Ditulis oleh Sri Resy Khrisnawati, diedit oleh Neraca Cinta Dzilhaq, M.Psi., Psikolog
Ciri-Ciri Stres Berat – Pernahkah kamu merasa susah untuk konsentrasi, sedangkan tugas di kampus atau pekerjaan di kantor menumpuk?
Jika pernah, bisa jadi kamu sedang mengalami ciri-ciri stres berat, lho! Stres memiliki beberapa tingkatan yang ditandai dengan adanya perubahan dalam diri seseorang, baik secara fisik maupun emosional, mulai dari stres ringan hingga stres berat. Apa saja tanda-tanda fisik yang bisa kamu rasakan saat stres berat? Yuk, simak artikel di bawah ini!
1. Wah! Ternyata Sering Sakit Merupakan Ciri-Ciri Stres Berat!
Menurut WHO, stres dapat didefinisikan sebagai segala jenis perubahan yang menyebabkan ketegangan fisik, emosional, atau psikologis. Saat kamu sedang stres, tubuh sebenarnya punya cara tersendiri untuk bertahan menghadapi tekanan. Maka dari itulah, tubuh melepaskan hormon yang dinamakan kortisol, sebuah hormon steroid yang diproduksi dan dilepaskan oleh kelenjar adrenalin yang bisa memengaruhi beberapa aspek tubuh kita. Kortisol membantu mengatur respons tubuh kita terhadap stres.
Namun bila stres tersebut berlangsung terus-menerus, sistem kekebalan tubuhmu akan menurun. Hal ini bisa memicu berbagai masalah kesehatan, seperti gangguan pada saluran pencernaan dan pernapasan, lho! Maka dari itu, ketika kamu mulai merasa nggak enak badan, ada baiknya kamu meninjau ulang kesibukan atau aktivitas tertentu yang menyebabkan pikiran dan emosimu terganggu.
2. “Duh! Kenapa tugasku malah makin numpuk?”
Ketika sedang stres berat, kemampuan berpikirmu akan terkena dampaknya, sehingga mempengaruhi proses perencanaan dan pengendalian diri yang kamu miliki untuk dapat berpikir jernih.
Alih-alih memikirkan tenggat waktu pekerjaan yang sedang menunggu, secara tidak sadar, kamu justru memikirkan masalah yang sedang kamu alami.
Nah, maka dari itu, biasakanlah berpikir positif, meskipun sulit dilakukan pada awalnya. Pikiran yang positif akan membantu kamu mereduksi triggers yang menyebabkan kamu stres dan melihat sisi lain dari kehidupan yang kamu jalani. Contoh berpikir positif itu misalnya begini: jika kamu mengalami kegagalan, anggaplah kegagalan itu sebagai pembelajaran buatmu. Apabila kamu kecewa, hal itu sudah biasa dirasakan dan wajar dialami. Tak perlu menyalahkan diri sendiri. Kuncinya adalah memandang setiap pengalaman sebagai hikmah dari kehidupan.
3. Sakit Kepala yang Menyiksa Datang Seiring dengan Stres Berat
Hormon adrenalin dan kortisol yang diproduksi saat kamu sedang stres menghambat jantung mengalirkan darah ke otak sehingga tidak mendapat oksigen yang cukup. Itulah mengapa kamu akan sering mengalami sakit kepala saat stres melanda, khususnya migrain. Dilansir artikel Insider yang di, saat kita merasa stres, serotonin yang seharusnya bisa menimbulkan rasa bahagia berkurang drastis.
Menangani migrain atau sakit kepala akibat stres bisa dengan treatment pengobatan medis atau dengan perubahan perilaku. American Migraine Foundation merekomendasikan untuk memperbaiki pola tidur, makan makanan sehat, dan mengurangi konsumsi obat-obatan tertentu serta alkohol bisa menjadi cara mengurangi sakit kepala akibat stres.
