Menyesal Setelah Putus – Apa perasaan yang paling sering muncul setelah putus?
Baik memutuskan maupun yang diputuskan, kamu pasti merasakan adanya perasaan bersalah yang mungkin menghantuimu.
Beberapa hal yang sering dialami oleh orang yang menghambat untuk putus adalah perasaan menyesal dan malu setelah pilihan tersebut.
Menyesal Setelah Putus Seringkali Menghambat Proses Pulih
Putus sendiri merupakan situasi yang sangat sulit bagi kedua pihak. Kamu mungkin merasa menyesal setelah putus karena menjadi pihak yang memutus, atau jika kamu diputuskan mungkin merasa tidak bisa menyelamatkan hubungan ini.
Perlu kamu ingat bahwa hubungan berakhir bukan karena satu pihak atau satu alasan saja.
Lebih lanjut, bahkan perasaan bersalah inilah yang akan menghambat kamu untuk move on, meskipun kamu sudah tidak menginginkan kembali dengan pasanganmu, lo.
Tidak ada salahnya jika kamu mencoba mengonsultasikan alasan kamu putus sebelum mengambil pilihan bersama psikolog, apalagi jika menyangkut pasangan.
Bahayanya lagi, perasaan menyesal ini bisa membuatmu berusaha kembali dengan pasangan lama dan akhirnya mengulangi pola yang sama.
Bukan kelegaan yang didapat, tapi justru stres karena tidak adanya perubahan dalam hubungan.
Langkah Untuk Menghadapi Penyesalan Agar Lebih Bisa Berproses
Kenali Perasaanmu
Langkah pertama adalah mengenali perasaan tentang berakhirnya hubungan.
Ya, kamu mungkin sering mendengar istilah “Validasi emosimu sendiri” sebelum berusaha pergi.
Cobalah untuk berbicara dnegan sahabat atau orang terdekat tentang perasaanmu.
Jika tidak ada, maka kamu bisa menuliskannya dalam jurnal untuk mengalirkan emosi dan pikiranmu.
Menariknya, perasaan bersalah justru bisa meningkatkan kualitas hubungan dengan pihak lain seperti memperlakukan mereka dengan lebih baik.
Dengan kata lain, kamu bisa melihat lebih dalam tentang dirimu dan apa yang perlu ditingkatkan dalam hubungan selanjutnya, menjadi lebih baik dengan mantan, dan juga mengenali tanda-tanda yang bisa kamu jadikan red flag dari hubungan.
Kenali Peranmu Dalam Hubungan Ini
Langkah selanjutnya adalah memahami apa peran dalam berakhirnya hubungan ini.
Studi menunjukkan bahwa beberapa faktor yang menentukan putusnya hubungan adalah:
- Kedekatan
- Keintiman
- Otonomi
- Perselingkuhan
- Status
Kamu bisa menganalisis mengapa kamu mengakhiri dengan mantan pasangan: Apakah kurangnya koneksi? Apakah tidak ada keintiman? Tidak ada waktu quality time berdua? Atau adanya perselingkuhan?
Jika kamu sudah mengenali alasannya, kamu bisa memahami bahwa perasaan itu valid, kok!
Kamu tidak akan mengubah apapun dalam hubungan yang tidak memuaskan, baik bagi dirimu atau pasanganmu.
Kamu bisa mendiskusikan perasaan ini bersama psikolog profesional yang akan membantu memetakan peran dan alasan hubungan berakhir.
Tentunya, Kamu Bisa Mengambil Langkah Terakhir Yakni Memaafkan Dirimu
Memaafkan diri adalah langkah penting untuk mengatasi perasaan ini.
Semua orang melakukan ketidaksempurnaan dan itu manusiawi!
Berikan waktu untuk pulih dan jadilah lebih lembut dengan dirimu saat ini.
Lebih penting, kamu bisa fokus memandang masa depan karena ruminasi tidak akan mengubah masa lalu sama sekali.
Cobalah untuk lebih terbuka terhadap keterbatasan dan jadilah lebih lembut terhadap dirimu sendiri.
Memaafkan Diri Sendiri Memang Sulit, Tetapi Mungkin!
Salah satu hambatan untuk memaafkan diri sendiri adalah adanya perasaan yang begitu intens baik itu rasa bersalah maupun malu.
Kunci dari prosesnya adalah terbuka terhadap kesalahan, memahami mengapa itu muncul, dan pahami situasinya.
Masalah terbesar umumnya muncul saat kamu mulai melakukan ruminasi atau self talk negatif yang terus menerus muncul.
Cobalah untuk mengubah dialog internal menjadi orang ketiga dan pertimbangkan bagaimana orang luar melihat kondisi ini.
Hal ini bisa membantu menumbuhkan perasaan cinta dan menghentikan kritik diri sendiri yang biasanya begitu ganas!
Contohnya daripada berkata, “Aku selalu gagal dalam hubungan,” kamu bisa mencoba, “Aku berpikir bahwa aku selalu gagal dalam hubungan. Hal ini dikarenakan aku tidak pernah mendapat mendapat hubungan yang pas. Padahal, aku bisa lihat bahwa itu bukan salahku, dan aku masih memiliki harapan sangat besar.”
Bagaimana, mau mencoba untuk memaafkan diri sendiri dan berhenti menyesal setelah putus?
***
Sumber:
- https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/8165271/
- https://www.psychologytoday.com/intl/blog/social-instincts/202211/how-deal-breakup-guilt-in-healthy-way
- https://www.psychologytoday.com/intl/basics/forgiveness