Pernah mendengar istilah mindfulness parenting, Dear? Mindfulness parenting adalah salah satu pola pengasuhan yang menunjukkan bahwa orangtua melibatkan perhatian penuh terhadap apa yang sedang terjadi, serta tidak membiarkan emosi memengaruhi respons yang akan ditunjukkan.
Menerapkan mindfulness pada cara mendidik anak merupakan hal yang penting. Kemampuan orangtua untuk mengelola emosi dan perilaku adalah kunci utama untuk mengajarkan anak agar mampu mengelola emosi dan perilaku mereka juga. Namun, hal ini bukan berarti kamu dituntut untuk menjadi orangtua yang sempurna, loh!
Lalu, bagaimana cara menerapkan mindfulness parenting? Ada tiga kunci utama untuk menerapkan gaya asuh tersebut. Yuk, simak penjelasannya berikut!
Kunci pertama: Kenali perasaan diri sendiri saat berkonflik dengan anak
Orangtua pasti akan mengalami saat-saat frustasi akibat kelakuan anak. Ketika hal ini terjadi, kamu harus mencoba untuk menenangkan diri dan mengenali jenis emosi yang muncul. Apa yang kamu rasakan saat anak menolak untuk membereskan mainan? Marah atau kecewa?
Kemunculan emosi ini seharusnya disikapi seperti sebuah gelombang yang datang dan pergi. Tidak usah menolak, menghentikan, atau justru memperbesar emosi yang ada. Kendalikan dirimu dan cobalah untuk menyadari bahwa kamu tidak perlu menyalahkan dirimu sendiri ataupun anak-anak atas apa yang sedang terjadi.
Agar mampu melihat suatu masalah secara objektif, posisikan dirimu sebagai anak. Cobalah untuk memandang mata mereka. Kamu bisa juga mengingat saat-saat kebersamaan yang indah bersama anak untuk membantu mengelola emosi. Setelah merasa lebih tenang, barulah kamu coba untuk merespons tingkah anak dengan baik.
Kunci kedua mindfulness parenting adalah dengan memberi jeda bagi diri sendiri sebelum merespons amarah yang muncul
Photo by Charles Deluvio on Unsplash
Hal ini memang sedikit susah untuk dilakukan, ya! Apalagi jika situasinya sudah mulai sulit dan kamu mulai dikuasai amarah. Namun, jika berhasil melakukan ini, maka kamu sudah semakin mendekati kriteria sebagai orangtua yang hebat!
Ketika berada pada situasi yang penuh tekanan amarah kepada anak, cobalah untuk diam sejenak dan mengatur napas. Kamu bisa merasakan amarah yang menjalar dalam tubuhmu, tapi biarkan sejenak hingga ia mereda tanpa harus meluapkan amarah tersebut. Dengan mengatur ritme pernapasan, kamu akan dapat berpikir dengan lebih jernih untuk merespons keadaan yang sedang terjadi.
Kunci ketiga yaitu mendengarkan pendapat anak dengan saksama meskipun berbeda
Sudah bukan rahasia lagi bahwa orangtua dan anak pasti akan menemui perbedaan pendapat. Ketika menghadapi suatu masalah, orangtua dan anak seringkali menggunakan sudut pandang yang berbeda. Apabila tidak diatasi secara tepat, hal ini juga bisa memicu terjadinya konflik, loh!
Perlu kamu ingat bahwa anak-anak tidak selalu bisa mengendalikan perasaan mereka. Selain itu, kamu juga memiliki pertimbangan yang berbeda dengan mereka. Akan tetapi, pada saat inilah kamu bisa menunjukkan kepada anak agar mereka belajar tentang cara menyikapi perbedaan pendapat.
Dengarkan pendapat anak dengan saksama dan cobalah untuk mengomunikasikan pendapatmu dengan baik agar anak dapat menerimanya dengan baik pula.
Itulah 3 kunci utama untuk menerapkan mindfulness parenting, Dear! Mengontrol emosi dan belajar untuk memberi jeda sebelum merespons memang tidak mudah untuk dilakukan. Di samping itu, kemampuanmu untuk mengontrol emosi tersebut tentu akan berubah-ubah setiap harinya. Oleh karena itu, penting bagimu menyisihkan waktu untuk tidak lupa merawat diri sendiri.
Meskipun sudah menjalankan peran sebagai orangtua, tetapi kamu tetap punya hak untuk merawat diri sendiri, loh, Dear! Lakukan hal-hal yang menyenangkan agar kamu lebih mengenali diri sendiri. Kamu bisa menggunakan waktu-waktu senggang ketika anak sedang beristirahat. Cobalah untuk berendam air hangat, menonton film kesukaanmu, atau melakukan kegemaran lainnya.
Kamu juga bisa mencoba meditasi sederhana untuk membantumu lebih fokus terhadap emosi yang kamu rasakan. Layanan meditasi secara daring bisa kamu dapatkan dari aplikasi Riliv, loh! Yuk, dicoba!
Meskipun sudah berusaha menerapkan mindfulness parenting, ada kalanya kamu akan mengalami masa ketika emosi menguasaimu. Mungkin kamu akan beberapa kali menyesali respons yang kamu berikan atas perilaku anak. Jika hal ini terjadi, kamu juga tidak perlu menyalahkan diri sendiri. Kamu hanya perlu merefleksi diri agar tidak mengulangi kesalahan yang sama.
“Children learn more from what you are than what you teach,” -W.E.B DuBois
Referensi:
- The Gottman Institute (2017). Mindful Parenting: How to Respond Instead of React. Disadur dari https://www.gottman.com/blog/mindful-parenting-how-to-respond-instead-of-react/