Saat melahirkan, ibu akan mengalami penurunan yang drastis pada hormon endorphin, estrogen dan progesteron. Hal ini dapat mempengaruhi kondisi fisik, mental, dan emosional ibu. Dalam kondisi ini, ibu rentan mengalami yang namanya sindrom baby blues.
Sebuah penelitian menemukan bahwa sindrom baby blues terjadi pada 70-85% wanita di dunia pasca melahirkan. Di Indonesia sendiri, kasus ini terjadi pada 50-70% ibu melahirkan.
Kondisi ini biasa dialami selama 2 minggu dan dapat hilang dengan sendirinya. Namun, untuk gejala baby blues yang tidak kunjung mereda dalam 2 minggu, perlu untuk dikonsultasikan dan diperiksa untuk mengetahui kemungkinan terjadi gangguan postpartum depression.
Nah, untuk lebih lengkapnya, yuk simak penjelasan-penjelasan tentang baby blues yang sudah Riliv rangkum khusus buat kamu!
Apakah sindrom baby blues itu?
Sindrom baby blues disebut juga postpartum blues atau maternity blues, yang merupakan sebuah periode waktu pasca melahirkan bayi, dimana ibu mengalami gangguan mood sementara.
Istilah ‘blues‘ menyiratkan adanya suasana hati yang rendah. Gangguan ini muncul pada hari pertama hingga dua minggu pasca melahirkan, dan memuncak pada hari kelima. Gejala yang dialami yaitu mudah menangis, cepat marah, kelelahan, cemas, konsentrasi yang lemah, dan emosi yang labil.
Apakah berbahaya?
Baby blues berbeda dengan depresi. Depresi pasca melahirkan atau postpartum depression adalah kondisi gangguan mood yang lebih parah dari baby blues, yang dapat menyebabkan perasaan sedih dan cemas yang dialami oleh ibu melahirkan menjadi lebih ekstrem, sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari.
Depresi yang muncul juga bisa mengakibatkan sang ibu tak mampu merawat dirinya sendiri dan berdampak pada aktivitas sosial mereka. Gangguan inilah yang membahayakan ibu dan anak dan sangat perlu untuk diberikan penanganan dari ahli.
Adapun bentuk depresi pasca melahirkan yang paling ekstrem adalah psychosis postpartum. Dalam kondisi ini, ibu akan mengalami paranoid, halusinasi, dan kemungkinan untuk membunuh bayi.
Apakah bisa dicegah?
Sayangnya, belum ada cara khusus untuk mencegah baby blues ini, karena sebagian ahli berpendapat bahwa kondisi ini cukup normal bagi ibu yang baru pertama kali melahirkan.
Namun, beberapa hal ini, dipercaya dapat mengurangi resiko mengalami baby blues:
- Tingkatkan asupan vitamin b-kompleks
Beberapa ahli berpendapat bahwa ibu yang mengalami baby blues memiliki kadar folat yang lebih rendah dibandingkan ibu yang tidak mengalami baby blues (seletah melahirkan).
Jadi, dengan mengonsumsi vitamin B6, B12, dan asam folat dapat membantu memetabolisme tubuh, mengurangi kadar dalam darah, serta mengurangi resiko mengalami sindrom ini.
- Olahraga
Ya, selama kehamilan, penting untuk melakukan olahraga, karena dapat meningkatkan serotonin, yang dapat membantu mengurangi kecemasan dan membuat ibu merasa lebih baik secara emosional. Cobalah melakukan olahraga sederhana seperti berjalan, berenang, atau yoga.
- Istirahat yang cukup
Selama proses kehamilan, usahakan memiliki tidur yang cukup. Tidur yang cukup dipercaya dapat membantu ibu menghadapi kondisi baby blues.
- Berceritalah
Saat kehamilan atau pasca kelahiran sang buah hati, cobalah untuk menceritakan perasaanmu dengan orang lain. Jangan menyembunyikan perasaanmu, dan cobalah untuk mencari dukungan yang dapat membantumu menghadapi ketakutan pasca melahirkan.
Bagaimana jika gejala tidak kunjung mereda?
Jika gejala sindrom baby blues tidak juga mereda dalam dua minggu, maka ibu perlu mengonsultasikannya kepada psikolog profesional. Hal ini perlu dilakukan untuk mengetahui kemungkinan terjadinya postpartum depression.
Melalui tangan psikolog profesional, ibu akan diberikan psikoterapi dan penanganan-penanganan lainnya.
Apa yang membedakan baby blues dengan postpartum depression?
Postpartum depression adalah gangguan depresi pada ibu pasca melahirkan. Gangguan ini dialami 50% wanita yang melahirkan. Gejala yang muncul yaitu ibu sering merasa sedih, perasaan bahagia menurun, berat badan menurun, kesulitan berpikir dan konsentrasi, mengalami kesulitan untuk tidur, cemas, gelisah, menyalahkan diri sendiri, merasa berdosa dan tidak berguna, memiliki pikiran tentang kematian, dan keinginan bunuh diri.
Sebanyak 7,1% wanita mungkin mengalami depresi dalam tiga bulan pertama pasca persalinan.
Nah, segitu dulu ya penjelasan tentang baby blues. Jika ada saudara atau orang terdekat yang mengalami kondisi ini, cobalah untuk memahami mereka. Berikan dukungan dan perhatian kepadanya. Apabila gejala tidak mereda dalam 2 minggu, segera konsultasikan kepada ahli ya.
Have a nice day!
Disadur dari:
- Beck, C. T., & Driscoll, J. (2006). Postpartum Mood and Anxiety Disorders: A Clinician’s Guide. Sudbury: Jones and Bartlett Publishers, Inc.
- Fatmawati, D. A. (2015). Faktor Risiko yang Berpengaruh Terhadap Kejadian Postpartum Blues. Jurnal edu health, 82 – 93.
- https://chopra.com/articles/7-healthy-habits-to-help-prevent-postpartum-depression
Written by Syarifah Muadzah, seorang mahasiswa fakultas psikologi, yang sedang berusaha untuk lulus tepat waktu