Menghadapi perilaku toxic– Berada dalam hubungan toxic sangatlah menguras tenaga dan pikiran. Kita jadi menyalahkan dan menyakiti diri sendiri, stres, trauma, depresi dan pada beberapa kasus mengarahkan pada perilaku bunuh diri.
Lebih baik mencegah daripada mengobati! Tindakan pencegahan menghadapi perilaku toxic adalah dengan berkata ‘tidak’.
Masyarakat kita tidak terbiasa berkata tidak karena budaya ‘sungkan’ (segan) yang kita anut. Kita terlalu memikirkan perasaan orang lain sampai kita lupa perasaan kita sendiri.
Hubungan yang baik bukan hanya dengan siapa kita berteman melainkan pengalaman atau perasaan yang kita rasakan dari hubungan tersebut.
Berikut adalah cara mengucapkan ‘tidak’ yang perlu kamu latih dari sekarang!
Tekankan bahwa kamu merasa tidak cocok
Kamu boleh menolak tawaran jika berseberangan dengan nilai atau prinsip hidup yang kamu anut. Pastikan bahwa bukan tawaran atau orang yang menawarkan yang salah, tapi kamulah yang ‘bermasalah’ dengan pilihan tersebut.
Tegas sedari awal adalah tameng menghadapi perilaku toxic.
Contohnya, ‘Terima kasih tawarannya, tapi kayaknya enggak cocok di aku’ atau “thank you, tapi aku nggak tertarik, mungkin orang lain bisa’.
Katakan kalau kamu tidak sedang available
Terlihat sedang sibuk atau mengerjakan sesuatu membuat orang lain segan untuk mengganggu. Hati-hati! Orang yang toxic akan sedikit memaksa.
Ingat, ya! Kalau kamu merasa tidak cocok dan merugikan, segera abaikan!
Beri alasan jelas kunci menghadapi perilaku toxic!
Memberikan alasan yang jelas adalah cara yang ampuh untuk membuat orang lain merasa tertolak. Pastikan bahwa kamu menolak tawaran/permintaannya, bukan karena orangnya.
Menghadapi perilaku toxic perlu latihan!
Semakin kamu terbiasa menolak, maka semakin kamu berani berkata ‘tidak’ untuk semua permintaan dari teman toxic. Beranikanlah dirimu karena konsekuensinya begitu berat dan akan terus menghantuimu.
Tentunya ada banyak alasan lain untuk menolak berbagai hal yang merugikan kita. Berkata ‘tidak’ menjauhkan kita pada jeratan hubungan toxic.
Berbuatlah baik pada orang yang pantas menerima kebaikanmu dan karena mereka yang juga selama ini baik padamu.
Jangan ragu menceritakan pengalamanmu mengenai perilaku toxic bersama Riliv. Ceritamu akan didengarkan dan diberikan masukan yang membuatmu tercerahkan. Semoga harimu menyenangkan!
Referensi:
- Bregman, P. (2013). Nine Practices to Help You Say No. psychologytoday.com
- Carter, C. (2017). How to Handle a Toxic Relationship. greatergood.berkeley.edu
- Guha, A. (2021). How (And Why) to Say No. psychologytoday.com
- Tina. (2016). Leaving A Toxic Relationship – How To Stand Up For Yourself. youqueen.com
Ditulis oleh Yogie Andreas.
Baca Juga:
Hati-Hati! 7 Tanda Hubunganmu Masuk Toxic Relationship