Intrusive Thought – Kamu tengah memesan kopi di salah satu kafe yang baru pertama kali kamu datangi. Tiba-tiba saat kamu tengah membawa kopi favoritmu, kamu tersandung dan menumpahkannya ke pakaian seorang pengunjung. Dia tampak baik-baik saja dan tersenyum, tetapi kamu merasa ada yang salah.
“Apakah dia benci aku? Apakah dia akan marah padaku? Apakah orang-orang menatapku dengan anaeh dan mengenaliku?”
Kamu sudah berusaha berdamai bahwa hal tersebut adalah musibah, tetapi kepalamu tidak berhenti untuk mengulangi peristiwa tersebut.
Kamu bahkan tidak sadar bila pikiran tersebut sudah berubah. Dari yang awalnya “Apakah aku salah?” menjadi “Aku memang tak pantas untuk memesan kopi. Aku tak pantas berinteraksi dengan orang. Caraku meminta maaf salah. Aku pantas dihukum.”
Jika kamu merasa relatable dengan contoh di atas, bisa jadi intrusive thought tengah menghantui kamu setiap saat.
Apa Itu Intrusive Thought?
Intrusive thought merupakan pikiran yang tidak diinginkan yang terus muncul di kepala tanpa peringatan dalam waktu yang sangat acak.
Umumnya, pikiran ini bersifat repetitif dan bisa menyebabkan kamu ‘kepikiran’ bahkan stres, lo.
Orang dengan kecenderungan depresi atau kecemasan menunjukkan kecenderungan mengalami pikiran intrusif lebih tinggi, tetapi pikiran ini bisa terjadi pada siapa saja!
Meskipun pikiran ini dapat dikatakan ‘tidak berbahaya’, namun jika terjadi terus menerus bisa mengganggu aktivitas sehari-hari bahkan mempengaruhi cara kamu bersikap, lo.
Jenis-Jenis Pikiran Intrusif
Secara umum, intrusive thought dapat berupa gambaran, suara, atau pernyataan, lo.
Topik yang seirngkali muncul berkutat seputar keamananmu atau risiko yang mungkin kamu alami. Semisal saat berkendara, mungkin kamu akan beprikir bahwa saat kamu berkendara, kamu akan menabrak orang karena kamu belum kompeten.
Selain itu, pikiran lainnya adalah seputar seks yang mungkin tidak umum.
Bentuk umum lainnya adalah suara kritis, yang terus menerus berusaha untuk ‘menjatuhkan’ kamu seperti “Kamu tidak cukup baik untuk sukses!”
Jika seseorang mengalami PTSD atau gangguan stres pasca trauma, pikiran intrusif yang muncul seringkali berkaitan dengan peristiwa traumatik tersebut.
Hal ini dikarenakan otak sudah terikat dengan peristiwa tersebut dan terus menghasilkan flashback yang serupa.
Pemicu Munculnya Pikiran Tak Diinginkan
Mengalami pikiran intrusif sejatinya merupakan hal yang sangat normal dan alamiah. Hal ini bertujuan untuk menjaga kita dan mengantisipasi masalah yang mungkin muncul.
Menariknya, intrusive thought dapat digambarkan sebagai sesuatu yang ‘berlawanan’ dengan apa yang kita mau dan tuju. Inilah mengapa pikiran intrusif sejatinya bisa kita ‘abaikan’.
Namun memang, beberapa hal menjadi sangat sulit dan terfiksasi sehingga kamu akan cenderung memberikan pemaknaan mengapa pikiran tersebut muncul.
Membedakan Pikiran Intrusif dengan Pikiran Sehat
Sebagai manusia, tentunya berpikir merupakan sesuatu yang sangat alami, bukan? Inilah yang membuat kita bisa kreatif, imajinatif, dan inovatif.
Namun ada beberapa cara yang dapat kamu lakukan untuk mengidentifikasi pikiran intrusif, lo.
Berikut adalah saran dari Dr. Kerry-Ann Williams, dosen psikiatri dari Harvard Medical School:
- Pikiran ini aneh dan tidak biasanya, seperti contohnya menghinamu atau terdengar sangat kasar
- Pikiran ini begitu mengganggu, sehingga kamu bersikeras untuk mendorongnya pergi
- Pikiran ini sulit untuk dikontrol, karena sifatnya yang repetitif dan terus menerus muncul bahkan tanpa diminta.
Cara Menghentikan Intrusive Thought
Salah satu langkah utama yang bisa kamu ingat terkait pikiran intrusif adalah, berpikir bukan berarti kamu akan melakukannya.
Banyak orang yang merasa malu karena memikirkan hal-hal tersebut. Namun sejatinya, pikiran ini hanyalah pikiran.
Berikut adalah beberapa langkah praktis yang bisa kamu berikan kepada pikiran-pikiran tersebut menurut Anxiety & Depression Association of America:
- Melabeli pikiran sebagai intrusive thought agar kamu bisa mengenalinya
- Ingat bahwa pikiran tersebut merupakan otomatis, bukan kehendak kamu
- Terima bahwa pikiran itu datang dan pasti akan pergi seiring berjalannya waktu
- Less is more. Cobalah untuk tidak reaktif dengan pikiran tersebut
- Pahami bahwa pikiran tersebut akan datang, tapi dia juga akan pergi
- Lakukan hal apapun yang akan kamu lakukan sebelumnya selagi membiarkan kecemasan tersebut sedang datang
Menariknya, kamu sebaiknya menghindari hal-hal ini:
- Berusaha menggali makna di balik intrusive thought
- Berusaha menyingkirkan karena kamu merasa buruk dengan pikiran tersebut
Hal ini bisa menjadi cukup berat apalagi jika kamu tidak terbiasa dengan ‘menerima’. Apalagi jika pikiran tersebut begitu terfiksasi.
Kamu bisa menghubungi psikolog profesional agar bisa membantu mengidentifikasi akar dari pikiran tersebut serta menemukan cara paling tepat untuk menghadapinya.
***
Sumber:
- What Are Intrusive Thoughts? https://www.iesohealth.com/wellbeing-blog/what-are-intrusive-thoughts
- Intrusive Thoughts: Why We Have Them and How to Stop Them. https://www.healthline.com/health/mental-health/intrusive-thoughts#What-are-intrusive-thoughts?
- Unwanted Intrusive Thoughts. https://adaa.org/learn-from-us/from-the-experts/blog-posts/consumer/unwanted-intrusive-thoughts
- Managing Intrusive Thoughts. https://www.health.harvard.edu/mind-and-mood/managing-intrusive-thoughts