Kadang, pria dan wanita terasa seperti dua makhluk berbeda. Meskipun masih sama-sama manusia, rasanya banyak yang tidak dipahami satu sama lain. Berikut ini kami sajikan beberapa curhatan wanita yang perlu diketahui oleh pria.
Curhatan wanita sejuta umat: catcalling is not cool at all!
Suatu ketika, seorang perempuan sedang berjalan di trotoar sendirian. Saat itu cuaca panas, jadi ia mengenakan gaun selutut berlengan pendek. Lalu tiba-tiba, ada siulan, “Suit suit… sendirian aja, Neng? Sini abang temenin!”
Rasanya ingin lempar kepalanya pakai sendal!
Catcalling is not cool at all, dude.
Beberapa pria mungkin berpikir kalau catcall adalah tanda bahwa penampilan fisik seorang wanita di-notice dan dipuji oleh laki-laki. Maka dari itu, mereka berpikir ketika mereka meng-catcall perempuan, itu adalah hal yang positif.
Padahal, tidak sama sekali. Justru sebaliknya, perempuan merasa sangat jijik, risih, dan benci jika di-catcall. Jika seorang pria meng-catcall perempuan asing di jalan, si perempuan akan berpikir bahwa dia tidak menghormati perempuan sama sekali.
Jika memang penampilan seorang wanita cantik dan menggoda, bukan begitu cara menyanjungnya. Alih-alih menyanjung, justru itu membuat perempuan merasa sangat illfeel. Alih-alih meng-catcall, jika memang ingin mengapresiasi, cukup melihat saja dan mengakui bahwa memang penampilannya bagus.
Perempuan ingin dilindungi
Mungkin ini curhatan wanita yang jarang dibicarakan antar sesama wanita. Curhatan wanita yang ini barangkali juga mudah dipahami pria, karena berdasarkan ‘hukum alam’, insting wanita ingin dilindungi dan insting pria ingin melindungi.
Peran melindungi dan dilindungi ini sudah berjalan lama sejak zaman purba. Di zaman itu, hidup jauh lebih sulit dari era modern. Bahaya ada dimana-mana. Manusia hidup bersama ular, harimau, singa, dan berbagai hewan liar lainnya.
Tapi di masa kini, ketika segalanya terasa jauh lebih aman, nyaman, dan mudah, perlahan-lahan perbedaan peran melindungi dan dilindungi antara pria dan wanita semakin tidak kentara.
Ditambah lagi, semakin maraknya emansipasi perempuan, yang mengubah image perempuan menjadi kuat dan serba bisa, membuat rasa ingin dilindungi ini memudar perlahan.
Tapi, tahukah kamu, emansipasi tidak mengubah insting-insting, sifat-sifat alami wanita? Salah satunya bahwa wanita ingin dilindungi?
Mungkin sekarang, bentuknya bukan lagi perlindungan dari ular, harimau, dan hewan berbahaya lainnya. Perempuan menginginkan ‘emotional safety‘ dari pacar atau suaminya, dari ayah dan saudara laki-lakinya, karena itu membuatnya aman dan terlindungi.
Memang kekuatan fisik wanita tidak setara dengan pria, tapi tanpa wanita, umat manusia tidak ada. Adam hanya akan sendiri, tidak memiliki keturunan, dan kita semua tidak pernah ada.
Ini sebabnya, ada norma tidak tertulis yang berkata bahwa “Perempuan itu dilindungi dan dihormati”, dan itu diimani di seluruh dunia sebagai sebuah konsep universal. Dari situ, muncullah norma-norma tidak tertulis lainnya yang bertujuan untuk melindungi perempuan, seperti “Dilarang memukul perempuan” atau “Beri tempat duduk untuk ibu hamil”.
Curhatan wanita tentang ekspektasi ‘cantik natural’ pria
Ini adalah curhatan wanita yang berasal dari pendapat klasik, “Dandan nggak usah menor-menor, aku suka yang cantik alami.”
Mudah berkata demikian bagi pria, karena dia hanya perlu menyebut istilah ‘cantik alami’ tanpa perlu menjadi cantik alami. Karena dimana-mana, yang dituntut untuk menjadi cantik alami itu adalah wanita, bukan pria.
Banyak wanita memang pada dasarnya sudah memiliki kulit yang bagus tanpa perlu makeup seperti foundation dan bedak. Jika itu yang dimaksud pria dengan ‘cantik alami’, maka wajar jika para wanita mengalami insecurities.
Di satu sisi mereka merasa takut dianggap ‘terlalu dandan’ jika pakai makeup, di sisi lain, mereka juga takut tidak pakai makeup karena merasa jelek jika tidak memakai makeup.
Intinya: serba salah!
Sekarang kita sering mendengar tentang body positivity dan self love, bahwa kita harus mencintai diri sendiri dan menghargai penampilan fisik kita, bagaimanapun itu rupa dan bentuknya.
Meski begitu, sulit dipungkiri bahwa memang tidak sedikit perempuan yang merasa insecure, sehingga berusaha keras agar bisa mencapai standar kecantikan tertentu.
Mungkin dia merasa terlalu gemuk, atau dia merasa kulitnya terlalu gelap, atau dia merasa hidungnya kurang mancung, dan masih banyak lagi hal-hal yang membuat perempuan merasa insecure.
Perempuan high maintenance itu wajar
Banyak yang bilang, jadi perempuan itu ribet. Dandannya lama, aturannya banyak, harus selalu terlihat ‘on‘ setiap waktu, kebutuhannya banyak. Dan, umumnya, memang benar, budget biaya hidup kebutuhan perempuan itu lebih tinggi dari laki-laki.
Banyak pengeluaran perempuan dialokasikan untuk produk kecantikan. Tapi, itu bukan berarti dia ingin ‘memenuhi standar kecantikan masyarakat’. Sebagai perempuan, tentu punya memiliki panggilan hati untuk merawat diri dan berpenampilan menarik.
Kadang, laki-laki tidak sadar akan hal ini, bahwa kalau ingin pasangannya terlihat cantik, maka perlu pengorbanan finansial. Karena, kembali lagi ke argumen ‘yang pentik cantik alami’, beberapa pria tidak paham, bahwa perempuan yang tidak memakai makeup, sebenarnya menghabiskan banyak uang untuk produk kecantikan lain seperti skincare.
Memang dunia per-maintenance-an dan dunia kecantikan ini seringkali terasa overwhelming, kadang kita merasa perlu step back dan bermeditasi untuk memikirkan kembali, di mana batas ‘cukup’ itu. Apapun itu, yang jelas, setiap orang dianugerahi kecantikannya masing-masing.
Jadi, tidak perlu minder, ya, Dear!
Referensi:
- https://theinspiringmenproject.com/thing-women-want/
Ditulis oleh Fida Aifiya.