Menjaga pengeluaran agar tetap stabil menjadi tantangan bagi setiap orang. Lebih-lebih saat perekonomian sedang sulit dibutuhkan kesabaran untuk menekan uang keluar. Banyak orang khawatir jika finansial mereka tidak stabil alias berpotensi membengkak. Dalam kondisi tersebut, harus ada upaya untuk menjaga keuangan Anda.
Terkadang, strategi yang Anda jalankan dalam mengontrol uang keluar tetap stabil gagal di tengah jalan. Tidak jarang orang memanfaatkan konsultan keuangan untuk memberikan saran terhadap finansial mereka.
Sebagian lainnya memilih meluangkan waktu di sela-sela pekerjaan dan rutinitas agar bisa belajar mengenai finansial.
Pada dasarnya, setiap orang memiliki potensi sama mengalami pengeluaran tidak stabil. Hal ini dikarenakan gejolak perekonomian massal yang terjadi saat ini.
Ditambah lagi menanjaknya harga beberapa kebutuhan mengakibatkan uang keluar lebih banyak. Jika hal ini tidak dibarengi dengan penghasilan yang seimbang, tentu keuangan menjadi taruhannya.
Dalam kondisi finansial yang sedang tidak stabil, aktivitas orang bisa jadi terganggu. Seperti misalnya perencanaan pernikahan di masa mendatang.
Atau sebuah rencana untuk melanjutkan sebuah pendidikan menuju ke sebuah jenjang yang lebih tinggi. Keduanya dapat terganggu lantaran finansial kurang stabil. Untuk itu, tidak ada salahnya mempertimbangkan strategi di bawah ini.
Menstabilkan pengeluaran dengan berhemat
Bingung bagaimana caranya membuat stabil uang keluar dari dompet Anda? Hal penting yang pertama yang harus dilakukan guna mengatasi hal tersebut adalah dengan cara mencari sebuah strategi.
Percayalah bahwa strategi setidaknya bisa membantu Anda dalam menstabilkan finansial. Namun, sudahkah Anda mempunyai strategi yang dimaksud?
Salah satu strateginya adalah dengan berhemat setiap saat bahkan dalam jumlah besar. Konsep hemat akan selalu menjadi hal terpenting di bidang keuangan.
Hemat diartikan sebagai tindakan maupun proses pengalokasian uang sesuai kebutuhan. Artinya, dalam hal ini Anda harus berupaya menekan keinginan untuk membeli barang.
Menekan bukan berarti menghentikan aktivitas pembelian barang, melainkan menggunakan uang hanya untuk hal-hal yang sifatnya mendesak. Bahkan pengeluaran dianggarkan untuk mencukupi kebutuhan saja.
Hal-hal selain kebutuhan dasar dan mendesak sebaiknya diabaikan terlebih dahulu agar tidak membuat hidup Anda menjadi boros.
Menghemat tidak hanya dilakukan sesuai mood atau sesekali saja. Dalam kondisi ekonomi apapun, hemat tetap harus dijunjung tinggi sebagai prinsip.
Dengan kata lain, perilaku menghemat sudah harus mendarah daging di hati Anda. Sehingga nantinya mudah untuk tetap konsisten berhemat dalam jumlah besar.
Menekan pengeluaran lewat anggaran
Photo by NORTHFOLK on Unsplash
Segala sesuatu yang berkaitan dengan keuangan perlu direncanakan secara matang. Karena, terkadang tidak semua perancanaan dapat berjalan lancar.
Bahkan bisa jadi rencana akan diubah sebelum Anda mendapatkan hasil akhir memuaskan. Semuanya dilakukan demi menjaga keuangan agar stabil di masa tersulit sekalipun.
Stabil tidaknya keuangan umumnya tergantung dari tata cara Anda mengelolanya. Pengaturan pada masing-masing pos juga menjadi salah satu faktor stabil tidaknya keuangan. Untuk itu, sudah saatnya Anda menyusun anggaran untuk masing-masing pos pengeluaran. Dengan cara ini diharapkan keuangan dalam kondisi normal.
Sebenarnya, dalam menyusun anggaran masing-masing orang bisa memiliki perbedaan nominal.
Selain itu, kebutuhan mereka cenderung tidak sama setiap bulannya. Namun, paling tidak anggaran akan menempatkan setiap pos uang keluar secara seimbang. Lewat susunan anggaran Anda juga dapat merencanakan alokasi penghasilan agar tepat guna.
Seperti anggaran untuk pembelian kebutuhan pokok, investasi, dan membayar tagihan. Susun anggaran pengeluaran Anda dengan formula 50:20:30.
Formula tersebut artinya 50% pemasukan untuk sehari-hari. Anggaran 20% untuk investasi, tabungan dan cicilan sementara 30% budget guna memenuhi kebutuhan pribadi serta hiburan.
Tetapkan tujuan hidup yang ingin dicapai
Setiap orang penting menetapkan tujuan hidup. Hal tersebut sama artinya mereka mempunyai goals di dalam semua aktivitas yang dilakukan, termasuk saat mengatur pengeluaran. Tujuan yang ingin diraih setiap orang tidaklah sama. Karena itu, tanyakan pada diri sendiri apa saja goals di dalam hidup Anda.
Goals pada masing-masing orang tidak hanya berjumlah satu melainkan beragam. Sebagai contoh, lulusan kuliah yang ingin menjadi bisnisman. Goals orang tersebut adalah bisnisman yang sukses di masa mendatang. Untuk mencapai tujuannya, harus ada kiat tersendiri seperti mengumpulkan modal usaha dari sekarang.
Tanpa disadari, hal tersebut akan membuat pengeluaran terkontrol dengan baik. Pasalnya orang cenderung melihat ke arah tujuannya.
Sehingga agar tujuannya cepat tercapai, mereka akan menekan uang keluar setiap harinya. Sebaliknya, penghasilan yang didapat dialokasikan untuk hal-hal penting dan mendesak saja.
Anda pun bisa merinci setiap keinginan maupun tujuan akhir di masa depan. Seperti keinginan untuk memiliki hunian sesuai impian. Tanpa disadari, justru rasa ingin mencapai tujuan tersebutlah yang pada akhirnya membuat Anda lebih hemat. Untuk itu, segera temukan goals dari sekarang agar keuangan tetap terkontrol.
Alihkan pengeluaran dengan investasi
Photo by Precondo CA on Unsplash
Strategi selanjutnya dengan mengalihkan anggaran ke investasi. Terdapat berbagai macam instrumen investasi yang menguntungkan.
Tugas Anda adalah mencermati setiap instrumen yang ditemui saat ini. Untuk melakukannya, Anda perlu membekali diri dengan wawasan dan ilmu pengetahuan agar tidak terjebak dengan investasi abal-abal alias tipuan.
Investasi jangka pendek yang saat ini diminati yaitu P2P Lending. Penanaman modal peer to peer lending dimaksudkan agar investor menemukan peminjam yang tepat. Selain itu, instrumen tersebut juga tidak membutuhkan modal besar. Tidak heran jika cocok untuk generasi milenial yang menyukai investasi bermodal kecil.
Di P2P Lending Modal Rakyat misalnya, Anda bisa mendapatkan keuntungan hingga 25% per tahun. Keuntungan ini bisa menjadi pendapatan pasif di masa sulit. Jadi, pengeluaran tetap terjaga dengan baik meski di masa krisis.