Menghadapi karyawan buruk – Meskipun Anda yakin kalau sebagai HR, Anda telah merekrut kandidat yang terbaik, pasti ada saja karyawan yang low-performing setelah masuk ke dalam perusahaan.
Tentunya, hal itu tidak dapat dihindari. Namun, jika Anda memutuskan untuk acuh tak acuh dan membiarkannya, maka kesuksesan perusahaan akan terancam, akibat terhambat oleh kinerja karyawan yang kurang bagus.
Sebelum membahas lebih lanjut tentang bagaimana cara menghadapi karyawan buruk, ada baiknya untuk mengetahui apa saja yang termasuk ke dalam definisi “karyawan buruk”.
Karyawan dengan kinerja yang buruk itu…
…adalah karyawan yang gagal untuk menjalankan tugas atau pekerjaannya sesuai ketentuan dan standard perusahaan. Dalam kata lain, karyawan ini sering melanggar peraturan dan berperilaku secara tidak menyenangkan kepada sesama karyawan lain.
Kalau Anda telah menemukan karakteristik semcam itu dalam diri karyawan Anda, siap-siap untuk mencegahnya dengan cara-cara ini, agar performa karyawan tidak merosot lebih jauh lagi.
Cara menghadapi karyawan yang performanya tidak maksimal
1. Ketahui akar permasalahannya
Tanpa bukti yang kuat, Anda tidak dapat benar-benar memverifikasi jika karyawan Anda berperilaku buruk atau tidak.
Catatlah kejanggalan yang sering kali Anda temukan dalam perilaku karyawan, agar Anda juga dapat berpikir secara rasional mengenai apa yang harus dilakukan sebagai solusinya.
2. Sampaikan ekspektasi Anda sebagai HR
Setelah Anda memetakan permasalahannya, Anda dapat menyampaikan keluhan dan ekspektasi yang Anda miliki kepada karyawan tersebut.
Ingat, jangan menyalahkan mereka—hal tersebut akan membuat mereka defensif. Melainkan, mulailah dengan, “Saya mengamati bahwa belakangan ini, Anda kesulitan untuk fokus. Apakah ada masalah?”
Dalam menyampaikan ekspektasi, usahakan untuk turut mengikutsertakan konsekuensi yang terjadi jika karyawan tidak segera memperbaiki kesalahannya, seperti tidak mendapatkan promosi jabatan.
3. Buat rencana untuk meningatkan kinerja karyawan yang buruk
Salah satu rencana yang bisa Anda buat adalah Performance Improvement Plan (PIP). Rencana ini memuat tujuan agar karyawan berkembang menggunakan rumus Specific, Measurable, Achievable, Realistic, and Time frame-based (SMART).
Misalnya, tujuannya dapat berupa, “Karyawan X harus mencapai target 50% untuk meningkatkan penjualan dalam waktu satu bulan.”
Dengan objektif yang jelas, karyawan akan lebih tergerak untuk bekerja secara produktif. Tentunya, apabila ia bekerja dalam lingkungan yang produktif juga.
4. Lakukan pelatihan dan pemantauan
Tidak hanya rencana, karyawan juga harus diberikan pelatihan soft skills, agar mereka mendapatkan kemampuan leadership, time-management, dan lain sebagainya.
Jangan berharap bahwa karyawan akan dapat menuntaskan segala sesuatunya sendirian. Ia tetap membutuhkan arahan, dan Anda disarankan untuk memberikan feedback secara berkala agar ia tahu kalau ia berada dalam jalan yang benar.
Mulailah untuk memberikan feedback yang konstruktif, seperti, “Saya perhatikan, Anda sudah cukup improving. Namun, akan lebih baik kalau Anda melakukan hal ini, daripada hal itu. Dari pengalaman sebelumnya, hasilnya akan lebih baik. Tetap dipertahankan, ya.”
5. Hargai usaha yang diberikan oleh karyawan
Ucapan “terima kasih” atau “kerja bagus” tidak pernah terdengar sepele di telinga karyawan. Justru, hal-hal semacam itulah yang membuat karyawan semakin termotivasi untuk berkembang.
Jadi, jangan ragu-ragu untuk memberikan penghargaan—seperti bonus atau voucher makanan—jika karyawan telah berhasil melalui permasalahannya, dan berusaha untuk menjadi lebih baik daripada sebelumnya berkat arahan Anda sebagai HR.
Apa jadinya jika karyawan tak kunjung berkembang?
Perubahan tidak terjadi dalam semalam. Bisa saja, di balik perilaku karyawan yang membangkang atau senang bergosip, ada masalah karyawan yang bersembunyi.
Masalah-masalah itu pun lebih serius dan bersifat pribadi, seperti kesehatan mental, hubungan keluarga, serta burnout dan stres. Tentunya, akan membutuhkan waktu lama bagi karyawan untuk pulih dan bekerja seperti biasa lagi.
Namun, jangan khawatir. Apabila Anda merasa bahwa karyawan Anda mengalami permasalahan tersebut, Anda selalu dapat menggunakan layanan Employee Assistance Program dari kami.
Riliv for Company memiliki program kerjasama Employee Assistance Program sebagai berikut:
- Konseling karyawan langsung melalui chat tanpa harus repot mengatur jadwal bertemu untuk konsultasi psikologi online
- Kelas untuk karyawan dari pakar dunia psikologi, karir, dan mindfulness untuk menemukan performa maksimal dari karyawan Anda
- Konten mindfulness berupa audio guide mindfulness content untuk menciptakan fokus dan keseimbangan dalam bekerja dan beristirahat
- Asesmen psikologis yang terpercaya sehingga Anda bisa memastikan masalah apa yang dihadapi untuk menentukan solusi tepat guna
- Harga terjangkau karena Anda akan langsung mendapatkan semua paket dalam harga yang masuk akal
- Produktivitas terjaga karena karyawan tidak perlu meluangkan waktu pergi atau meditasi yang lama.
Bila Anda tertarik untuk bekerjasama dengan Riliv for Company demi investasi kesehatan mental para karyawan Anda, kontak Taya – 0895-6097-98517 atau Indra 0857-8587-5736 untuk informasi lebih lengkap tentang motivasi karyawan dan peningkatan produktivitas karyawan.
Referensi:
- jobstreet.co.id. 5 Langkah Menghadapi Karyawan Berkinerja Buruk dan Cara Mengubahnya
- linovhr.com. Langkah Tepat bagi HRD Tangani Karyawan dengan Kinerja yang Buruk
Ditulis oleh Adinda Mauradiva.
Baca Juga:
Sukses Merekrut dengan 7 Strategi Perekrutan Karyawan Ini