Seberapa bahaya stres pada ibu hamil? Efek bahaya stres pada ibu hamil masih menjadi perdebatan. Beberapa ahli percaya bahwa stres yang berkepanjangan—seperti ditinggal kematian oleh anggota keluarga, kehilangan pekerjaan—dapat berdampak negatif pada kehamilan.
Ahli tersebut mengungkapkan dampak negatif dari stres pada ibu hamil berupa—komplikasi seperti—kelahiran prematur, berat badan bayi yang lahir rendah, bahkan gangguan tidur dan behavioral disorder pada bayi yang kelak akan tumbuh menjadi anak-anak tersebut.
Lalu, timbul pertanyaan—apakah
deadline pekerjaan di kantor, perasaan sebal yang dibawa oleh pertengkaran kecil dengan ibu atau adik di rumah, memiliki resiko yang sama? Simak pembahasannya bersama Riliv.Efek stres kronis ibu hamil pada janin sangat minim
Foto oleh freestocks.org dari Pexels
Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa efek dari stres kronis yang dibawa oleh ibu hamil pada janin sangatlah minim—stres hanya akan membawa dampak pada kesehatan tubuh sang ibu.
Stres kronis dapat menyebabkan masalah dan munculnya sejumlah gejala fisik, seperti masalah tidur, masalah pencernaan, sakit kepala, ketegangan otot, dan tekanan darah tinggi.
Mungkin ada saat-saat dimana kita mengkhawatirkan terdapatnya bahaya stres pada ibu hamil—namun yang penting untuk diingat—sebenarnya kita semua mengalami stres. Kenaikan emosi sebagai bawaan kehamilan adalah emosi yang wajar—berkat lonjakan hormon.
Karena peningkatan stres dapat datang kapan saja—bersama beberapa efek sampingnya—hal yang terbaik untuk dilakukan adalah melakukan persiapan.
Bahaya stres pada ibu hamil muda
Sebuah studi yang diterbitkan dalam Endocinology menyebutkan bahwa stres pada trimester pertama dapat mempengaruhi mikroba yang berada di vagina ibu hamil.
Mikroba ini ditransfer ke bayi yang baru lahir selama kelahiran normal—yang melewati vagina—dan dapat menghasilkan perubahan mikrobioma usus dan berefek pada perkembangan otak si kecil. Mikroba yang ini dapat mempengaruhi sistem imun dan metabolisme bayi.
Para ilmuwan percaya bahwa mikrobiota usus yang berubah memiliki resiko lebih besar terkait—gangguan perkembangan saraf, termasuk autisme dan skizofrenia.
Efek ini diamati pada tikus mengandung yang diberi rangsangan tekanan
Efek ini diamati di laboratorium University of Pennysylvania pada tikus hamil yang diberi penanganan stres seperti—suara asing, bau predator, dan ditahan. Ini semua terjadi selama awal kehamilan, atau trimester pertama.
“Hasil penelitian menunjukkan bahwa stres mungkin memberikan efek pada perkembangan keturunannya—bahkan jauh sebelum wanita itu mengetahui bahwa ia sedang mengandung,” jelas peneliti postdoctoral dan penulis studi Eldin Jaarevi.
“Temuan kami menunjukkan bahwa—trimester pertama adalah periode yang dinamis dan kritis untuk beradaptasi bersama berbagai faktor lingkungan—stres, infeksi, dan kekurangan gizi, memiliki keterkaitan dengan peningkatan resiko gangguan perkembangan saraf—seperti autisme, skizofrenia, ADHD.”
Masalah stres dan waktu tidur bayi
Menurut penelitian yang diterbitkan jurnal Early Human Development, wanita yang cemas atau depresi selama kehamilan—memiliki resiko hampir 40% lebih mungkin untuk memiliki bayi yang mengalami masalah tidur—daripada wanita yang tidak.
Kaitannya adalah hormon kortisol—yang dikenal sebagai hormon stres—membanjiri tubuh saat ibu hamil merasa stres berlebih.
“Bahan kimia ini dapat melintasi plasenta, lalu mempengaruhi bagian otak yang mengatur siklus tidur-bangun anak,” kata Thomas O’Connor, PhD, seorang profesor psikiatri di University of Rochester Medical Center.
“Kita tahu bahwa tidur anak merupakan ukuran penting dari perkembangan yang sehat. Jadi, sangat penting bagi wanita untuk memperhatikan tingkat stresnya, yang pada akhirnya dapat memicu kecemasan dan depresi kronis.”
Menghilangkan stres selama kehamilan
Stres pada ibu hamil memang memiliki beberapa resiko—tentunya ada beberapa efek yang mesti kita hindari. Inilah langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk membantu para ibu menghilangkan stres selama masa kehamilannya. Simak langkah-langkah berikut ini!
1. Berlatih untuk konsentrasi pada pernafasan
Foto oleh mikoto.raw dari Pexels
Stres dapat berefek samping pada laju pernafasan kita. Nafas yang pendek-pendek—biasa terjadi saat kita tertekan—bisa menyebabkan tingkat stres meningkat hingga tubuh dapat bereaksi seperti kekurangan oksigen.
