Love language sudah pasti menjadi istilah yang kamu sering dengar, bukan? Ya, istilah ini menjadi populer dan bahkan dianggap krusial untuk hubungan kamu! Memangnya seberapa penting love language dalam sebuah relationship?
Jenis-jenis Love Language
Love language atau bahasa cinta merupakan istilah ekspresi kasih sayang yang dipopulerkan oleh Gary Chapman.
Dalam bukunya yang berjudul The Five Love Languages: How to Express Heartfelt Commitment to Your Mate disebutkan bahwa setiap orang rupanya merasa dicintai dengan bahasa yang berbeda.
Sesuai informasi dari Gary Chapman, ada 5 bahasa cinta yakni:
- Words of Affirmation: Mengacu pada kebutuhan untuk koneksi verbal, pujian, kalimat afirmasi untuk membuat pasangan tetap merasa dicintai
- Acts of Service: Bentuk kasih sayag berupa bantuan, dukungan, inisiatif untuk membuat pasangan merasa dicintai dan berharga
- Gifts: Bukan berarti jadi matre, ya. Namun istilah ini mengacu pada kebutuhan untuk mendapatkan gestur ‘diberi’, terlepas dari barang apapun yang diterimanya
- Quality Time: Kebutuhan untuk memiliki waktu bersama yang intim dan juga personal. Bisa juga diwujudkan dengan menghindari distraksi saat berdua dengan pasangan
- Physical Touch: Bentuk kasih sayang berupa skin touch, tidak selalu harus kedekatan seksual. Mulai dari sentuhan lembut hingga pelukan saat pasangan merasa sukses dan bahagia
Memangnya Seberapa Penting Love Language untuk Relationship?
Jika diibaratkan, setiap orang memiliki ‘tangki cinta’ masing-masing. Love language berperan penting untuk memastikan tangki cinta ini terisi penuh dengan kasih sayang dari pasanganmu, ya!
Misalnya saja pasanganmu sangat suka diberi kado. Tidak harus mahal, kamu bisa memberikannya gestur pemberian seperti bunga atau foto yang dibingkai.
Dengan begini, pasanganmu akan merasa senang dan dicintai!
Sama juga sepertimu. Ketika kamu tahu kamu suka dipuji dan dihargai, kamu akan merasa dicintai ketika pasanganmu memberikan ucapan afirmasi dan apresiasi setiap pagi, bukan?
Bagaimana bila ternyata pasangan memberikanmu bentuk kasih sayang yang tidak sesuai?
Kamu bisa merasa sedih, kecewa, dan tidak diperhatikan oleh pasangan!
Ya, jangan-jangan perasaan “Dia nggak pernah ada buat aku,” diakibatkan kalian tidak memahami bahasa cinta masing-masing!
Inilah mengapa penting untuk mengetahui love language pasangan kamu!
Kenali Dahulu Love Language Pasangan Kamu
Seperti konsep hubungan lain pada umumnya, kunci penting dari mengenali love language pasangan sebenarnya berada pada komunikasi antar 2 pihak!
Dengan mengetahui 5 love language di atas, kamu bisa mencoba menganalisis apa yang dibutuhkan pasangan kamu.
Kamu juga bisa mencoba beberapa pertanyaan di bawah ini:
- Apa yang paling membuat pasanganku bahagia?
- Momen seperti apa yang membuat pasanganku begitu dicintai?
- Apa keluhan pasanganku dan apa yang dia minta untuk merasa dicintai?
- Apa yang pasanganku tidak bisa toleransi?
Bagaimana, tertarik mencoba?
Bila kamu masih tidak yakin, jangan khawatir. Ada banyak quiz love language yang bisa kamu coba di internet, kok!
Jangan lupa bahwa love language seseorang bisa ganda atau bahkan lebih dari 3, ya! Namun utamanya prioritas 1-2 lah yang menjadi love language pasangan kamu.
Banyak Faktor yang Perlu Diperhatikan Selain Love Language, Ya!
Sejatinya, banyak faktor yang juga tidak kalah penting dari love language, lo!
Keterbukaan
Keterbukaan menjadi faktor penting, apapun love language hubungan kamu. Hal ini dikarenakan kejujuran adalah kunci berhasilnya suatu hubungan, ya.
Bila pasangan kamu tidak nyaman dengan sikap love language kamu, kalian bisa saling terbuka untuk mencari tahu jawaban apa yang bisa ditingkatkan.
Begitu pula kemungkinan miskomunikasi maupun prasangka. Semua harus dikomunikasikan dengan baik agar tidak ada lagi perasaan yang mengganjal.
Saling Menghargai
Nah, keterbukaan akan sangat didukung dengan sikap saling menghargai antar pasangan, ya!
Jangan sampai salah satu pihak sudah berani terbuka namun pihak lain justru mengecilkan situasi tersebut.
Akhirnya muncul ketimpangan dalam sebuah hubungan yang menyebabkan ketidaknyamanan.
Sikap yang sangat mudah dilakukan untuk memupuk rasa saling menghargai adalah mendengarkan pasangan hingga tuntas.
Tahanlah diri untuk berkomentar bila pasangan masih berbicara. Dengarkan apa yang menjadi cerita atau keluh kesahnya.
Setelah itu, kamu berhak untuk menimpali dan memberikan reaksi sesuai dari kebutuhan hubungan kalian.
Kemauan dan Komitmen Bertahan Bersama
Faktor terakhir yang tak kalah penting tentunya adalah komitmen untuk bertahan bersama. Ya, ini bukan sekadar omongan manis namun harus jadi aksi, ya!
Komitmen ini juga mencakup bagaimana pasangan berani untuk memutuskan pergi ke konseling pasangan bila terjadi sesuatu yang perlu diselesaikan antara kedua pihak.
Konseling pasangan sendiri akan ditengahi oleh psikolog yang merupakan pihak ketiga, jadi kamu tak perlu khawatir soal netralitasnya.
Psikolog bisa membantu kalian untuk menemukan wawasan dan pandangan baru soal sikap satu sama lain dan softskill untuk meningkatkan kualitas hubungan kalian.
Tak perlu lagi lo merasa malu, karena konseling pasangan pasti anonim. Apalagi sudah tersedia layanan online.
Jadi sudah siap untuk membangun hubungan yang lebih sehat?