Penyebab burnout – Burnout adalah momok yang mengerikan bagi banyak karyawan. Berbeda dengan stres, burnout bisa menyebabkan stagnasi dalam pekerjaan, dan menjadi gerbang pertama dari hadirnya depresi. Penyebab burnout juga bermacam-macam, dan sebagian besar muncul dari kerja yang berlebihan dan minimnya istirahat.
Mengalami burnout seringkali membuat banyak orang merasakan kekosongan dalam ambisi dan semangat yang mereka miliki, kehilangan motivasi, dan memiliki gangguan fisik, mental, serta emosi.
Kendala-kendala tersebut tentunya bisa menjadi penghalang yang besar dalam karir seseorang, terutama bila karir tersebut adalah impian Anda, dan sumber utama Anda secara finansial.
Selain penyebab-penyebab di atas, ternyata ada juga beberapa tipe-tipe karyawan yang lebih besar kemungkinannya dalam terserang burnout. Tipe-tipe berikut ini telah Riliv rangkum untuk Anda!
Kebiasaan karyawan workaholic berlebihan bisa jadi penyebab burnout, lho!
Photo by Victoria Borodinova from Pexels
Bukan sebuah kejutan bila workaholic masuk ke dalam tipe-tipe karyawan yang mudah terserang burnout. Sebab, burnout bisa sangat mudah menyerang orang-orang yang sangat lekat dengan dunia kerja dan sangat passionate dengan pekerjaan dan karir impiannya.
Namun, ada pertanyaan yang bisa Anda elaborasi lebih dalam lagi, bila Anda merasa sebagai karyawan yang workaholic: apakah kelekatan itu berdasarkan atas passion dan rasa puas? Atau berasal dari kecenderungan tidak sehat lainnya yang bisa menyeret Anda lebih dekat kepada burnout?
Sangat penting untuk melakukan elaborasi diri dan ‘berhenti sejenak’, lalu menelusuri kembali alasan dan tujuan Anda; apa yang ingin Anda kejar dan apa yang Anda harapkan dari kondisi Anda sebagai seorang workaholic.
Sebab, motivasi yang salah dan dibiarkan, bisa membawa Anda kepada burnout, yang malah, bisa menarik Anda jauh dari karir dan cita-cita dalam pekerjaan (misal: naik jabatan, naik gaji, dan harapan lainnya). Elaborasi diri akan membantu Anda untuk mengenali penyebab burnout.
Menerima pekerjaan apapun tanpa memfilter
Ini juga merupakan tanda-tanda workaholic yang bisa menjadi penyebab burnout.
Namun, kecenderungan ini bisa dianggap negatif bila Anda menerima untuk menggantikan kolega Anda kapanpun, tanpa memikirkan agenda, jam istirahat, waktu bersama keluarga, waktu liburan, dan kesehatan fisik serta mental Anda.
Tidak semua pekerjaan bisa Anda terima begitu saja. Mengatur dan menentukan prioritas akan sangat baik untuk menjaga kestabilan performa dan kesehatan Anda di tempat kerja.
Penyebab burnout juga bisa mengintai kamu, si perfeksionis
Photo by Andrea Piacquadio from Pexels
Perfeksionisme adalah kecenderungan yang sering dihidupi oleh banyak orang dalam gaya hidupnya, dan dianggap sebagai gaya hidup yang positif.
Sebab, seorang perfeksionis selalu mengedepankan kesempurnaan, serta selalu berusaha ‘memberikan yang terbaik’ dalam bidang apapun yang sedang dikerjakan.
Hal ini tentu sangat tidak sehat, dan bisa memicu burnout. Sebab, ada banyak faktor di luar kendali kita, yang membuat hasil kerja atau kondisi yang sedang kita hadapi menjadi tidak sesempurna yang kita harapkan.
Kegagalan ini sering dipandang oleh karyawan yang perfeksionis sebagai inkompetensi, dan cenderung merasa tidak berguna. Pola pikir yang keras seperti ini akan semakin memudahkan burnout untuk terjadi pada karyawan.
