Sindrom Tourette – Mungkin kamu belum pernah mendengar tentang Sindrom Tourette. Tapi, pernah nggak kamu melihat atau mengenal orang yang mengalami kedutan, gerakan, atau suara tiba-tiba yang dilakukan berulang kali? Nah, ini namanya Sindrom Tourette.
Sindrom Tourette juga dikenal dengan penyakit tics
Sindrom Tourette atau Tourette Syndrome adalah suatu kondisi sistem saraf, yang menyebabkan orang memiliki “tics”. Ini adalah kondisi di mana seseorang mengalami kedutan, gerakan, atau suara tiba-tiba secara berulang-ulang. Orang yang memiliki tics nggak bisa menghentikan tubuhnya dari melakukan hal-hal ini.
Memiliki tics sedikit mirip dengan cegukan. Kamu pasti nggak ingin mengalami cegukan, tapi tubuhmu tetap melakukannya. Terkadang, orang dengan kondisi tics bisa menghentikan dirinya melakukan tic untuk sementara waktu, tapi itu sangat sulit dilakukan.
Jenis-jenis tics
1. Tics motorik
Tics jenis ini berhubungan dengan gerakan tubuh. Contoh tics motorik termasuk berkedip, mengangkat bahu, atau menyentak lengan yang dilakukan berulang kali.
2. Tik vokal
Kalau tics jenis ini berhubungan dengan suara yang dibuat seseorang. Tics vokal contohnya termasuk bersenandung, berdeham, atau meneriakkan kata atau frasa berulang-ulang tanpa disengaja.
Tics juga bisa dibedakan ke dalam dua kategori
1. Tics sederhana
Disebut tics sederhana karena gerakan berulang hanya melibatkan beberapa bagian tubuh. Misalnya, menyipitkan mata atau mengendus.
2. Tics kompleks
Sesuai dengan namanya, tics kompleks biasanya melibatkan beberapa bagian tubuh yang berbeda dan dapat memiliki pola. Contohnya mengayunkan kepala sambil menyentak lengan, dan kemudian melompat.
Gejala sindrom Tourette
Seperti yang sudah dijelaskan, gejala utama sindrom ini adalah tics, yang biasanya dimulai ketika anak berusia 5-10 tahun. Gejala pertama yang sering muncul adalah tics motorik di area kepala dan leher. Tics bisa lebih sering terjadi pada saat-saat menegangkan atau menggairahkan, serta cenderung membaik ketika penderitanya tenang atau fokus pada suatu aktivitas.
Jenis tics dan seberapa sering seseorang mengalaminya bisa berubah dari waktu ke waktu. Dalam kebanyakan kasus, tics berkurang selama masa remaja dan dewasa awal, dan kadang-kadang hilang sama sekali. Tapi, banyak orang dengan Sindrom Tourette mengalami tics hingga dewasa dan, dalam beberapa kasus, bisa menjadi lebih buruk.
Siapa saja yang bisa menderita Sindrom Tourette?
Sebuah studi yang melibatkan anak-anak dengan sindrom ini, baik yang terdiagnosis dan tidak terdiagnosis, memperkirakan bahwa 1 dari setiap 162 anak memiliki Sindrom Tourette. Di Indonesia sendiri, terdapat lebih dari 150 ribu kasus sindrom ini per tahunnya.
Sindrom Tourette dapat mempengaruhi orang-orang dari semua kelompok ras dan etnis. Tapi, anak laki-laki kemungkinan 3-5 kali lebih sering terkena sindrom ini dibandingkan anak perempuan.
Apakah sindrom ini atau tics bisa diobati?
Sayangnya, sampai sekarang nggak ada obat untuk Sindrom Tourette atau tics. Tapi, ada perawatan yang tersedia untuk membantu mengelola tics yang terjadi. Bahkan, banyak orang dengan yang memiliki tics nggak mengganggu kehidupan sehari-harinya sehingga nggak memerlukan perawatan apa pun. Tapi, jika tics menyebabkan rasa sakit atau cedera, mengganggu aktivitas sehari-hari, atau menyebabkan stres, banyak pilihan pengobatan perawatan yang akan diberikan dokter.
Kiat merawat anak dengan Sindrom Tourette
1. Beri anak kesibukan
Beberapa ahli mengatakan bahwa ketika anak-anak dan remaja asyik dengan suatu aktivitas, tics mereka lebih ringan dan lebih jarang terjadi. Sibuk melakukan hobinya adalah cara bagus bagi anak-anak untuk memfokuskan energi mental dan fisik.
2. Ajak anak untuk membantu orang lain
Memiliki Sindrom Tourette seringkali membuat anak-anak dan remaja lebih memahami perasaan orang lain. Ajak anak untuk menjadi sukarelawan atau sering membantu orang lain. Hal ini dapat membantu membangun kepercayaan diri anak dan membuatnya nggak merasa berbeda dari orang lain.
3. Cari teman seperjuangan yang juga memiliki sindrom Tourette
Berteman dengan orang yang juga memiliki tics, bisa membuat anak lebih semangat menjalani hidupnya karena merasa menemukan teman seperjuangan. Hal ini juga bisa memberikan manfaat kepada orang tua agar bisa saling berbagi pengalaman.
Kalau kamu atau anak membutuhkan bantuan dari profesional untuk menghadapi penyakit ini, jangan ragu untuk berbicara dengan psikolog. Di zaman serba canggih seperti sekarang, kamu nggak perlu lagi ke luar rumah untuk menemui psikolog. Coba deh gunakan aplikasi psikolog online, seperti yang dimiliki Riliv.
Hanya lewat gadget pribadi, kamu sudah bisa berkonsultasi dengan orang-orang profesional dan mendapatkan bantuan yang dibutuhkan. Jadi, nggak perlu ragu lagi untuk mencoba aplikasi ini supaya kamu atau anakmu bisa lebih nyaman hidup dengan Sindrom Tourette.
Referensi:
- cdc.gov. What is Tourette Syndrome?
- kidshealth.org. Tourette Syndrome
Ditulis oleh Elga Windasari
Baca Juga:
Sindrom Turner, Pahami Lebih Dalam Melalui 5 Fakta Ini