Bagi perempuan, saat melahirkan adalah salah satu momen berharga dalam hidup. Rasa bahagia muncul ketika melihat sang anak dapat lahir dengan sehat. Kebahagiaan pun semakin berlipat-lipat. Namun, setelah itu, ada sebagian ibu yang kemudian mengalami mood swing dan kesedihan. Fenomena ini disebut juga baby blues. Apa saja tanda baby blues dan apa yang bisa dilakukan untuk menghadapinya?
Mood swing usai melahirkan adalah hal yang biasa, namun perlu tetap diperhatikan. Penting bagi seorang ibu untuk tidak mengabaikan perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuh.
Banyak ibu yang mengalami mood swing usai melahirkan dan malah memilih untuk menutupinya rapat-rapat. Padahal, menceritakan perasaan yang muncul ini justru bisa membantu seorang ibu untuk menghadapi baby blues, loh!
Seberapa umum baby blues terjadi?
Baby blues merupakan fenomena yang sangat umum terjadi.
Antara 70%-80% ibu muda mengalaminya. Bisa dikatakan juga bahwa 4 dari 5 ibu muda mengalami baby blues ini, Dear! Kemunculan baby blues biasa ditandai dengan adanya perasaan negatif atau mood swings setelah melahirkan.
Kapan tanda baby blues biasa muncul?
Tanda baby blues biasanya muncul dalam empat atau lima hari setelah sang ibu melahirkan. Tapi, rentang waktu ini tidak selalu sama, ya, Dear! Ada juga beberapa ibu yang mungkin mengalaminya dalam rentang waktu yang lebih cepat.
Tanda-tanda tersebut biasanya akan menghilang seiring berjalannya waktu antara 10 hingga 14 hari usai melahirkan. Namun, tetap saja hal tersebut berbeda-beda pada setiap ibu. Jadi, tidak bisa disamakan, apalagi dijadikan perbandingan antara satu ibu dengan ibu yang lain.
Apa saja tanda baby blues?
Apa saja tanda-tanda baby blues? (Photo by Aditya Romansa on Unsplash)
Tanda baby blues yang dialami juga bisa saja berbeda-beda. Namun, secara umum, ada beberapa tanda yang dapat dikenali, di antaranya seperti:
- Merasa sedih atau menangis tanpa alasan. Salah satu tanda yang umum terjadi saat baby blues adalah menangis tanpa alasan. Ibu yang baru saja melahirkan bisa saja tiba-tiba merasa sedih dan perasaannya sangat sensitif, bahkan untuk hal-hal kecil sekalipun.
- Mood swings. Tanda ini juga cukup sering terjadi. Perasaan seorang ibu muda bisa menjadi sangat sensitif dan mood-nya sering berubah-ubah tak menentu.
- Tidak merasakan adanya keterikatan dengan si bayi. Pada beberapa kasus baby blues, ibu yang baru melahirkan akan merasa tidak memiliki keterikatan dengan si bayi. Bahkan, ada juga yang memilih untuk menghindari bayinya sementara waktu.
- Merindukan kehidupan lama. Ketika seorang ibu melahirkan, pasti akan ada banyak perubahan yang terjadi dalam hidupnya, mulai dari fisik hingga gaya hidup. Apalagi bagi ibu muda yang cukup aktif bekerja atau hangout dengan teman-teman sebelum hamil dan melahirkan. Pastinya, perubahan setelah melahirkan akan sangat terasa.
- Cemas akan kesehatan bayi. Seorang ibu yang baru pertama kali melahirkan tentu memiliki rasa cemas akan kesehatan bayinya. Apalagi kalau ada orang lain yang mengomentari hal-hal seperti berat badan, warna kulit, atau perbedaan bayinya dengan bayi-bayi lain. Akhirnya, ibu muda biasanya akan semakin mudah merasa cemas dan gelisah.
- Kelelahan dan insomnia. Kehadiran newborn baby di rumah tentu memberikan banyak perubahan, terutama pada pola tidur. Menjadi orang tua, khususnya ibu, harus siaga sepanjang hari, apalagi jika si bayi terbangun dan menangis di tengah malam. Pada beberapa kasus baby blues, ibu akan merasa sangat kelelahan, tetapi justru mengalami insomnia dan kesulitan untuk beristirahat.
- Sulit berpikir jernih. Tanda baby blues juga sering ditandai dengan kesulitan untuk berpikir jernih atau membuat keputusan, meskipun untuk suatu hal yang sederhana.
Tanda seperti apa yang harus diwaspadai?
Meskipun baby blues merupakan sebuah hal yang biasa terjadi pada ibu muda, bukan berarti lantas tandanya bisa diabaikan, loh! Jika sang ibu mulai merasakan tanda yang lebih intens, seperti di bawah ini, tidak ada salahnya untuk meminta bantuan kepada profesional.
- Kecemasan dan serangan panik
- Sedih
- Mudah marah
- Kesulitan tidur
- Konsentrasi yang menurun
- Kehilangan minat atas hal-hal yang biasanya menyenangkan bagi ibu
- Kesulitan melakukan bonding dengan bayi
- Merasa bersalah, malu, dan tidak berguna
Jika tanda-tanda tersebut bertahan hingga lebih dari dua minggu, maka sudah saatnya bagi sang ibu untuk mencari bantuan profesional. Hal tersebut penting untuk dilakukan demi kebaikan ibu dan buah hatinya.
Bagaimana cara mengatasinya?
Bagaimana cara mengatasi baby blues? (Photo by Isaac Quesada on Unsplash)
Ketika seorang ibu mulai mengalami baby blues, ada beberapa hal yang bisa dilakukan, antara lain yaitu:
1. Tidur yang cukup
Bagi seorang ibu yang baru melahirkan, waktu tidur tentunya akan menjadi salah satu hal yang paling terasa dampaknya.
Tidur menjadi sebuah hal berharga yang sulit untuk didapatkan. Meskipun demikian, apabila terdapat waktu untuk tidur, maka sebaiknya digunakan, ya, Moms! Ketika bayi sedang tidur, contohnya, maka ibu bisa mencoba untuk ikut tidur, meskipun sejenak.
2. Minta bantuan
Meskipun seorang ibu bisa dikatakan sebagai seorang wonder woman, tetap saja tidak semua hal bisa dilakukan sendirian, loh!
Boleh saja jika ibu meminta bantuan kepada suami atau anggota keluarga lain untuk mengerjakan beberapa pekerjaan rumah, seperti memasak. Jangan sungkan kalau ada yang menawarkan bantuan, ya, Moms! Bantuan sesederhana apapun pasti akan sangat membantu.
3. Makan yang bergizi dan pergi ke luar rumah
Makan dengan menu yang bergizi dan bernutrisi bisa dilakukan sebagai salah satu cara untuk mengatasi baby blues, loh! Makanan yang bergizi juga akan memberikan manfaat, baik kepada ibu maupun kepada sang buah hati.
Selain itu, boleh juga sesekali pergi berjalan-jalan ke luar rumah untuk menghirup udara segar. Tidak harus pergi ke tempat-tempat yang jauh. Bisa dilakukan dengan pergi berjalan-jalan ke taman di dekat rumah.
4. Bercerita
Ketika merasakan tanda baby blues, seorang ibu tidak harus memendamnya sendirian. Perasaan yang sedang dialami boleh saja diceritakan ke orang-orang terdekat.
Entah kepada suami, orang tua, mertua, atau sahabat-sahabat dekat. Menceritakan perasaan-perasaan tersebut pastinya akan sangat membantu untuk meringankan beban.
5. Melakukan hal-hal yang disukai, seperti hobi
Sekali waktu, ketika bayi tertidur, ibu bisa mulai melakukan hobi yang disenangi. Tidak harus dalam waktu lama, tetapi bisa juga dilakukan dalam waktu singkat, sebelum beralih untuk mengerjakan pekerjaan rumah lainnya.
Salah satu kegiatan yang bisa dicoba untuk merelaksasi diri adalah meditasi. Mempraktikkan meditasi selama lima hingga sepuluh menit saja akan membantu ibu untuk merasa lebih rileks dan fokus.
Apalagi saat ini, layanan meditasi secara online sudah dapat diakses dengan mudah melalui aplikasi Riliv. Meditasi pun bisa dilakukan cukup dengan berbekal ponsel.
6. Bangun kedekatan dengan pasangan dan orang-orang terdekat
Tentu akan terasa sangat sulit meluangkan waktu untuk pasangan dan orang-orang terdekat. Namun, kegiatan ini sepertinya akan sangat membantu dalam meringankan beban baby blues yang dialami oleh seorang ibu.
…
Semoga penjelasan tentang tanda baby blues dan cara mengatasinya dapat bermanfaat bagi ibu-ibu muda yang baru saja melahirkan, ya! Jangan lupa juga untuk tetap mengutamakan kesehatan mental dengan berkonsultasi kepada profesional jika tanda baby blues dirasakan dalam rentang waktu yang lama dan sulit untuk dikendalikan.
Referensi:
- Anonim. (2012). Baby Blues. American Pregnancy Association. Disadur dari https://americanpregnancy.org/first-year-of-life/baby-blues-71032
- Bradley, S. (2020). How Long the Baby Blues and How Long Do They Last?. Healthline. Disadur dari https://www.healthline.com/health/baby-blues
- Octave. (2019). Baby Blues or Something More?. Psychology Today. Disadur dari https://www.psychologytoday.com/us/blog/therapy-and-community/201906/baby-blues-or-something-more