4. Menjalani Hari yang Berat Karena Punggung dan Leher Terasa Kaku
Ciri-ciri stres berat lainnya yang menyerang fisikmu adalah mengalami sensasi ketegangan di bagian leher dan punggung atau yang biasa disebut sakit kepala tensi (tension headache). Pada orang yang sedang stres berat, sakit kepala tensi ini dapat dialami selama 30 menit, bahkan sampai 7 hari lamanya! Jika kamu mulai mengalami tension headache dalam keseharian, mungkin ada baiknya kamu beristirahat sejenak, ya. Tubuh yang lelah bisa memicu stres yang parah juga.
Selain itu, kamu juga bisa mengurangi ketegangan otot dengan olahraga rutin apabila kamu tipe orang yang aktif. Dilansir dari WebMD, berolahraga bisa meningkatkan hormon endorfin yang sifatnya sama seperti serotonin, yaitu memicu rasa bahagia. Nggak cuma sehat, kamu juga akan semakin happy! Hayo, sudah olahraga belum hari ini?
Selain itu, apabila kamu suka wangi-wangian, menghirup aromaterapi dan essential oil direkomendasikan oleh ahli untuk mengurangi stres beserta efek sampingnya terhadap tubuh. Kamu bisa menggunakannya saat mandi, bersantai, atau memijat bagian-bagian tubuh yang kaku.
5. Rambut Rontok? Bisa Jadi Ciri-Ciri Stres Berat, Lho!
Rambut yang rontok juga merupakan salah satu ciri-ciri stres berat. Normalnya, rambut tumbuh dalam suatu siklus.
Ketika sedang mengalami stres berat, dampaknya bisa sedemikian parah sehingga menyebabkan alopecia areata, yaitu penyakit autoimun yang ditunjukkan dengan mengalami kebotakan di area tertentu. Folikel rambut kita bisa melemah akibat stres akut, sehingga lambat laun rambut kamu pun rontok. Penyakit autoimun ini masih belum ada obatnya, namun ada beberapa treatment yang bisa membantu mengurangi orang-orang dengan alopecia areata parah. Salah satunya mengaplikasikan corticosteroid di kulit kepala untuk membantu men-trigger pertumbuhan rambut.
6. Jantung berdebar karena stres yang terlampau berat
Menurut Michael Blaha, M.D., M.P.H., stres berat dapat mempengaruhi ritme jantung dan tekanan darah. Peningkatan hormon yang diproduksi saat tubuh kita mengalami kondisi stres yang berkelanjutan, dapat memicu jantung berdetak dengan cepat dan tidak beraturan, sementara tekanan darah kita pun juga semakin naik.
Hati-hati, ya! Apabila kamu merasa kondisi jantung berdebar-debar disertai dengan gejala sesak di dada dan pusing, sebaiknya segera hubungi dokter untuk mendapatkan saran treatment. Untuk mencegah penyakit jantung, kamu bisa menerapkan pola hidup sehat, di antaranya olahraga, mengonsumsi makanan yang bergizi, serta mengurangi konsumsi obat-obatan, rokok, dan alkohol. Selain itu, riset telah membuktikan bahwa melakukan meditasi secara rutin dapat meningkatkan kesehatan jantung kamu dan mengurangi tekanan darah tinggi.
—
Ingat, ya, sekali lagi, apabila kamu mengalami satu atau lebih ciri-ciri stres berat di atas, kamu harus segera menghubungi dokter atau psikolog klinis yang bisa menangani mental health issues-mu. Kesehatan mental itu sangat penting lho! Jangan sepelekan kondisi mentalmu jika kamu masih ingin beraktivitas dengan produktif.
Namun jika saat ini modal untuk ke profesional belum ada, jangan ragu untuk berbicara dengan orang terdekat atau yang kamu percaya agar kamu bisa keluar dari belenggu stres berat.
Referensi:
- American Psychological Association. (2018). Stress effects on the body. Retrieved from American Psychological Association: https://www.apa.org/topics/stress/body
- Lippi, G., & Mattiuzzi, C. (2017). Cortisol and migraine: A systematic literature review. Agri : Agri (Algoloji) Dernegi’nin Yayin organidir = The journal of the Turkish Society of Algology, 29(3), 95–99. https://doi.org/10.5505/agri.2017.25348
- WHO. (2021). Stress. Retrieved from World Health Organization: https://www.who.int/news-room/questions-and-answers/item/stress
Discussion about this post