Terkadang, kita merasa ada banyak hal yang telah kita perjuangkan dengan sekuat tenaga. Namun, tidak semua proses perjuangan itu berakhir indah. Bahkan, lebih banyak yang berakhir dengan kegagalan. Ketika mengalami kegagalan, kita sering kali menyalahkan diri hingga kehilangan minat untuk bangkit dan mencoba kembali. Sebenarnya, bagaimana, sih, cara agar mencintai diri sendiri meski sedang mengalami kegagalan?
Semua orang di dunia ini tentu pernah gagal, kan, Dear? Setiap orang juga memiliki definisi masing-masing tentang arti dari kegagalan tersebut.
Bagaimanapun bentuknya, kegagalan selalu menyakitkan bagi mereka yang merasakannya, karena ia menyentuh sisi paling rapuh dalam diri kita, yaitu rasa cinta dan percaya kepada diri sendiri.
Agar tetap mampu mencintai diri sendiri meski sedang mengalami kegagalan, yuk simak beberapa cara berikut ini!
Maafkan dirimu, penting agar bisa mencintai diri sendiri di tengah kegagalan
Hal pertama dan yang paling utama untuk dilakukan adalah memaafkan diri sendiri atas segala sesuatu yang telah terjadi.
Kemampuan untuk memaafkan diri sendiri harus senantiasa kita latih, Dear! Mengapa? Karena kemampuan tersebut merupakan hadiah paling besar yang bisa kita berikan kepada diri sendiri untuk mampu bangkit dari kegagalan.
Memang terkadang, rasanya sangat menyakitkan. Kita merasa menjadi pihak yang paling bertanggung jawab atas kegagalan tersebut.
Hal ini kemudian membawa kita pada penyesalan berkepanjangan dan membuat skenario pengandaian, “Seandainya saja aku begini dan begitu, pasti tidak akan terjadi ini dan itu”.
Tenanglah, semua orang pernah berbuat salah. Kita perlu belajar untuk memaafkan diri sendiri. Sama halnya dengan kita belajar untuk memaafkan orang lain. Tidak apa-apa gagal kali ini, kita bisa coba lagi.
Berhenti memberikan penilaian buruk tentang dirimu
Berhenti memberikan penilaian buruk terhadap diri sendiri (Photo by Francisco Moreno on Unsplash)
“Padahal segampang itu, tapi aku nggak bisa,”
“Aku memang nggak berbakat banget. Nggak ada yang bisa diandalkan dari diriku,”
Hei, siapa bilang? Berbagai penilaian buruk itu terkadang bersumber dari ketakutan kita sendiri, Dear. Kita harus belajar untuk mengendalikan kalimat-kalimat tersebut.
Menyadari batasan diri memang penting untuk dilakukan, tapi jangan berlebihan juga, ya! Ingatlah bahwa kita tetap harus bisa memberi ruang untuk mencintai diri sendiri.
Usai usaha keras yang ternyata belum membuahkan hasil sesuai keinginan, bukan berarti usaha tersebut sia-sia. Ada banyak pelajaran yang kita dapatkan dari perjuangan itu. Pelajaran yang jauh lebih berharga daripada sekadar kemenangan.
Gunakan kegagalan kali ini untuk mengevaluasi diri
Tidak ada perjuangan yang sia-sia, Dear. Bahkan jika perjuangan tersebut belum berhasil, kita tetap bisa menjadikannya sebuah pelajaran.
Kita harus menjadikan pengalaman tersebut sebagai acuan untuk mengevaluasi kelebihan dan kelemahan kita. Hal ini berguna agar kita tidak mengulangi kesalahan yang sama di masa mendatang.
Evaluasi diri juga merupakan salah satu bukti bahwa kita tetap mencintai diri sendiri meski sedang mengalami kegagalan. Menjadikan diri kita berkembang lebih baik dengan berkaca dari pengalaman tentu menunjukkan bahwa kita mencintai diri kita, bukan?
Agar mencintai diri sendiri, kamu juga perlu menghargai setiap perasaanmu
Menghargai setiap perasaan adalah salah satu cara agar mencintai diri sendiri (Photo by Allef Vinicius on Unsplash)
Kegagalan tentu membuat kita sedih, marah, kecewa, dan tidak berdaya. Banyak orang yang lantas mengubur perasaan tersebut dalam-dalam dan berpura-pura baik-baik saja.
Padahal, tidak ada yang salah dengan perasaan tersebut, lho! Yang perlu kita lakukan adalah menghargai dan mengendalikannya, bukan mengubur atau bahkan menganggap perasaan-perasaan tersebut tidak pernah ada.
