Dampak Perceraian bagi Anak Perempuan – Siapa sih yang tidak ingin menikah dan hidup bahagia? Pernikahan yang bahagia berdampak baik bagi pasangan maupun anak-anaknya.
Sayangnya, American Psychological Association (APA) menunjukkan bahwa 40-50% pernikahan berakhir dengan perceraian.
Menariknya, para peneliti menemukan bahwa dampak perceraian bagi anak perempuan lebih terasa, lho.
Salah satu dampaknya dikenal dengan sebutan sleeper effect.
Salah satu dampak perceraian bagi anak perempuan adalah sleeper effect
Judith Wallerstein, pionir dalam bidang penelitian perceraian, telah meneliti puluhan anak perempuan yang orangtuanya bercerai.
Ternyata, reaksi dampak perceraian bisa tertunda hingga dewasa, lho!
Biasanya mereka menyembunyikan perasaan mereka sehingga terlihat dapat mengatasi masalah dengan cukup baik.
Akan tetapi, ketika mereka dewasa, emosi yang terpendam akan muncul, Dear.
Kenapa sleeper effect hanya dialami oleh anak perempuan?
Perempuan cenderung lebih sensitif namun pandai menyembunyikan perasaan mereka dibanding laki-laki. Ingatan mereka juga lebih kuat.
Mereka akan tetap mengingat segala kejadian di hidup mereka, baik positif maupun negatif, termasuk tentang perceraian orangtua mereka.
Maka dari itu, sleeper effect cenderung muncul pada anak perempuan.
Timbulnya trust issues juga merupakan dampak perceraian bagi anak perempuan
Saat beranjak dewasa, anak perempuan menjadi lebih rentan terhadap kecemasan dan ketakutan tentang masa depan.
Rasa takut yang telah mereka kubur sejak kecil akan bangkit kembali ketika mereka jatuh cinta.
Tak ayal, mereka pun menjadi sulit untuk percaya dengan pasangan. Mereka berpikir bahwa pada akhirnya mereka akan ditinggalkan juga oleh pasangan mereka seperti apa yang telah terjadi pada orangtuanya.
Bagaimana cara mengatasi dampak perceraian bagi anak perempuan?
- Co-Parenting. Jagalah hubungan baik dengan mantan pasangan. Bekerja sama dalam mengurus anak dapat membuatnya merasa masih memiliki orang tua yang utuh.
- Tetap positif. Jangan menjelekkan mantan pasangan di depan anak. Cukup kamu dan mantan pasanganmu yang tahu tentang masalah yang kalian alami. Gambarkanlah citra positif tentang mantan pasangan kepada anak.
- Beri jeda sebelum menikah lagi. Setelah bercerai, sebaiknya jangan terburu-buru untuk menikah lagi. Berilah jeda waktu setidaknya empat tahun sebelum kamu memutuskan untuk menikah lagi dengan orang lain.
—
Dampak perceraian ini bukan sesuatu yang mustahil untuk diatasi. Kunci dari semuanya adalah dengan menjadi sahabat dan pendengar yang baik bagi anak. Jika butuh teman curhat, kamu bisa melakukan curhat online melalui aplikasi konseling online Riliv.
Coba untuk lebih peka terhadap perubahan tingkah laku mereka. Beri perhatian penuh agar mereka tidak merasa sendirian. Semoga berhasil!
Disadur dari:
- https://www.lifezette.com/2016/03/why-daughters-suffer-more-from-divorce/
- https://www.huffpost.com/entry/the-sleeper-effect_b_2194798
- https://movingpastdivorce.com/2011/11/the-sleeper-effect/
Translated and modified by Lyana Nurtari Putri. Current status: Connected to a free Wi-Fi.
Baca juga:
Moms, Ini 5 Pengaruh Menangis Saat Hamil Bagi Bayi!
Discussion about this post