Inner Child – Pernah nggak, kamu merasa kadang bersikap seperti anak kecil? Misalnya gampang nangis atau gampang marah? Hmmm atau bahkan merasa takut banget ditinggal sama orang terdekat? Sampai-sampai kamu memandang bahwa dunia adalah tempat yang nggak aman. Kalau hal-hal ini terjadi, mungkin ada inner child di dalam dirimu yang perlu lebih dikenali.
Memahami Inner Child
Menurut salah seorang konselor Amerika, John Bradshaw, inner child merupakan hasil dari pengalaman atau kejadian di masa kecil yang belum terselesaikan dengan baik. Dimana pengalaman baik akan membawa dampak positif begitupun pengalaman buruk akan meninggalkan bekas luka. Secara nggak sadar, inner child muncul pada individu dewasa dalam bentuk tingkah laku dan kondisi emosional.
Dilansir dari salah satu artikel Healthline berjudul Finding and Getting to Know Your , Carl Jung – seorang psikolog Swiss, menghubungkan inner child dengan pengalaman seseorang di masa lalu (anak-anak) dan kenangan tentang kepolosan anak-anak, keceriaan dan kreativitas bersamaan dengan harapan buat masa depan.
Apabila masa kecil terluka, hal ini bisa berdampak pada berbagai aspek kehidupan ketika seseorang tumbuh dewasa. Mulai dari hubungan percintaan, keluarga, hinggal cara seseorang mengendalikan emosinya. Meskipun inner child muncul dalam bentuk sebagai tingkah laku, tapi mungkin nggak semua orang sadar bahkan sulit mendeteksi jenis luka seperti apa yang dirasakan. Terus, gimana caranya tau kalau inner child kita terluka?
Tanda-tanda Inner Child Terluka
Ketika seseorang terhubung dengan luka masa kecilnya, mereka akan merasa ada dalam masalah besar. Menurut berbagai sumber, ada berbagai macam tanda diantaranya:
- Susah buat menolak
- Selalu berusaha menyenangkan sehingga sulit membangun batasan
- Merasa bersalah ketika membangun batasan
- Sering memendam masalah sampai takut untuk meminta tolong
- Selalu berusaha menghindari konflik
- Sangat takut kehilangan orang terdekat
- Merasa nggak layak untuk siapapun
- Selalu mengkritik diri sendiri
Sebenarnya masih ada bentuk atau sikap lain sebagai wujud dari inner child yang terluka. Tentunya buat mengenali tanda-tanda ini bukan hal mudah bagi beberapa orang. Kamu bisa coba memperhatikan kebiasaan-kebiasaan ketika merespon suatu hal. Dari sini kamu bisa terlihat sebuah pola yang bisa membantu kamu lebih memahami sisi anak-anak yang terluka dalam dirimu. Tapi, gimana caranya buat mengatasinya?
Cara Mengatasinya
Menyembuhkan luka memang nggak bisa cuma dalam waktu semalam. Butuh waktu dan menggunakan beberapa cara, supaya bisa menerima dan memahami masa kecilmu yang terluka dan ada pada individu dewasa. Dilansir dari Healthline dalam salah satu artikelnya yang berjudul 8 Ways to Start Healing Your Inner Child berikut cara buat menyembuhkan inner child yang terluka
- Mengakui keberadaan masa kecil yang terluka akan membantu proses penyembuhan. Meskipun pada awalnya terasa aneh, tapi dengan berusaha menerimanya bisa bikin kamu memahami sedikit demi sedikit tentang luka masa kecil yang mungkin selama ini nggak kamu sadari.
- Dengarkan apa yang dikatakan batin kamu. Setelah kamu mau mengakui keberadaannya, sekarang kamu bisa mulai lebih mendengarkan apa yang luka masa kecilmu coba perlihatkan. Coba perhatikan setiap reaksimu terhadap sesuatu yang bikin nggak nyaman.
- Kamu juga bisa menulis surat, lho! Hal ini bisa dilakukan sebagai bentuk komunikasi dengan versi anak dari dirimu. Mungkin kamu bisa kasih beberapa pertanyaan ke versi anak di dirimu, misalnya: “Gimana perasaan kamu sekarang?” atau “Gimana caranya supaya kamu merasa terbantu?”
- Coba meditasi. Dengan ini bisa jadi langkah awal supaya versi anak-anak dalam dirimu bisa mulai terbuka buat jawab pertanyaan-pertanyaan tadi.
- Journaling. Metode ini bisa dilakukan dengan menulis pengalaman nggak menyenangkan yang pernah kamu alami akhir-akhir ini. Kamu bisa menulisnya secara rutin. Kemudian coba baca kembali journal tersebut dan melihat pola apa yang terjadi. Dari sini kamu bisa tau hal apa yang mau coba diperbaiki.
- Kasih hadiah buat dirimu! Sebagai orang dewasa sering kali kamu merasa terbebani dengan berbagai tanggung jawab. Coba sesekali kasih dirimu hadiah seperti memberi hadiah buat anak-anak. Misalnya sesederhana beli ice cream setelah selesai kerja, atau main game kesukaanmu.
- Leave the door open. Maksudnya, biarkan proses healing dari inner child terus terjadi. Karena healing sendiri merupakan proses belajar seumur hidup yang nggak berhenti. Pasti selalu ada kejadian-kejadian yang membutuhkan penyembuhan.
- Konsultasi dengan ahli. Kadang dalam proses penyembuhan kamu membutuhkan seseorang buat diajak bercerita. Karena sebagai manusia, rasanya sulit buat menyimpan beban cuma sendirian. Apalagi beban berupa luka yang menumpuk sejak usia anak. Jadi, kamu bisa coba curhat sama psikolog juga. Bahkan sekarang kamu bisa akses layanan konsultasi sama psikolog secara online lewat aplikasi Riliv.
Luka masa kecil bukanlah hal kecil. Jangan terus dipendam sendirian karena bisa jadi beban yang bikin harimu terus nggak nyaman.
Referensi:
Inner Child: Dalam Pandangan Konseling Analisis Transaksional. ojs.abkinjatim.org
Finding and Getting to Know Your Inner Child. healthline.com
The Wounded Inner Child. cptsdfoundation.org
Signs of Inner Child Wounds and How to Help Them Heal. awakeningstreatment.com
8 Ways to Start Healing Your Inner Child. healthline.com