Apa penyebab down syndrome? Apa saja hal yang dapat dilakukan untuk cegah down syndrome pada anak?
Saat hamil, orang tua—khususnya sang Ibu—mengharapkan bayi dalam kandungannya terlahir sehat dan sempurna. Namun, ada beberapa bayi yang terlahir dengan kondisi keterbelakangan fisik dan mental, salah satunya adalah down syndrome.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menyebutkan, sekitar 6.000 anak terlahir dengan down syndrome setiap tahunnya, yaitu sekitar 1 dari 700 bayi yang lahir di dunia.
Meski angka potensialnya cukup tinggi, down syndrome pada anak sebenarnya merupakan kondisi yang dapat dicegah lho! Untuk mengetahui cara pencegahan down syndrome, kenali dulu apa penyebab down syndrome, sehingga kamu bisa melakukan pencegahan guna meminimalisir faktor resikonya.
Mengenal down syndrome
Photo by Cliff Booth from Pexels
Down syndrome adalah keadaan dimana seseorang terlahir dengan kondisi kelebihan kromosom. Normalnya, bayi terlahir dengan jumlah 46 kromosom: 23 berasal dari ayah dan 23 lainnya berasal dari ibu.
Sedangkan pada kasus down syndrome, bayi membawa kelebihan satu kromosom menjadi 47. Kelebihan kromosom tersebut merupakan penyebab terjadinya gangguan fisik dan mental pada anak.
Sampai saat ini, penelitian belum menemukan secara pasti penyebab dari down syndrome. Kendati demikian, di bawah ini beberapa faktor yang dapat meningkatkan faktor resiko orang tua melahirkan anak dengan kondisi down syndrome:
1. Usia ibu
Calon ibu yang baru mengandung di usia 35 tahun atau lebih memiliki resiko lebih tinggi melahirkan bayi dengan kondisi down syndrome.
Peluang wanita memiliki anak dengan kondisi ini bertambah seiring meningkatnya usia, sebab sel telur yang lebih tua memiliki resiko lebih besar untuk pembelahan kromosom yang tidak tepat.
2. Usia ayah
Sebuah studi yang dipublikasikan The Journal of Urology menyebutkan bahwa selain faktor usia ibu di atas 35 tahun, faktor ayah yang lanjut usia juga mempunyai andil. Atau bahkan efek gabungan usia ayah dan ibu yang sudah lanjut. Ayah yang berusia 40 tahun atau lebih berkontribusi besar terhadap peningkatan resiko down syndrome.
3. Pembawa gen translokasi
Orang tua yang memiliki riwayat genetik down syndrome dapat berpotensi lebih tinggi. Baik ibu dan ayah, keduanya dapat meneruskan translokasi genetik down sydrome yang akan diturunkan pada calon anak mereka.
4. Telah memiliki anak dengan down syndrome
Orang tua yang telah memiliki anak dengan kondisi down syndrome dan mengalami translokasi beresiko lebih tinggi untuk memiliki anak dengan down syndrome lagi. Konselor genetik dapat membantu orang tua untuk menilai resiko memiliki anak kedua dengan down syndrome.
5. Jarak lahir dan jumlah saudara kandung
Faktor lainnya yang menjadi penyebab ialah jumlah saudara kandung dan seberapa besar jarak lahir antar saudara paling bungsu dengan bayi tersebut.
Resiko memiliki bayi dengan down syndrome semakin tinggi apabila jarak kelahiran semakin jauh. Semakin jauh jarak antar kelahiran menandakan semakin tua usia ibu saat mengandung bayi tersebut.
Bagaimana cegah down syndrome?
1. Hindari hamil saat usia lanjut merupakan salah satu cara cegah down syndrome
Usia menjadi salah satu faktor resiko yang dapat menentukan tinggi rendahnya potensi memiliki anak dengan down syndrome. Resiko lebih tinggi jika ibu mengandung saat usia yang terlalu muda dan terlalu dewasa. Usia terbaik untuk mengandung adalah 20-34 tahun.