Apalagi jika karyawan workaholic dan perfeksionis menjadi satu…
Tidak semua orang workaholic bersikap perfeksionis, namun seorang perfeksionis yang lebih mudah terkena burnout adalah karyawan yang memelihara gaya hidup workaholic DAN perfeksionis.
2 kombinasi ini tentu akan membuat karir Anda semakin melelahkan dan lebih cepat membuat energi Anda terkuras.
Keras terhadap diri sendiri adalah kecenderungan dari sikap perfeksionis yang tidak sehat lainnya. Burnout akan lebih mudah dirasakan bila Anda tidak mencintai diri sendiri di tempat kerja.
Seorang perfeksionis yang keras dengan diri sendiri cenderung mudah mengkritik diri sendiri dengan suara batin yang negatif di kepalanya, dan tidak pernah merasa puas dengan diri sendiri.
Kecenderungan lain yang harus Anda perhatikan dari diri sendiri (bila Anda merasa sebagai seorang perfeksionis) adalah pola pikir yang ekstrem. Sederhananya, perfeksionisme yang tidak sehat hanya mengacu kepada ‘gagal total’ dan ‘sukses besar’.
Tanpa memberi istirahat pada diri sendiri, peluang untuk belajar dari kesalahan, dan mengampuni diri sendiri, Anda tentu akan jauh lebih mudah terserang burnout dan kehabisan bahan bakar dalam karir.
Jika Anda telah merasa sebagai perfeksionis yang tidak mencintai diri sendiri dengan cukup, Anda juga tidak harus membuang seluruh prinsip dan hal-hal positif yang telah Anda tanamkan dalam diri Anda.
Sangat baik untuk belajar merelakan diri terhadap kesalahan-kesalahan kecil yang bisa terjadi dalam karir Anda, dan selalu memaafkan diri sendiri.
***
Tentunya penyebab burnout dapat dicegah sebelum berdampak pada kerugian finansial perusahaan Anda, bukan?
Karyawan yang sudah Anda rekrut tidak bisa Anda kembalikan. Maka Anda bisa memaksimalkan potensinya dengan memfasilitasi konsultasi psikolog online dari Riliv.
Riliv for Company memiliki program kerjasama sebagai berikut:
- Konseling mudah dengan psikolog profesional, langsung melalui chat tanpa harus repot mengatur jadwal bertemu
- 300+ meditasi beserta panduan mudah yang bisa digunakan sesuai dengan kondisi mental, hanya 10 menit saja untuk mendapat ketenangan
- Mood tracker yang bisa diakses oleh HR atau tim yang bertanggung jawab atas karyawan, sehingga bisa dengan mudah memahami bagaimana kemajuan kesehatan mental karyawan setelah konseling atau meditasi secara rutin
- Cerita dan musik pengantar tidur yang bisa memastikan karyawan Anda beristirahat dengan cukup dan berkualitas
- Asesmen psikologis yang terpercaya sehingga Anda bisa memastikan masalah apa yang dihadapi untuk menentukan solusi tepat guna
- Rahasia terjamin! Siapapun bisa menggunakan Riliv for Company tanpa harus ketahuan sedang konseling
- Harga terjangkau karena Anda akan langsung mendapatkan semua paket dalam harga yang masuk akal
- Produktivitas terjaga karena karyawan tidak perlu meluangkan waktu pergi atau meditasi yang lama.
Bila Anda tertarik untuk bekerjasama dengan Riliv for Company demi investasi kesehatan mental para karyawan Anda, Anda bisa klik di sini untuk menghubungi kami. Cukup 10 menit per hari, Anda bisa berpikir jernih dan terus menjadi pemimpin prima bagi karyawan Anda di masa sulit ini.
Sumber:
- https://blogs.psychcentral.com/imperfect/2016/02/10-hacks-for-preventing-burnout/
- https://blogs.psychcentral.com/imperfect/2016/02/are-you-a-workaholic/
- https://blogs.psychcentral.com/imperfect/2016/01/what-is-perfectionism/
Ditulis oleh Rachel Emmanuella.
Baca juga:
7 Cara Menghindari Kemalasan Karyawan, Solusi untuk HR!