Definisi
Gangguan bipolar adalah sekelompok gangguan otak yang menyebabkan perubahan suasana hati, energi, serta kemampuan untuk berfungsi. Gangguan ini disebut juga gangguan manik-depresi.
Penderita gangguan bipolar melewati perubahan suasana hati yang ekstrem. Terdapat beberapa episode dalam gangguan bipolar, antara lain
- Fase manik: Penderita mengalami peningkatan suasana hati yang abnormal, disertai oleh meningkatnya tingkat energi penderita. Selain itu, penderita dapat memunculkan perilaku yang tidak biasa dilakukan.
- Fase hipomanik: Penderita mengalami peningkatan suasana hati yang abnormal, disertai oleh meningkatnya tingkat energi penderita. Hipomania adalah bentuk mania yang lebih ringan.
- Fase depresi: Penderita mengalami penurunan suasana hati yang abnormal.
Ada berbagai macam gangguan bipolar. Berikut penjelasan 2 macam gangguan bipolar
- Bipolar I: Individu mengalami episode manik selama minimal 1 minggu dengan atau tanpa mengalami depresi.
- Bipolar II: Adanya episode hipomanik dan episode depresi mayor di masa kini atau masa lampau.
Di Indonesia, terdapat 72.860 penderita gangguan bipolar. Umumnya, gangguan bipolar berkembang pada remaja akhir atau dewasa awal. Namun, beberapa orang mengalami gejala bipolar pertama di masa kanak-kanak. Sebagian lain mengalaminya di masa tua.
Gangguan bipolar sering tidak disadari. Akibatnya, penderita dapat mengidap bipolar selama bertahun-tahun sebelum mendapat diagnosis dan pengobatan yang tepat. Kenyataannya, seseorang yang mengalami mania sering tidak menyadari bahwa dia sedang sakit dan menolak perawatan yang dibutuhkan. Hal ini adalah sesuatu yang berbahaya. Sebab, penderita bipolar 15 kali lebih berisiko bunuh diri daripada orang biasa.
Gejala
Gejala episode manik adalah
- Peningkatan energi, aktivitas, dan kegelisahan
- Suasana hati yang terlalu baik
- Terlalu cepat marah
- Banyak hal melintas di kepala, berbicara dengan cepat, topik pembicaraan melompat-lompat
- Perhatian mudah dialihkan, sulit berkonsentrasi
- Kebutuhan untuk tidur berkurang
- Bertambahnya aktivitas dengan tujuan tertentu (misalnya pekerjaan atau tugas sekolah)
- Kepercayaan yang tidak realistis mengenai kemampuan diri sendiri
- Penilaian yang buruk
- Menghambur-hamburkan uang
- Melakukan sesuatu yang tidak biasanya dilakukan dalam waktu lama
- Gairah seks meningkat
- Penyalahgunaan zat, seperti kokain, alkohol, dan obat tidur
- Perilaku yang provokatif, mengganggu, atau agresif
- Tidak merasa bahwa ada sesuatu yang salah pada diri mereka
Seseorang didiagnosis mengalami episode manik apabila peningkatan suasana hati terjadi bersama dengan 3 atau lebih gejala lain selama hampir setiap hari dalam 1 minggu. Apabila suasana hati yang dirasakan adalah mudah marah, maka 4 gejala lain harus terjadi.
Bentuk mania yang lebih ringan adalah hipomania. Seseorang didiagnosis mengalami episode hipomanik apabila gejala mania yang lebih ringan terjadi selama minimal 4 hari berturut-turut. Hipomania dapat menyebabkan seseorang merasa nyaman dan lebih produktif. Karena itu, orang di sekitar penderita kesulitan untuk mendeteksi episode hipomanik.
Gejala episode depresi adalah
- Kesedihan, kecemasan, atau suasana hati hampa yang bertahan lama
- Perasaan putus asa atau pesimisme
- Perasaan bersalah, tidak berharga, atau tidak berdaya
- Hilangnya ketertarikan atau kegembiraan dalam melakukan hobi atau aktivitas yang sebelumnya dinikmati, termasuk seks
- Tenaga berkurang, kelelahan, menjadi “melambat”
- Kesulitan berkonsentrasi, mengingat, atau mengambil keputusan
- Gelisah, mudah marah
- Kebanyakan tidur atau tidak bisa tidur
- Perubahan nafsu makan dan/atau berat badan bertambah atau berkurang tanpa direncanakan
- Nyeri kronis atau gejala fisik lain yang tidak disebabkan oleh penyakit atau luka fisik
- Memikirkan kematian atau bunuh diri, melakukan percobaan bunuh diri
Seseorang didiagnosis mengalami episode depresi apabila 5 atau lebih gejala depresi terjadi selama hampir setiap hari dalam 2 minggu atau lebih.