2. Rutin melakukan pemeriksaan
Photo by Gustavo Fring from Pexels
Terdapat dua jenis tes yang dapat dilakukan untuk mendeteksi down syndrome pada saat kehamilan, yaitu tes screening dan diagnostik.
Tes screening membuat ibu mengetahui tinggi rendahnya potensi kandungan untuk memiliki bayi down syndrome. Pada minggu ke-11 sampai 14, dokter akan memeriksa kandungan melalui tes darah yang dikombinasikan dengan USG, untuk mendeteksi potensi down syndrome hingga 82-87%.
Bagi ibu hamil dengan usia di atas 35 tahun, dianjurkan melakukan DNA tes pada trimester pertama kehamilan. Pada trimester kedua, ibu dianjurkan melakukan multiple screening test yang tingkat akurasinya lebih rendah dibanding hasil DNA tes.
Jika tesnya menunjukkan hasil yang tinggi, maka ibu dianjurkan untuk melakukan tes diagnostik. Meskipun jarang terjadi, kedua tes di atas dapat menyebabkan resiko keguguran pada janin. Ada baiknya konsultasikan dahulu bersama dokter kandungan.
3. Konsumsi asam folat
Nutrisi yang baik tidak hanya dibutuhkan oleh ibu. Agar terlahir sehat, sang bayi pun butuh nutrisi yang baik. Salah satu nutrisi yang baik untuk cegah down syndrome pada anak ialah dengan mengonsumsi asam folat selama kehamilan.
Penelitian menyebutkan bahwa ada kemungkinan hubungan antara down syndrome dengan cacat tabung saraf.
Dengan mengonsumsi suplemen asam folat sebelum dan saat kehamilan, dapat membantu mencegah down syndrome serta cacat tabung syaraf. Asam folat dianjurkan untuk dikonsumsi sebanyak 400 mikrogram setiap harinya.
4. Kurangi stres
Stres berlebih dapat berpengaruh buruk bagi kesehatan sang ibu dan janin di dalam kandungan. Hormon menjadi salah satu penyebab sang ibu merasa stres berlebih selama kehamilan. Jika rasa stres serta cemas berlangsung secara terus-menerus, kamu dapat meminta bantuan keluarga untuk mendampingimu.
Kamu juga dapat mengurangi stres dengan melakukan kegiatan yang membuatmu senang. Melepas tawa dipercaya dapat mengurangi tingkat stres yang berlebih. Dear, ini saatnya kamu memanjakan diri dengan pergi ke klinik kecantikan atau sekedar refleksi!
5. Olahraga teratur, alternatif atasi stres yang bisa cegah down syndrome pada anak
Photo by freestocks.org from Pexels
Ibu hamil juga perlu olahraga untuk tetap menjaga kebugaran sang ibu serta menjaga kesehatan janin. Olahraga yang dilakukan tidak harus berat kok alias yang ringan-ringan saja. Yang jelas, pilihlah olahraga yang aman untuk ibu dan janin.
Salah satu olahraga yang dapat dilakukan adalah yoga. Selain menyehatkan, yoga dianggap mampu mengurangi kecenderungan stres lho!
6. Hindari sesuatu yang buruk bagi kehamilan
Sang ibu benar-benar harus menghindari mengonsumsi junk food secara rutin, kebiasaan merokok, minuman beralkohol. Ibu juga harus menghindari polusi serta asap rokok dengan menggunakan masker medis agar tidak terpapar.
Nah, cara-cara di atas dapat membantu untuk mengurangi resiko down syndrome.
Referensi:
- Chuckle, Howard. 2005. Primary Prevention on Down Syndrome. Int J Med Sci: 2005; 2(3): 93–99.
- Fisch, Hary. 2003. The Influence of Paternal Age on Down Syndrome. AUA Journals: Journal of Urology
- Center for Disease Control and Prevention. Fact about Down Syndrome. Relieved from: https://www.cdc.gov/ncbddd/birthdefects/downsyndrome.html