Kita butuh memberikan ruang kepada diri sendiri usai mengalami kegagalan. Dengan memberikan ruang bagi kesedihan dan segala emosi negatif lainnya, kita akan merasa cukup kuat untuk kembali melangkah. Kita juga akan lebih mengenali perasaan yang kita miliki atas suatu kejadian tertentu.
Temukan coping strategy yang baik juga merupakan salah satu cara mencintai diri sendiri
Coping strategy adalah segala upaya yang kita lakukan untuk menghadapi masalah. Bentuknya bisa bermacam-macam, Dear!
Kita bisa bercerita kepada teman, menghabiskan waktu untuk kegiatan favorit, berjalan-jalan, atau sekadar duduk diam dan mengatur pernapasan agar kita bisa merasa lebih baik.
Salah satu coping strategy yang bisa kita coba adalah meditasi. Meditasi akan membantu kita merasa lebih rileks. Dengan melakukan relaksasi tersebut, kita dapat melepaskan stres dan tekanan sedikit demi sedikit.
Meditasi tidak harus dilakukan dalam durasi waktu yang panjang. Kita bisa melakukan meditasi dengan durasi yang singkat, seperti antara 3-5 menit sampai kita merasa lebih lega. Kegiatan ini juga menjadi salah satu wujud cinta kita terhadap diri sendiri, yaitu dengan menjaga kestabilan kondisi psikis kita.
Apabila belum berpengalaman, kita bisa menggunakan layanan meditasi yang tersedia secara daring. Layanan meditasi bisa kita dapatkan di aplikasi Riliv.
Tidak hanya bisa mengakses berbagai jenis meditasi, kita juga akan mendapatkan panduan untuk menjalankan satu sesi meditasi singkat. Hal ini tentunya sangat membantu apabila kita belum terbiasa bermeditasi, bukan?
Cara agar menerima diri sendiri adalah dengan menerima batas kemampuan kita
Menerima batas kemampuan merupakan sebuah hal yang penting untuk dilakukan (Photo by Rodolfo Sanches Carvalho on Unsplash)
Tidak semua kejadian di dunia ini berada di bawah kendali kita, Dear. Kita memiliki batas kemampuan yang bisa diusahakan.
Penting bagi kita untuk menyadari batas kemampuan ini dan menerimanya dengan hati yang lapang. Bukan berarti kita tidak memiliki kompetensi, tetapi memang karena kita memiliki kemampuan di bidang lain yang bisa kita gali lebih dalam.
Dengan menyadari dan menerima batas kemampuan, kita juga akan lebih mudah untuk menerima kegagalan sebagai bagian dari konsekuensi atas pilihan yang kita ambil. Namun, kita juga tidak perlu menyalahkan orang lain atau situasi lain yang berada di luar kendali kita pula, ya!
Itulah beberapa cara yang bisa kita lakukan agar tetap mencintai diri sendiri meski sedang mengalami kegagalan. Sekali lagi, kita harus selalu mengingat bahwa kegagalan adalah hal yang wajar.
Kita hanya bisa mengusahakan yang terbaik, Dear. Maka, tidak perlu bersikap jahat terhadap diri sendiri, ya!
Akan tetapi, ada hal lain yang perlu kita ingat. Kapanpun kita merasa bahwa kegagalan tersebut telah menorehkan luka yang terlalu dalam hingga kita kesulitan untuk kembali mencintai diri sendiri, maka kita harus mencari pertolongan. Pertolongan ini bisa kita dapatkan melalui konsultasi dengan psikolog.
Tidak perlu malu untuk berkonsultasi dengan psikolog, ya! Tindakan ini justru menunjukkan bahwa kita sadar dan peduli akan kesehatan mental kita.
Kesehatan mental kita sama berartinya dengan kesehatan fisik, ya, Dear! Apabila dibiarkan terlalu lama, pasti juga berpotensi menimbulkan dampak yang lebih parah.
Berkonsultasi dengan psikolog akan membantu kita untuk menguraikan hal-hal yang mungkin saja terpendam di dalam diri. Selain itu, kita juga akan lebih mampu melihat diri sendiri dengan jernih dan belajar untuk mencintai diri kita apa adanya. Hal tersebut akan sangat membantu agar kita bisa kembali bangkit serta menentukan langkah kita selanjutnya.
Referensi:
- Belmont, J. (2020). Feeling Like A Failure? 10 Simple Things to Help You Rise Again. Lifehack. Disadur dari https://www.lifehack.org/788201/10-acts-of-self-love
- Morin, A. (2019). 10 Health Ways to Cope with Failure. Verywellmind. Disadur dari https://www.verywellmind.com/healthy-ways-to-cope-with-failure-4163968