Saat merasa stres, cobalah untuk mengambil posisi seperti—duduk atau berbaring, tutup mata, dan tarik nafas dalam-dalam sebanyak 4-5 kali. Tarik nafas melalui hidung dan keluarkan lewat mulut sambil memperhatikan naik turunnya dadamu.
Saat kamu bernafas, cobalah untuk rileks dan biarkan stresmu hilang secara perlahan.
2. Meregangkan badan untuk kelemasan otot tubuh
Hormon yang dilepaskan ketika stres dapat menyebabkan otot menjadi tegang dan mengencang. Peregangan adalah cara yang baik untuk mengatasi sesak ini dan menghilangkan stres selama kehamilan.
Jika kamu merasakan kecemasan atau gugup, luangkan beberapa menit dari jadwal sibukmu untuk meregangkan leher, punggung, lengan, dan kakimu.
Regangkan leher dengan memiringkan kepala hingga telinga kiri bergerak ke arah bahu kirimu. Berhentilah ketika kamu merasakan peregangan dan tahan posisi ini selama dua puluh detik. Bernafaslah dalam-dalam untuk membantu otot rileks.
Setelah dua puluh detik, gerakkan perlahan kepalamu kembali ke posisi normal. Kemudian, miringkan kepala ke sisi lain dan tahan selama dua puluh detik.
3. Beristirahatlah beberapa waktu
Ketika kita tidak cukup tidur, tubuh dan pikiran dengan cepat menjadi lelah. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan pikiran dan emosi negatif yang dapat menyebabkan stres.
Jika kamu mengalami masalah tidur di malam hari, Riliv sarankan untukmu mencoba tidur siang di tengah hari. Bahkan tidur siang selama 20 menit dapat membantu tubuh dan pikiran kita lebih rileks.
4. Menghilangkan stres dengan pijat relaksasi
Seperti halnya peregangan otot, pijatan adalah cara yang baik untuk mengendurkan otot dan menghilangkan stres selama kehamilan. Kamu bahkan dapat memijat diri sendiri jika kamu mulai merasa stres.
Gunakan minyak pijat untuk mengurangi gesekan saat kamu memijat. Cukup semprotkan beberapa semprotan di telapak tanganmu dan pijat dengan lembut otot-otot tegang dengan gerakan yang lembut.
5. Lakukan self-talk positif
Tahukah kamu bahwa kita bisa,
lho, untuk benar-benar berbicara pada diri sendiri untuk mengurangi rasa tertekan?Yang dibutuhkan hanyalah mantra sederhana. Ulangi mantra ini berulang-ulang di kepalamu. “Aku bahagia, sehat, rileks, dan 100% siap untuk merawat bayiku yang baru lahir.”
Apapun mantra yang membuatmu merasa nyaman dengan diri sendiri dan tidak terlalu stres—kamu bisa membuat sendiri yang sesuai dengan situasimu.
6. Menghirup secangkir teh peppermint
Daun peppermint mengandung mentol yang berfungsi sebagai pelemas dan penenang otot. Peppermint juga membantu menghilangkan gas dari perut dan mengatasi masalah perut, seperti mual dan muntah.
Menghirup teh peppermint adalah cara yang sehat dan alami untuk menghilangkan stres selama kehamilan.
Simpanlah beberapa kantong teh peppermint di dompet atau tasmu—sehingga kamu bisa melawan stres dan masalah perut dimanapun kamu berada. Teh peppermint secara alami bebas kafein sehingga kamu bisa menyesapnya sepanjang hari di tempat kerja atau saat bersantai di rumah.
7. Ceritakan keluh kesahmu atau apa yang mengganggumu
Terkadang, hal-hal yang paling membuatmu stres—semuanya ada di kepalamu. Ketika kamu berpikir tentang proses persalinan, timbul kekhawatiran tentang apa yang mungkin terjadi, dan tiba-tiba—kamu jadi stres.
Bercerita dengan orang lain tentang apa yang mengganggu pikiranmu adalah cara yang baik untuk menghilangkan kekhawatiran ini dan menghilangkan stres dalam prosesnya.
Pilih seseorang yang membuatmu merasa nyaman membicarakan masalah sensitif ini—seperti pasangan, teman, bahkan terapis—dan selesaikan semuanya hingga terasa tuntas.
Karena setiap ibu hamil mengalami stres secara berbeda—apa yang membuatmu merasa tertekan mungkin bukan masalah besar bagi orang lain, dan sebaliknya—penting untuk mengenal diri sendiri termasuk
self-limit. Saat dirimu mulai merasakan stres yang mengganggu, cobalah untuk melakukan tips-tips di atas. Semoga membantu!***
Referensi:
- https://www.parents.com/pregnancy/my-body/can-too-much-stress-during-pregnancy-be-bad-for-my-baby/