Bahasa gaul toxic – Saat ini, istilah toxic sangat populer di media sosial. Bahkan juga di kehidupan sehari-hari. Semua orang membicarakannya. Kamu mungkin juga ikut mempopulerkan istilah ini. Pernahkah kamu mengucapkan kata toxic?
Pernah atau tidak, kamu perlu tahu apa arti toxic. Sebab istilah ini ternyata sangat erat dengan kehidupan kita sehari-hari. Kalau kamu mau tahu arti bahasa gaul toxic, Riliv bisa kasih jawabannya untukmu. Simak tulisan ini, ya!
Bahasa gaul toxic, apa pengertiannya?
Kata toxic yang sering dibicarakan di medsos merujuk kepada kebiasaan atau sifat yang menganggu, membawa pengaruh buruk bagi orang lain, atau melewati batas. Kata toxic biasanya disematkan kepada kata ‘orang’ atau ‘hubungan’.
Toxic adalah kata bahasa Inggris yang artinya racun. Supaya lebih simpel, kamu bisa merujuk pada arti kata toxic dalam Bahasa Indonesia. Bagaikan racun, orang atau hubungan toxic membawa pengaruh negatif bagimu dan bisa menghancurkanmu dari dalam.
Sedangkan dalam bahasa psikologi, toxic memiliki arti perilaku atau pun orang yang menyebabkan distres melalui perkataan dan tindakannya.
Orang toxic, seperti apa cirinya?
Misalnya kamu bilang, dia orang yang toxic. Maksudnya adalah orang tersebut memiliki sikap menyebalkan yang menganggu kamu. Sikap itu seringnya sampai melewati batas sehingga hubungan kamu dengannya jadi sulit dan renggang.
Apa sih ciri-ciri orang toxic? Ini dia:
- Selalu menginginkan perhatian sampai menganggumu
- Sering menciptakan drama
- Tidak menghargai batasan privasi
- Tidak menghargaimu
- Sering memanipulasi orang lain
- Sering menghakimi orang lain
- Tidak mau mengakui kesalahan, selalu menyalahkan orang lain
BACA JUGA: 6 Taktik Perilaku Toxic Manipulatif Ini Wajib Kamu Hindari!
Hubungan yang toxic, apa maksudnya?
Hubungan yang toxic adalah hubungan yang tidak sehat. Biasanya, hubungan toxic ini merugikan salah satu pihak, atau bahkan kedua belah pihak namun tidak ada yang menyadari.
Apa yang menyebabkan hubungan dikatakan toxic? Kembali ke pengertian toxic, hubungan toxic bisa terjadi karena sikap pasangan yang menganggu dan membawa pengaruh buruk. Sikap ini jika dilakukan terus menerus akan menghancurkan kamu dan hubunganmu. Itulah sebabnya hubungan itu dikatakan toxic, sama seperti racun.
Apa ciri-ciri hubungan toxic? Ini dia:
- Ketika ada pasangan yang egois dan terlalu menuntut, merasa seakan-akan lebih berkuasa dari pasangannya
- Bertingkah seperti anak atau orang tua dengan menunjukkan submisif dan dominasi
- Memanipulasi pasangan dengan menggunakan emosi
- Tidak peduli dengan jati diri pasangan. Merasa seolah-olah pasangan harus sama persis
- Menjalin hubungan hanya untuk pelarian atau sebagai bentuk keputusasaan
- Tidak bersikap baik terhadap pasangan
Nah, apakah kamu sedang menjalani hubungan yang toxic? Mengalami masalah dengan orang toxic? Atau bahkan, kamu sendiri menunjukkan ciri-ciri toxic?
Jangan dipendam sendiri, ya. Memendam masalah akan berbahaya bagimu. Jika kamu punya masalah dengan orang, hubungan, atau ciri pribadi toxic, ungkapkanlah semuanya pada psikolog. Psikolog bisa membantu membuatmu merasa lebih baik.
Contoh Perilaku dan Aspek Toxic Lain dalam Keseharian
Toxic Masculinity
Pernah mendengar tentang konsep ini? Maskulinitas berlebihan ini bermakna bahwa laki-laki tidak boleh menangis, sedih, dan berbeda dengan perempuan.
Adanya tekanan-tekanan bahwa pria “tidak boleh” bersikap seperti suatu perilaku justru akan menghambat seseorang untuk berkembang dan mematangkan emosi, lo.
Contohnya ketika laki-laki tidak boleh menangis atau meminta bantuan. Di beberapa tempat justru pria diminta untuk tangguh dan agresif!
Toxic Positivity
Apakah kamu pernah menemukan satu orang yang selalu mengajak kamu untuk bersemangat dan juga positif?
Tentu menyenangkan ya mendapatkan dukungan seperti itu! Tapi apakah kamu juga merasakan bahwa dia juga membuatmu tidak boleh menangis, sedih, dan akan melontarkan omongan negatif setiap kali kamu menceritakan kesedihanmu?
Toxic positivity berarti merupakan pemaksaan perasaan bahagia dan optimis secara tidak efektif pada segala situasi. Aspek ini berusaha untuk menyangkal emosi-emosi manusia dan membungkam perasaan sedih yang seharusnya disalurkan.
Contohnya adalah berusaha untuk mengajak semua orang bahagia dan “Ya sudahlah biarin saja!” jika kamu merasakan perasaan negatif.
Akibatnya, kamu bahkan merasa bersalah tentang apa yang kamu rasakan!
Apakah kamu pernah mengalami perilaku toxic kepadamu? Tentunya kamu akhirnya menjadi kesulitan untuk menavigasikan hidupmu, seperti beranggapan bila menangis itu lemah atau pun terjebak dalam hubungan yang buruk.
Bila hal ini terjadi, tentunya konsultasi dengan psikolog menjadi perlu karena kamu bisa menemukan akar permasalahan dan menanganinya bersama.
Referensi:
- Brenner, Abigail. (2016). Toxic People. https://www.psychologytoday.com/us/blog/in-flux/201609/toxic-people
- Drake, Kimberly. (2021). What’s a Toxic Person and How to Deal with Them. https://psychcentral.com/blog/whats-a-toxic-person-how-do-you-deal-with-one
- PsychAlive. (2014). Toxic Relationships. https://www.psychalive.org/toxic-relationship/
- WebMD Editorial Contributors. (2020). Signs of a Toxic Person. https://www.webmd.com/mental-health/signs-toxic-person
- Quintero, Samara & Long, Jamie. Toxic Positivity: The Dark Side of Positive Vibes. https://thepsychologygroup.com/toxic-positivity/
- Morin, Amy. What is Toxic Masculinity? https://www.verywellmind.com/what-is-toxic-masculinity-5075107
Ditulis oleh Syifa Salsabila Ramadhani, disunting oleh Adismara Putri Pradiri, S.Psi., kandidat psikolog klinis Universitas Airlangga
Baca Juga: