Altruisme – Apakah orang-orang altruis itu selamanya baik hati? Ternyata, definisi altruisme itu bukan perihal bersikap baik dan murah hati, lho! Banyak sekali kiat yang harus kita terapkan bila ingin dipandang sebagai pribadi yang altruis. Yuk, simak artikel ini bersama-sama!
Definisi Altruisme
Altruisme (altruism) menurut Cambridge Dictionary adalah kemauan untuk melakukan hal- hal yang menguntungkan orang lain, meskipun merugikan diri sendiri. Jadi, orang-orang altruis itu biasanya punya keinginan yang besar untuk menolong orang secara selfless, atau tidak mengharapkan pamrih. Mereka juga memiliki empati yang besar, sehingga mau punya keinginan bekerja sama yang tinggi dengan orang lain.
Namun, apakah orang-orang bisa semudah itu menjadi altruis?
Altruisme Didorong Tenggang Rasa
Dilansir dari Psychology Today, Utpal Dholakia, Ph.D. menyampaikan bahwa ia menyadari ada beberapa faktor unik yang mendasari keinginan orang untuk membantu orang lain. Orang-orang yang memiliki fokus eksternal kepada apa yang terjadi pada lingkungannya akan cenderung tergerak untuk lebih peka dengan kebutuhan orang lain. Maka dari itulah, sering kita dapati bahwa dalam komunitas tertentu, masyarakat dengan sosio ekonomi rendah akan lebih senang bahu membahu dengan sesamanya ketimbang masyarakat dengan sosio ekonomi tinggi.
Altruisme Dekat dengan Keinginan Beramal
Meskipun demikian, bukan berarti altruisme nggak bisa dipraktekkan orang dengan latar belakang sosio ekonomi menengah ke atas, lho! Sebuah penelitian di Tiongkok mengungkap bahwa altruisme bisa dijadikan sebagai penggerak roda ekonomi. Hal ini diwujudkan melalui tindakan konsumtif yang dilakukan golongan menengah ke atas terhadap produk yang dihasilkan golongan menengah ke bawah. Apa motivasinya? Tak lain tak bukan adalah keinginan untuk beramal dan kesadaran bahwa pembelian produk akan membantu keadaan orang yang membutuhkan.
Altruisme Mengandalkan Empati
Secara neurologis, kecenderungan untuk terlibat dalam perilaku altruistik ternyata melibatkan pola aktivitas otak yang spesifik, lho! Diketahui dalam penelitian terkini, sikap atruis menimbulkan aktivitas yang lebih besar dalam daerah limbik, seperti nucleus accumbens (area yang memproses emosi dan motivasi) dan anterior cingulate cortex (area yang bertanggung jawab pada ekspresi emosi). Fakta ini cocok dengan anggapan bahwa orang-orang altruis punya kecenderungan untuk lebih empatik dengan keadaan orang lain.
Manfaat Menerapkan Altruisme
Di antara sekian banyaknya sifat terpuji manusia, sifat altruis bisa memberikan manfaat yang kaya bagi kehidupan kita, antara lain:
- Orang altruis akan lebih bahagia. Riset menunjukkan bahwa orang-orang yang memiliki sifat altruis akan menjadi lebih bahagia karena di samping kebahagiaan, mereka yang memiliki altruisme tinggi juga akan merasakan respon hangat dari lingkungannya.
- Kebaikan akan menular pada lingkungan. Jika kita memberikan kebaikan dan kebahagiaan pada orang lain, maka kita telah membantu menciptakan suasana yang lebih positif dan meningkatkan mood orang-orang di sekitar kita.
- Dengan berbuat baik, kamu nggak akan kesepian. Sikap tolong menolong dan bahu membahu adalah bagian dari etika sosial yang disebut social responsibility. Artinya, setiap individu dalam masyarakat individu punya kewajiban untuk menjaga keseimbangan dan kesejahteraan sosial. Jadi, jika kamu ingin mendapatkan bantuan orang lain, kamu harus berani memulainya dari dirimu sendiri.
- Menjadi altruis membantumu lebih cerdas secara emosi. Membantu orang lain berarti meluangkan waktu untuk memahami kebutuhan orang lain dengan apa yang kita miliki. Kita dilatih untuk menggunakan empati dan mengelola emosi dengan baik. Jika kita bisa menempatkan diri di posisi orang lain, niscaya keinginan untuk membantu kita juga akan semakin tinggi.
Jika kamu adalah salah satu dari orang-orang yang ingin menjadi lebih altruis, Riliv pengen ngasih tepuk tangan meriah buat kamu! Bagaimanapun juga, menjadi altruis itu nggak mudah. Namun jangan khawatir, karena untuk bertumbuh menjadi pribadi yang lebih baik itu bisa dimulai dari hal-hal kecil. Salah satunya, jika masih sulit padamu berbuat baik pada orang lain, cobalah berbuat baik pada dirimu sendiri terlebih dahulu.
Yuk, kaji lebih lanjut cara berbuat baik pada diri sendiri bersama rangkaian aktivitas kesehatan mental Riliv! Kamu juga bisa konseling psikologi dengan ahlinya dengan mudah, lho!
Referensi:
- Filkowski, M. M., Cochran, R. N., & Haas, B. W. (2016). Altruistic behavior: mapping responses in the brain. Neuroscience and neuroeconomics, 5, 65–75. https://doi.org/10.2147/NAN.S87718
- Hu, T. Y., Li, J., Jia, H., & Xie, X. (2016). Helping Others, Warming Yourself: Altruistic Behaviors Increase Warmth Feelings of the Ambient Environment. Frontiers in psychology, 7, 1349. https://doi.org/10.3389/fpsyg.2016.01349
- Xiao, W., Lin, X., Li, X., Xu, X., Guo, H., Sun, B., & Jiang, H. (2021). The Influence of Emotion and Empathy on Decisions to Help Others. SAGE Open, 11(2). https://doi.org/10.1177/21582440211014513
- Xin, H., Li, C., Li, W., Wang, H., Liu, P., & Li, S. (2022). Consumption replaces charity: Altruistic consumption behaviors and motivations targeting vulnerable groups-Research based on poverty alleviation consumption in China. Frontiers in psychology, 13, 933701. https://doi.org/10.3389/fpsyg.2022.933701