Tujuan hidup – Memangnya semudah itu ya menemukan tujuan hidup? Apa saja yang harus kita persiapkan? Apa dampaknya bagi kita jika tujuan hidup itu ditemukan? Yuk, simak uraian di bawah ini bersama-sama!
Kenapa Tujuan Hidup Itu Penting?
Seperti yang sudah kita ketahui bersama, hidup itu seharusnya dinikmati. Namun, bila kita nggak punya tujuan, rasanya hidup kita pun akan hampa dan nggak terarah. Menurut Victor Strecher, Ph.D., profesor dari University of Michigan, tujuan hidup (purpose of life) adalah sesuatu yang bisa membantu kita untuk menjadi lebih termotivasi dan menjadi penggerak dalam melakukan hal-hal yang bermanfaat. Selain itu, memiliki purpose of life akan membuahkan growth mindset, yaitu keinginan untuk terus bertumbuh, tak peduli apa pun yang menghalangi kita.
Berartinya Sebuah Motivasi
Bicara soal growth mindset, para ahli masih sering mengkaji hal ini dalam penelitian fMRI, yakni terkait motivasi intrinsik. Menurut riset terkini, ada salah satu bagian otak yang bernama striatum, yang berperan dalam tindakan-tindakan sukarela. Umpan balik yang terjadi antara neuron dopamine dan striatum dapat mempercepat proses belajar manusia sekaligus memproduksi perilaku adaptif. Singkatnya, ada area khusus di otak kita yang secara alamiah mendorong motivasi untuk muncul. Kinerja striatum diasosiasikan dengan ada tidaknya reward atau output yang positif dari perilaku kita. Nah, kalau dikaitkan sama purpose of life, interaksi kognitif yang menghasilkan motivasi intrinsik ini akan mendorong kita untuk menemukan purpose of life. Riset terkini telah membuktikannya pada pasien demensia, stroke, cedera sumsum tulang belakang, dan penyakit jantung. Dikatakan bahwa keinginan untuk melanjutkan hidup yang begitu tinggi bisa menunjang kesembuhan pada pasien. Meskipun riset lanjutan mengenai faktor-faktor yang berperan selain purpose of life diperlukan, Wow, bisa sekeren itu, ya?
Kiat Menemukan Tujuan Hidup
Belajar Tanggung Jawab
Nah, justru “hidup gini-gini aja” merupakan masalah yang harus kamu atasi! Dalam menemukan tujuan hidup, kita harus melakukan usaha-usaha tertentu, jangan hanya diam dan menunggu sesuatu terjadi. Harus ada komitmen dalam hidup yang bikin kamu menyadari pentingnya purpose of life tersebut. Seperti yang dikatakan Viktor Frankl dalam bukunya, Man’s Search for Meaning, untuk mewujudkan hidup yang bermakna, seseorang harus belajar bertanggung jawab atas dirinya dan orang lain.
Berpandangan Positif Soal Masa Depan
Selain itu, menurut Frankl, pandangan positif tentang masa depan bisa menjadi dasar utama untuk menemukan purpose of life, karena pandangan positif tersebut berperan dalam memunculkan motivasi untuk terus berjalan. Sebalinya, apabila kamu terus menerus berpikiran negatif, kamu akan kesulitan menemukan gairah hidup. Boro-boro menemukan purpose of life, kamu bakal terjebak dalam ruminasi yang membawamu ke jurang depresi.
Eksplorasi Diri Sendiri
Penulis dan motivator Mark Manson juga mengatakan bahwa mengeksplorasi diri, mulai dari mengajukan pertanyaan sepele seperti “Apa rasa sandwich favoritmu?” bisa menjadi cara kita untuk menemukan tujuan hidup. Memang kedengarannya aneh, sih, tapi dengan mengenal diri kamu sendiri, kamu akan memahami apa kelebihan dan kekuranganmu. Inilah yang nantinya bisa jadi bahan buat menentukan apa yang mau kamu capai dalam hidup.
Konsep pengenalan diri ini bisa dibilang juga mirip dengan apa yang disampaikan Carl Rogers soal self-actualization. Menurut Rogers, orang yang mencapai tahap self-actualization dalam hidupnya adalah orang yang memahami segala kemampuan yang dia miliki serta bisa mengekspresikan kreativitasnya dengan baik.
Nah, intinya, dalam menemukan tujuan hidup, bukalah matamu lebar-lebar. Siapa tahu ada bagian dalam dirimu yang belum tersentuh dan bisa dioptimalisasikan.
Sebetulnya, tujuan hidup itu nggak perlu kamu ketahui dari sekarang, kok. Pelan-pelan saja, nikmati prosesnya. Yang penting, jalani hidup dengan penuh kesadaran. Karena sejatinya, kita tidak tahu masa depan macam apa yang akan kita hadapi nantinya. Biar kamu makin enjoy jalani hidup dengan mindful, yuk, dengerin audio meditasi dan booking konseling dengan psikolog pakai aplikasi Riliv!
Referensi:
Báez-Mendoza, R., & Schultz, W. (2013). The role of the striatum in social behavior. Frontiers in neuroscience, 7, 233. https://doi.org/10.3389/fnins.2013.00233
Frankl, V. (2006). Man’s Search for Meaning. Boston: Beacon Press.
Kaplin, A., & Anzaldi, L. (2015). New Movement in Neuroscience: A Purpose-Driven Life. Cerebrum : the Dana forum on brain science, 2015, 7.Rood, L., Roelofs, J., Bögels, S. M., & Alloy, L. B. (2010). Dimensions of Negative Thinking and the Relations with Symptoms of Depression and Anxiety in Children and Adolescents. Cognitive therapy and research, 34(4), 333–342. https://doi.org/10.1007/s10608-009-9261-y
Ng B. (2018). The Neuroscience of Growth Mindset and Intrinsic Motivation. Brain sciences, 8(2), 20. https://doi.org/10.3390/brainsci8020020
Rood, L., Roelofs, J., Bögels, S. M., & Alloy, L. B. (2010). Dimensions of Negative Thinking and the Relations with Symptoms of Depression and Anxiety in Children and Adolescents. Cognitive therapy and research, 34(4), 333–342. https://doi.org/10.1007/s10608-009-9261-y