Toxic parenting – Hubungan yang toxic dengan sesama orang dewasa saja sangat nggak dianjurkan karena bisa merusak diri sendiri, apalagi hubungan toxic antara orang tua dan anak. Menurut ahli, hal itu bisa mempengaruhi kesehatan mental dan kesejahteraan umum sang anak.
Orang tua wajib tahu tentang toxic parenting
Untuk kamu yang belum tahu apa itu toxic parenting, ini adalah pola asuh di mana orang tua bersikap terlalu kritis, suka mengontrol, dan kasar kepada anak-anaknya, sambil mengabaikan kebutuhan mereka.
Ketika anak dibesarkan dengan mendapat perlakuan pelecehan, kebencian, penilaian, dan kritik berlebihan terhadap atas perilaku, kepribadian, atau kinerja yang mereka lakukan, itu bisa membuat anak merasa kehilangan semangat dan dengan kepercayaan diri.
Gaya pengasuhan yang berbahaya ini bisa membuat anak kehilangan rasa cinta, kehangatan, dan pengasuhan yang pantas dari orang tuanya. Mereka secara konstan akan merasa takut, bersalah, dan selalu mencari persetujuan untuk membuktikan dirinya di hadapan ayah atau ibunya. Kasihan sekali, ya.
Tanda orang tua melakukan toxic parenting
Meskipun nggak selalu semua tanda-tanda di bawah ini dilakukan oleh orang tua yang toxic, tapi kebanyakan toxic parenting akan melakukan hal ini kepada anak-anaknya.
1. Orang tua berorientasi pada diri sendiri
Beberapa orang tua mungkin mementingkan diri sendiri, nggak selalu ada untuk anaknya, egois, atau nggak peduli dengan kebutuhan anak-anak.
Ketika orang tua terpisah secara fisik atau emosional dengan anak, lalu menolak untuk memahami perasaan anak, itu tanda orang tua yang toxic.
2. Bereaksi secara emosional
Toxic parenting terjadi saat orang tua nggak bisa mengendalikan emosinya sehingga menyebabkan ledakan emosi dan perilaku yang nggak terduga.
Orang tua toxic sering bereaksi berlebihan, dramatis, atau membesar-besarkan, khususnya jika si anak melakukan kesalahan atau sesuatu yang nggak disetujuinya.
3. Mengontrol perilaku anak juga termasuk toxic parenting
Orang tua yang menolak menerima anak sebagai orang dewasa yang memiliki identitas tersendiri dan dapat membuat keputusan sendiri, merupakan tanda orang tua toxic.
Mereka menggunakan kekuasaan dan kendali melalui rasa bersalah anah, menyerang privasi anak, dan mengambil keputusan atas kehidupan pribadi anak tanpa berkonsultasi.
4. Memiliki sifat penuntut terhadap anak
Tanda lain toxic parenting adalah orang tua yang terlalu menuntut dan mengharapkan anak mengabaikan kebutuhan dirinya untuk memenuhi kebutuhan si orang tua.
Terus-menerus menggunakan ancaman atau perilaku manipulatif untuk mencari perhatian dari anak merupakan sifat orang tua yang toxic.
BACA JUGA: Macam-Macam Pola Asuh Orang Tua, Mana yang Terbaik?
5. Melakukan pelecehan emosional kepada anak
Menjadikan kondisi fisik anak sebagai lelucon—seperti hidung pesek, kulit hitam, atau tubuh pendek—padahal tahu anak merasa keberatan dengan hal tersebut, tidak bisa dipungkiri itu adalah salah satu tanda utama toxic parenting.
Orang tua yang mendiskusikan masalah orang dewasa seperti masalah hukum, keuangan, atau berdebat dengan pasangan mereka di depan anak-anak, juga dapat dianggap sebagai pelecehan emosional.
6. Menutupi masalah dan nggak membicarakannya termasuk tanda toxic parenting
Orang tua yang toksik menolak untuk mengakui suatu masalah.
Misalnya, jika anak mengalami pelecehan seksual atau melakukan sesuatu di luar norma, orang tua toxic justru akan menutupi hal tersebut—khususnya dari orang luar selain keluarga—dan nggak mau membahas atau membicarakannya.
Mereka juga nggak akan bertanya mengenai kondisi si anak atau alasan mereka melakukannya dan lebih memilih memberikan hukuman agar si anak nggak melakukannya lagi.
7. Memperlakukan anak seperti orang dewasa
Menyuruh anak yang masih SD untuk menjaga adiknya yang masih balita dan jika sang adik misalnya terjatuh dan menangis, orang tua langsung memarahinya karena menganggap tidak bisa menjaga adiknya adalah tipikal orang tua toxic.
Perlakukan anak-anak sesuai dengan usia mereka dan jangan memperlakukan mereka seperti orang dewasa dengan tanggung jawab yang besar. Itu termasuk ke dalam toxic parenting.
Jika kamu menyadari selama ini sudah melakukan beberapa hal di atas dan ingin berhenti menjadi orang tua yang toxic pada anak, kamu mungkin memerlukan bantuan profesional karena kebiasaan tersebut mungkin sulit diubah.
Coba lakukan konsultasi psikologi secara online lewat aplikasi Riliv. Di sini kamu juga bisa menggunakan layanan konseling online atau curhat online untuk berdiskusi mengenai toxic parenting.
Jangan malu atau ragu untuk mendapatkan bantuan karena siapa lagi yang bisa mengubahmu menjadi orang tua yang lebih baik selain diri sendiri.
Referensi:
- perenting.firstcry.com. Signs of Toxic Parenting and Ways to Overcome
Ditulis oleh Elga Windasari
Baca Juga: