Tips Mendidik Anak – Halo, Parents! Adakah di antara kalian yang lagi mencari tips mendidik anak yang baik, sopan, dan pengertian? Kali ini, Riliv mau membahas tentang kiat-kiat parenting ala orang Denmark berdasarkan buku The Danish Way of Parenting karya Iben Dissing Sandahl dan Jessica Joelle Alexander. Yuk, simak bareng-bareng!
Manfaat Mendidik Anak dengan Optimal
Seringkali kita mendapati kasus di mana anak mudah membangkang, jarang terbuka dengan keluarganya, atau menjadi depresi karena hubungan yang kurang baik dengan anggota keluarganya. Padahal, keluarga dalam teori psikologi sosial merupakan potret atau sampel dari kehidupan masyarakat umum, sehingga sangat berperan terhadap perkembangan sosial anak. Keluarga tempat kita tumbuh bisa dipengaruhi oleh keadaan lingkungan, sosial, dan ekonomi, sehingga masalah Apa pun yang mewabah di masyarakat juga ditemukan di dalam keluarga. Namun, bukan berarti hal tersebut menjadi halangan bagi kita untuk mengaplikasikan pendidikan yang baik kepada anak, bukan?
Apa Istimewanya Tips Mendidik Anak Orang Denmark?
Berdasarkan statistik, negara-negara Nordik termasuk Denmark tercatat sebagai kumpulan negara paling bahagia sedunia. Kebahagiaan yang dialami oleh orang-orang Denmark ini adalah hasil dari tersedianya fasilitas publik seperti kesehatan, transportasi, dan pendidikan yang memadai. Namun di samping itu, pendidikan turun temurun serta adat kebiasaan yang mereka anut juga menjadi faktor dari pemantik kebahagiaan orang Denmark.
Nah, usut punya usut, kebahagiaan yang dialami orang Denmark ini juga berkaitan dengan praktik parenting yang dilakukan oleh orang-orang Denmark. Berkat pendidikan yang mereka terapkan pada anak, tidak hanya tingkat kebahagiaan anak yang meningkat, namun juga menunjang perubahan sosial yang lebih positif dalam masyarakat secara keseluruhan. Contoh gampangnya, warga Denmark dikenal sebagai bangsa yang cinta damai, empatik, dan toleran, sehingga nggak heran bila Denmark juga termasuk negara yang tingkat kriminalitasnya rendah di dunia. Sifat-sifat warga Denmark inilah yang wajib banget diteladani oleh orang Indonesia.
Dari mana kita bisa mengaplikasikannya? Semuanya dimulai dari keluarga!
Uraian Tips Mendidik Anak
Bagaimana kita mengaplikasikan tips mendidik anak ala orang Denmark dalam parenting sebagai orang Indonesia? Dalam buku The Danish Way of Parenting, kita akan diajak untuk meninjau kepanjangan dari kata “parent” atau orang tua dalam bahasa Inggris. Yep, betul sekali! Kata “parent” sebetulnya ada kepanjangannya, yaitu: play, authenticity, reframing, empathy, no ultimatum, serta togetherness and hygge.
Play
Seperti dalam kepanjangan “parent” barusan, orang tua di Denmark membiasakan anak-anak bermain sesuai dengan usianya, serta tidak segan berpartisipasi dengan anak-anak saat bermain. Ketika anak pulang sekolah, berikanlah ia kesempatan untuk bermain dengan teman-teman sebayanya. Meskipun demikian, tetapkan disiplin juga perlu, ya! Setidaknya, biarkanlah anak untuk menikmati waktu dan hari-harinya menjadi anak-anak ketimbang dituntut dengan banyaknya kegiatan ekstrakurikuler yang melelahkannya.
Authenticity
Ketika berkomunikasi dengan anak, usahakanlah untuk menggunakan sikap yang tidak dibuat-buat atau berlebihan, sehingga anak memiliki keinginan untuk bertumbuh. Misalnya, ketika anak mendapatkan nilai yang jelek waktu ujian, jangan langsung dicerca seperti, “Kamu, sih, salahnya A B C D!” namun, berikanlah apresiasi kepada usahanya, misalnya, “Tidak apa-apa, setidaknya kamu sudah berusaha dengan keras.”
