Berita Hoax –Â Sering nggak sih, kamu menemukan banyaknya berita-berita ‘bodong’ juga kasus penipuan di internet? Faktanya, lebih dari 1,700 kasus penipuan online per Februari 2023, sudah terjadi di Indonesia dan menimbulkan kerugian mencapai ratusan triliun menurut Kominfo. Lalu gimana ya, dengan kerugian immateril yang mungkin bisa kita terima seperti gangguan psikis? Yuk, supaya kita sama-sama terhindar dari berita hoax dan penipuan online, ada baiknya kita pahami dulu terkait apa sih, penyebab dan dampaknya bagi psikologi kita? Dan gimana ya, cara mengatasinya?Â
Secara Psikologis, Manusia Mudah Dipengaruhi
Kamu pasti pernah membaca suatu berita yang masuk akal dan menurutmu hal ini memang benar karena ada bukti-bukti seperti foto. Tapi ternyata setelah ditelusuri, foto itu hanyalah editan yang dibuat untuk terlihat meyakinkan. Apalagi dengan kehadiran AI saat ini, pertukaran berita menjadi semakin cepat dan susah untuk dibuktikan kebenarannya. Itu kenapa, angka penipuan online semakin tinggi dan berujung pada kerugian materi juga psikologis.
Tapi sebelumnya, tahukah kamu kalau fenomena ini sejatinya sudah pernah diteliti oleh para ilmuan?
Bukan tanpa alasan kenapa angka penipuan online dan berita hoax semakin sulit untuk ditekan, Karena berdasarkan penelitian, ketajaman seseorang dalam menilai sebuah informasi ditentukan berdasarkan emosinya pada saat itu. Semakin emosional seseorang, maka semakin besar keyakinannya pada berita takdir (tidak nyata) dibandingkan berita-berita yang dengan kontrol (menyuguhkan fakta dan angka).
Lebih lanjut, Morriseau (2021) menyebutkan bahwa selain emosi, kecenderungan rendahnya ketajaman seseorang dalam menilai berita hoax atau tidak dipengaruhi juga oleh, framing yang dibentuk oleh media dan pihak-pihak berkuasa, sikap anti-sains, impulsif, lingkungan yang penuh tekanan, kurangnya kontrol, dan faktor sosiologis seperti masalah sosio-eksistensial.
Itu kenapa penting untuk kamu belajar lebih mindful dan berpikir kritis dalam menyerap segala informasi agar tidak termakan berita hoax. Kamu bisa mulai belajar lebih menyadari emosimu dengan rutin melakukan journaling bersama Riliv.Â
Dampak Psikologis Berita Hoax
Setelah memahami alasan psikologis, kamu juga perlu tahu apa aja sih, dampak psikologis yang bisa kamu rasakan jika terlalu sering terpapar dengan berita hoax.
Berdasarkan sebuah penelitian, para psikolog sepakat bahwa berita hoax bisa berdampak buruk bagi kesehatan mental seperti post-traumatic stress syndrome (PTSD), kecemasan, stress, kesepian, bahkan hingga membutuhkan terapi secara berkala.Â
Selain itu, dampak psikologis yang paling terasa adalah, munculnya trust issue dimana kita akan lebih mudah berprasangka buruk dengan menjadi waspada berlebihan akan sesuatu. Dalam jangka panjang, hal ini akan menimbulkan perasaan tidak percaya dengan orang lain dan lingkungan sekitar. Tentu hal ini akan sangat mengganggu aktivitas sosial kamu bukan?
Jika hal ini terjadi pada dirimu, jangan ragu untuk minta pertolongan pada psikolog profesional, ya!
Peran Media Sosial Dalam Persebaran Hoax
Sadar nggak, sih, otak itu sebenarnya lebih cepat menyerap informasi yang dirasa lebih masuk akal dan mudah dicerna dibandingkan hal-hal yang rumit. Itu kenapa emosi kita benar-benar sangat berpengaruh besar dalam menafsirkan sebuah berita. Dan faktanya, saat ini media sosial merupakan teknologi yang paling banyak digunakan dengan pertukaran informasi yang sangat cepat.
Hal ini yang kemudian menjadikan media sosial menjadi wadah yang tepat untuk penyebaran berita hoax.
Supaya kamu terhindar dari berita hoax dan pengaruh psikologisnya, kamu bisa ikuti talkshow online Hoax di Medsos dan Pengaruh Psikologisnya, dari Riliv juga Siberkreasi yang akan mengajak kamu untuk memahami dampak hoax sebagai pemicu reaksi emosional yang kuat terhadap kesehatan mental dan psikologis individu pada pengguna media sosial.Â
Program ini merupakan kerjasama Riliv dan Siberkreasi untuk mendorong terciptanya interaksi sosial yang positif di media sosial mulai dari diri sendiri, dengan melatih kemampuan berpikir kritis dan bijak dalam bersosial media, dan merupakan bagian dari kampanye Literasi Digital.
Tertarik untuk ikut? Yuk daftar sekarang!
Referensi
- Morisseau T., Branch T.Y., Gloria Origgi G. Stakes of knowing the truth: a motivational perspective on the popularity of a controversial scientific theory. Front Psychol. 2021;12:708751. [PMC free article] [PubMed] [Google Scholar]
- Septiani, Lenny. (2023). Kominfo Catatkan 1.730 Kasus Penipuan Online, Kerugian Ratusan Triliun. https://katadata.co.id/desysetyowati/digital/63f8a599de801/kominfo-catatkan-1730-kasus-penipuan-online-kerugian-ratusan-triliun
- Kompas. (2023). Dampak Buruk Berita Hoax Pada Kesehatan Mental, Ini Penjelasannya. https://lifestyle.kompas.com/read/2019/10/08/120209420/dampak-buruk-berita-hoax-pada-kesehatan-mental-ini-penjelasannya?page=all#:~:text=Selain%20itu%2C%20dampak%20buruk%20berita,%2C%20menimbulkan%20kecemasan%2C%20sampai%20kekerasan.
- Spine, Joint Bone. (2022). Fake News: Why do We Believe It?. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC9548403/#bib0485