Menerima Diri Apa Adanya – Pernahkah seseorang menyarankanmu untuk menerima diri apa adanya sebagai solusi atas rasa minder dan mandek yang kamu rasakan? Sayangnya, di era media sosial yang mematok standar kecantikan dan kesuksesan, praktek menerima diri apa adanya merupakan sebuah tantangan yang mungkin malah membebani pikiranmu.
Akun-akun influencer yang muncul di beranda setiap harinya, produk yang dijual dengan memancing rasa minder calon pembeli, atau sesimpel update dari teman yang sudah wisuda, atau diterima bekerja. Hal-hal tersebut tiba-tiba mendistraksi kita dan membuat kita merasa overwhelmed:
“Apa aku gendutan, ya? Dia langsing banget soalnya.”
“Aku sudah umur 21 tahun tapi belum bekerja di tempat sebagus kantor temanku.”
Hal-hal ini tentu saja tidak bisa tiba-tiba lenyap begitu saja. Yang bisa kita lakukan hanyalah membatasi diri dari iklan-iklan produk yang menjatuhkan gambar diri kita (membuat kita merasa buruk rupa, memancing konsumerisme, dll), dan membatasi penggunaan media sosial ketika sedang overwhelmed.
Namun, apakah tindak pencegahan saja cukup? Tentunya menerima diri sendiri juga perlu dilatih untuk memperkuat diri kita. Nah, Riliv kali ini akan membahas inilah 5 kekuatan dibalik penerimaan terhadap diri sendiri:
1. Kamu terbentuk menjadi pribadi yang lebih penyayang dan pengertian
Ketika kita bisa menerima diri sendiri, hal baik ini akan diikuti dengan pengampunan diri terhadap masa lalu, kesalahan-kesalahan di masa lalu, dan hal-hal di luar kendali kita. Tentu saja, bila kita dapat mengampuni diri sendiri, kita pun akan otomatis mudah dalam memaafkan dan mengasihi orang di sekitar kita.
2. Menerima diri apa adanya akan membuat potensi diri lebih terpancar
Photo by Randy Jacob on Unsplash
Bila mencintai seseorang membuat kelebihannya lebih menonjol, maka menerima diri sendiri pun dapat membuat mata kita lebih terbuka akan kelebihan-kelebihan yang tidak kita sadari dari diri sendiri, atau kelebihan yang bahkan selama ini kita sangkal dari diri kita.
Nah, hal ini tentu membuat penerimaan terhadap diri sendiri menjadi kunci terbukanya pintu-pintu potensi dan hal-hal baru lainnya di hidup kita.
3. Akan lebih banyak energi!
Sebelum bisa menerima diri sendiri, tidak sedikit dari kita memilih untuk memenuhi ekspektasi orang tentang kita, mendengar apa kata orang dan menjadi people pleaser.
Ketika sudah bisa menerima diri apa adanya, tentu kita akan lebih efisien dalam mengembangkan diri dan menyortir saran dari teman. Dan dengan begitu, kamu bisa terbebas dari burnout dan beban mental lainnya, sehingga bisa menyalurkn energi pada hal-hal yang benar-benar kamu suka.
4. Menerima diri apa adanya akan membuatmu lebih baik kepada diri sendiri!
Sama seperti menyambut tamu dan teman dekat ke dalam rumah kita, tentu kita akan bersikap baik kepada orang-orang yang kita izinkan masuk ke dalam personal space kita.
Dengan menerima diri sendiri, kita pun akan bersikap lebih baik kepada diri sendiri, mulai dari etos kerja, pola makan, waktu tidur, dan memilih lingkungan pertemanan.
5. Memilih lingkaran pertemanan pun akan lebih bijak!
Photo by Elevate on Unsplash
Ketika kamu telah tercerahkan akan empat keuntungan sebelumnya, kamu akan terbentuk menjadi pribadi yang lebih menghargai nilai diri. Pemahaman itu pula yang akan menuntun kamu dalam memilih teman.
Rasa percaya diri yang sudah kamu bangun akan mengantarkan kamu ke dalam lingkaran pertemanan yang lebih sehat dan penuh kasih sayang. Sebab, menerima diri sendiri akan membawamu kepada kemudahan dalam menunjukkan dirimu yang sebenarnya.
Bila kamu tertarik memiliki 5 kekuatan di atas dan membutuhkan kiat-kiat dalam penerimaan diri, kamu bisa membacanya di sini.
Namun, sebaliknya, jika kamu merasa terjebak dengan rasa kecemasan dalam menerima diri, kamu bisa memanfaatkan aplikasi psikolog online Riliv untuk melakukan konseling online.
Nah, sekarang siapkah kamu menyambut kekuatan baru dalam dirimu?
Sumber:
- http://christieinge.com/self-acceptance-benefits
Artikel ini ditulis oleh Rachel Emmanuella dan disponsori oleh Indika Foundation.
Baca juga:
7 Masalah HR di Perusahaan dan Cara Mengatasinya, HR Wajib Tahu!