Mengeluh di Media Sosial – Siapa yang nggak pernah mengeluh di social media? Setidaknya sekali seumur hidup pastinya kita pernah menumpahkan uneg-uneg dengan harapan mengurangi beban di hati dan pikiran, juga mendapatkan validasi atas emosi yang sedang kita rasakan melalui teman-teman online. Tapi dibalik itu semua, pernahkah kamu berpikir apa konsekuensinya di masa mendatang? Yuk, kita pelajari sama-sama.
Alasan Kenapa Banyak Orang Mengeluh di Media Sosial
Sebenarnya, ada banyak faktor yang bisa menjadi alasan. Namun secara psikologis, perilaku ini muncul sebagai akibat dari adanya keinginan untuk mencari ketenangan. Saat kita tengah diliputi emosi yang negatif, kita akan merasa sesak dalam dada dan kesulitan untuk berpikir logis. Itu kenapa social media yang selalu ada genggaman, menjadi alternatif tercepat untuk mencurahkan keluh kesah yang memberikan efek lega sesaat.
Hal ini juga merupakan pengalihan dari realita yang tidak sesuai dengan ekspektasi, dimana emosi negatif yang mungkin dirasakan, tidak dianggap nyata dan berlebihan dengan orang-orang sekitar. Alhasil social media bisa menjadi wadah bagi kita untuk berharap menemukan pengakuan atas emosi tersebut dan berharap seseorang akan peduli juga berempati akannya.
Akibat Sering Mengeluh di Media Sosial
Postingan di media sosial yang berisi keluhan terkadang membuat orang lain bersimpati. Tapi, kalau mengeluh terlalu sering, tentu akan mengganggu karena seperti menyebar kenegatifan.
Tidak hanya mengganggu, orang lain pun justru bisa acuh tak acuh bahkan menjauhi kita karena tidak ingin tertular mind set pesimis. Untuk itu, kamu mungkin perlu berpikir lebih bijak lagi tentang menyalurkan emosi negatif khususnya pada social media yang merupakan platform bersama.
Hal ini perlu untuk kamu pertimbangkan karena emosi negatif, sebenarnya bisa ditularkan dengan mudah kepada orang lain. Bahkan melalui social media. Selain itu apapun yang pernah kita tuliskan dalam social media sebenarnya akan memiliki jejak digital yang mungkin bisa merugikan diri kita di kemudian hari.
Mulai Berhenti Mengeluh di Media Social
Meskipun mengeluh di social media bisa membantu kamu merasa lega, tapi ingatlah bahwa perasaan itu hanya sementara dan semu. Kamu butuh empati yang nyata. Seperti riliv, kamu bisa mendapatkan wadah yang tepat untuk kamu berkeluh kesah, tanpa judgmental, dan rahasia tetap aman. Karena Riliv selalu ada untuk menjadi pendengar yang baik!
Referensi:
- https://www.psychologytoday.com/us/blog/fixing-families/201811/how-stop-complaining
- https://www.psychologytoday.com/us/blog/significant-results/201706/the-three-types-complaining
- https://www.psychologytoday.com/us/blog/contemporary-psychoanalysis-in-action/201508/no-one-likes-complainer-heres-why
Ditulis oleh Maulfa Putri, sebagai pengingat untuk kurangi mengeluh dan perbanyak bersyukur.
Discussion about this post