Begitu pula ketika anak mendapat nilai bagus, jangan langsung berikan pujian seperti, “Wah, kamu memang pintar!” karena ke depannya, anak akan merasa kecewa dan merasa ‘tidak pintar’ jika ia tidak mendapatkan nilai sebagus itu. Maka dari itu, tekankanlah pada effort yang dia berikan sehingga ia terpacu untuk menjadi lebih baik. Misalnya, katakanlah, “Wah, selamat, ya! Kamu pasti sudah belajar dengan giat!”
Reframing
Psikolog Jean Piaget mengatakan dalam teorinya, bahwa di usia 7 hingga 11 tahun, anak sudah dapat merepresentasikan ide dan peristiwa dengan lebih fleksibel dan logis. Meskipun demikian, mereka belum mampu berpikir secara sistematis tentang representasi objek atau peristiwa, sehingga masih membutuhkan bimbingan untuk memahaminya. Nah, itulah mengapa sebagai orang tua, ada baiknya kita mengajarkan anak buat melakukan reframing terhadap segala hal yang mereka alami. Misalnya, ketika anak mendapatkan sekolah yang berbeda dengan sahabat karibnya dan merasa sedih, ajaklah ia melihat sisi baik dari peristiwa tersebut. Misalnya, mungkin di sekolah yang berbeda itu, dia akan mendapatkan pelajaran yang lebih cocok dengan kemampuannya. Mendorong anak melakukan reframing akan membantunya untuk bersikap lebih optimis dan melatih kedewasaannya secara emosional.
Empathy
Anak-anak juga harus diajari bagaimana memahami perasaan orang lain serta melihat sesuatu dari perspektif orang yang berbeda dengan mereka. Misalnya, ketika anak di-bully oleh teman sebayanya karena aktif di kelas, ajaklah anak untuk bicara berdua mengenai hal itu. Tanamkan konsep bahwa bullying itu terjadi karena pihak yang mem-bully tak lain adalah orang-orang yang iri hati, dan tidak punya kemampuan seperti yang dimiliki anak. Namun di sisi lain, mereka yang mem-bully juga pasti punya masalah personalnya sendiri, sehingga ada baiknya anak tidak menggubrisnya.
No ultimatums
Memang wajar bagi kita marah apabila anak berbuat salah, tapi jangan pernah menggunakan kekerasan verbal maupun fisik karena hal tersebut akan menimbulkan trauma yang berkepanjangan. Ketimbang memarahi anak secara langsung, ajaklah anak berdiskusi dan membicarakan kesalahannya. Dengan demikian, anak juga akan lebih terbuka dengan kita dan menganggap kita sebagai orang tua yang suportif. Selain itu, berdiskusi tentang kesalahan anak juga bisa mendorong anak mengekspresikan pendapatnya tanpa rasa takut.
Togetherness and hygge
Hygge (dibaca ‘hu-ga’) adalah istilah dalam bahasa Denmark yang artinya “menikmati indahnya hidup.” Dalam budaya Denmark, kebersamaan dan kenyamanan dalam hidup adalah kunci dalam menciptakan keluarga yang harmonis. Maka dari itu, jangan pernah remehkan family time dengan anak. Cara gampangnya, sesibuk-sibuknya Anda, luangkanlah waktu untuk makan malam dengan pasangan dan anak-anak, atau mengajak mereka ngobrol sambil goleran di rumah. Jika ada kesempatan, ambillah cuti untuk liburan bersama mereka. Menciptakan lingkungan keluarga yang penuh support dan hangat akan mendorong keterbukaan antar anggota keluarga.
Nah, itu tadi sekilas tentang tips mendidik anak yang bisa kita teladani dari warga Denmark! Semoga bermanfaat, ya, buat Parents yang membaca artikel ini. Oiya, apabila Parents juga punya concern tentang anak-anaknya, konsultasi ke psikolog juga bisa dilakukan, lho! Tunggu apa lagi? Hubungi psikolog profesional Riliv sekarang!
Referensi:
- Alexander, J. J., & Sandahl, I. D. (2022). The Danish Way of Parenting. Jakarta: Bentang Pustaka.
- Ugal, D.B., & Orim, P.O. (2009). Family as a Microcosm of the Larger Society: Implications for Societal Development.