Arti Percaya Diri – Perilaku percaya diri dan narsis sekilas tampak sama, ya. Keduanya tidak ragu tampil di hadapan orang banyak untuk menunjukkan kemampuannya. Tapi ternyata, keduanya punya makna yang berbeda, lho! Arti percaya diri adalah yakin terhadap diri sendiri atas kemampuan dan kecakapannya. Hal itu juga ia gunakan untuk membantu kesuksesan orang lain.
Sementara narsis berarti hanya berfokus pada diri sendiri. Kepalanya dipenuhi hal yang merujuk pada dirinya tanpa mempedulikan orang lain. Keduanya memang tampak serupa, tapi sebenarnya jauh berbeda, lho! Yuk, simak perbedaannya!
Awali arti percaya diri dengan menyadari siapa dirimu
Percaya diri tumbuh dari kesadaran terhadap kemampuan maupun kecakapan. Orang yang percaya diri tak butuh terus menerus diakui oleh orang lain. Baginya, lebih penting untuk membuat perubahan bagi masa depan, daripada dihujani pujian berlebih. Sederhananya, orang percaya diri tak merasa pengakuan orang lain membuatnya superior.
Sementara orang narsis butuh pengakuan orang lain. Orang narsis tidak memahami nilai dirinya, sehingga ia terus menerus meminta orang lain untuk mengakui kehebatannya. Ia haus akan pujian, pengakuan, dan penghargaan dari orang lain, sehingga yang terus dilakukan orang narsis adalah mencari afirmasi.
Percaya diri tak melulu soal dirimu saja
Arti percaya diri adalah tidak merasa terusik dengan kesuksesan orang lain. Orang yang percaya diri mendukung kemajuan teman, pasangan, maupun keluarganya. Ia tak pernah merasa terdiskriminasi terhadap pencapaian orang lain karena baginya kesuksesan orang lain adalah dorongan untuk tumbuh menjadi lebih baik.
Sementara orang narsis merasa terancam ketika orang lain lebih baik daripada dia. Ia khawatir dirinya tidak lagi menjadi pusat perhatian. Tak jarang, hal ini membuat orang narsis berambisi untuk melakukan apapun, agar dirinya kembali diakui. Itulah yang membuat orang narsis kehilangan empati terhadap orang lain.
Apakah aku orang yang percaya diri atau narsis?
Ada beberapa pertanyaan yang bisa kamu ajukan untuk semakin meyakinkan dirimu, apakah kamu orang percaya diri atau sekedar narsis:
- Bagaimana responmu jika melihat orang lain sukses? Apakah kamu merasa termotivasi untuk mengikuti jejak kesuksesannya?
- Apakah kamu benar-benar berempati terhadap orang lain dan ingin membantu ketika melihat mereka membutuhkan dukungan?
- Bagaimana jika kamu dikritik? Apakah kamu menerimanya dan menjadikannya motivasi untuk berubah tanpa merasa tersinggung?
- Apakah kamu selalu ingin mencapai sesuatu karena yakin akan kemampuanmu?
Jika kamu menjawab pertanyaan-pertanyaan itu dengan “YA!” maka kamu termasuk orang yang percaya diri, bukan narsis. Tapi, ingatlah bahwa pertanyaan-pertanyaan itu tak serta-merta bisa menggolongkanmu menjadi orang yang percaya diri atau narsis.
Kamu tetap butuh bantuan ahli untuk lebih memahami dirimu. Sesi konseling online bersama psikolog bisa kamu lakukan melalui aplikasi konsultasi psikolog online Riliv. Berbicara dengan ahli bisa mengembangkan rasa percaya dirimu dengan mengeksplorasi kemampuan, keahlian, serta minatmu, lho!
Arti percaya diri: mampu meng-handle emosi
Nah, jika kamu adalah orang yang percaya diri, kamu bisa meningkatkannya dengan memahami emosi yang datang kepadamu. Pahamilah bahwa berbagai emosi akan muncul ketika kamu melakukan suatu tindakan. Namun, daripada menghindarinya, lebih baik kamu yakinkan diri bahwa emosi itu akan segera berlalu dan menjadikannya pelajaran.
Percaya diri bukan sifat bawaan yang tiba-tiba kamu dapatkan. Percaya diri adalah proses panjang yang diasah melalui latihan. Misalnya, kamu bisa meningkatkan percaya diri di kantor dengan menyiapkan materi atau topik yang akan didiskusikan, sehingga ketika rapat kamu punya lebih banyak ide cemerlang.
Sayangnya, jika kamu mulai menyadari bahwa kamu adalah orang yang narsis, mulailah untuk belajar mencintai dirimu. Yakinkan dirimu bahwa menjadi pusat perhatian bukanlah hal yang mutlak harus kamu dapatkan. Akui saja jika terkadang kamu juga merasa frustasi dan memiliki banyak kekuarangan.
Dan jangan khawatir, rasa percaya diri yang tinggi tak akan membuatmu menjadi orang yang narsis. Kedua hal itu diyakini para peneliti sebagai dua hal yang berbeda. Jadi, tunggu apalagi, yuk tingkatkan percaya dirimu!
Psst, udah pada tahu belum kalau ada aplikasi konseling online yang bikin kamu bisa konsultasi dengan psikolog profesional kapan saja dan dimana saja? Yap! Nama aplikasinya Riliv. Di aplikasi Riliv kamu juga bisa mencoba fitur meditasi online untuk pengalaman meditasi yang lebih praktis!
Disadur dari:
- https://www.psychologytoday.com/intl/basics/confidence#building-confidence
- https://thriveworks.com/blog/confident-or-narcissistic/
- https://www.psychologytoday.com/intl/blog/peaceful-parenting/202001/the-difference-between-narcissism-and-confidence
- https://www.psychologytoday.com/intl/basics/narcissism
- https://www.talkspace.com/blog/narcissist-narcissism-confidence-definition-what-is/
Artikel ini ditulis oleh Dina Fadillah Salma dan disponsori oleh Indika Foundation.
Baca Juga:
5 Keuntungan Percaya Diri, Bikin Semangat Bangkit Lagi
Percaya Diri Adalah Hal yang Penting: Self-talk Kuncinya!
5 Cara Menghilangkan Rasa Malu dan Tidak Percaya Diri