirimu sebagai mereka yang sedang berjuang mengalihkan emosi negatif menjadi positif, seperti bahagia.
Hal itu memudahkanmu untuk membantu mereka memahami emosi mereka secara lebih baik dengan mendengarkan permasalahan yang dialami dan menawarkan solusinya.
Jadi, ingat, ya, kalau EQ adalah kecerdasan emosional yang tak kalah penting dari IQ. Setelah kamu tahu definisi, komponen, serta manfaatnya untukmu dan orang lain, kamu dapat mengasah EQ-mu melalui program #MakeItEQual dari Riliv dan Indika Foundation, lho!
Riliv bekerjasama dengan Indika Foundation mendukung masa depan Indonesia yang damai, inklusif dan memiliki semangat toleransi. Tujuan ini akan dicapai melalui pemberian pendidikan karakter yang mengajarkan kemampuan bernalar kritis, menghormati perbedaan, mengasah empati dan kecerdasan sosial emosional.
Riliv dan Indika Foundation memiliki program kerjasama #MakeItEQual yang bisa Anda akses sebagai berikut:
- 10000 kode voucher free meditasi dengan menggunakan kode voucher makeitequal
- 100 artikel kecerdasan emosional dan mindfulness
- 15 modul dan e-book kecerdasan emosional dan mindfulness
- 3 workshop #MakeItEQual
Informasi lebih lengkap mengenai program #MakeItEQual silahkan kunjungi laman RILIV MAKE IT EQUAL untuk mendapatkan fasilitas dari kerjasama di atas.
Referensi:
- verywellmind.com. What is Emotional Intelligence?
- psychologytoday.com. Emotional Intelligence
- inc.com. 13 Signs of High Emotional Intelligence
Ditulis oleh Adinda Mauradiva.
Baca Juga:
Cara Mengendalikan Emosi, Coba 3 Langkah Sederhana Ini!
5 Cara Jitu Self-Acceptance, Menerima Diri Sendiri Adalah Kewajiban!