Terkadang, episode mania atau depresi yang parah disertai dengan sejumlah bentuk psikosis, seperti halusinasi dan delusi. Gejala psikosis dalam gangguan bipolar cenderung merefleksikan suasana hati ekstrem yang dirasakan saat itu.
Beberapa orang mengalami gejala mania dan depresi dalam waktu bersamaan. Gangguan ini disebut gangguan bipolar dengan fitur campuran.
Siklus gangguan bipolar
Episode mania dan depresi umumnya terjadi berulang-ulang seumur hidup penderita. Di antara episode mania dan depresi, kebanyakan penderita tidak menunjukkan gejala bipolar. Namun, terdapat ⅓ penderita yang mengalami sisa gejala episode sebelumnya. Sebagian kecil penderita bipolar selalu menunjukkan gejala bipolar meskipun telah menjalani pengobatan.
Ketika seseorang mengalami 4 atau lebih episode selama 12 bulan, hal ini disebut sebagai gangguan bipolar bersiklus cepat. Beberapa penderita mengalami beberapa episode dalam 1 minggu, atau bahkan dalam 1 hari. Siklus cepat ini cenderung berkembang di waktu kemudian dan lebih umum terjadi pada perempuan.
Bipolar pada anak-anak dan remaja
Baik anak-anak maupun remaja dapat menderita gangguan bipolar. Gangguan ini cenderung terjadi pada anak-anak dengan orang tua yang juga menderita bipolar.
Tidak seperti orang dewasa, perubahan episode pada anak-anak dan remaja penderita bipolar sering kali terjadi begitu cepat. Umumnya, perubahan ini terjadi dalam hitungan hari. Anak-anak dengan mania cenderung lebih mudah marah dan melakukan tantrum daripada terlalu senang dan ceria.
Sulit untuk mendeteksi episode manik pada anak-anak. Ciri-ciri yang umum pada anak-anak adalah melakukan banyak hal secara bersamaan, merencanakan proyek yang rumit dan tidak realistis, serta menunjukkan ketertarikan seksual yang tidak sesuai dengan tahapan perkembangan dan belum pernah ditunjukkan sebelumnya.
Gangguan bipolar pada anak-anak dan remaja bisa jadi sulit untuk dibedakan dari gangguan lain. Penyalahgunaan zat juga dapat memunculkan gejala yang mirip dengan gejala bipolar. Oleh karena itu, gejala yang nampak pada anak-anak dan remaja perlu dievaluasi secara hati-hati oleh ahli kesehatan mental.
Kondisi yang dapat terjadi bersamaan dengan gangguan bipolar
Penyalahgunaan zat dan alkohol sangat umum terjadi pada penderita bipolar. Penelitian menemukan bahwa ada berbagai faktor yang menyebabkan masalah penyalahgunaan zat ini terjadi, meliputi: usaha mandiri untuk mengurangi gejala yang diderita, dampak dari suasana hati, dan faktor risiko lainnya. Penyalahgunaan zat perlu ditangani dan akan berperan penting dalam pengobatan bipolar.
Gangguan kecemasan seperti serangan panik dan gangguan kecemasan sosial juga umum terjadi pada penderita bipolar.
Penyebab
Bipolar tidak disebabkan oleh 1 faktor saja. Gangguan ini merupakan hasil dari kombinasi berbagai faktor, mencakup faktor genetik, biokimia, lingkungan, dan psikologis.
Seseorang yang memiliki anggota keluarga dengan gangguan bipolar 10 kali lebih berisiko untuk mengalaminya juga. Penelitian sejauh ini mengindikasikan bahwa terdapat peran sejumlah gen dalam timbulnya gangguan bipolar. Tetapi, gen bukanlah satu-satunya penyebab gangguan bipolar. Dalam penelitian dengan subjek saudara kembar identik, seseorang tidak selalu mengalami gangguan meskipun saudaranya merupakan penderita bipolar.
Pengobatan
Gangguan bipolar membutuhkan perawatan dalam jangka waktu panjang. Lebih dari 90% penderita akan mengalami episode manik atau depresi yang berulang. Namun, penderita gangguan bipolar dapat menjalani hidup yang sehat dan produktif apabila mendapatkan penanganan yang efektif. Apabila dibiarkan, gangguan bipolar cenderung memburuk.
Kombinasi pemberian obat dan psikoterapi adalah strategi yang optimal dalam mengendalikan gangguan bipolar. Perubahan suasana hati dapat terjadi bahkan sepanjang terapi berlangsung. Oleh karena itu, penderita disarankan untuk bekerjasama dan terbuka dengan ahli. Penderita juga perlu mencatat suasana hati, penanganan yang dijalani, pola tidur, dan kejadian sehari-hari. Catatan ini dapat membantu penderita, ahli, keluarga, dan orang di sekitar untuk memahami gangguan bipolar lebih baik.
- Pemberian obat: Obat yang diberikan kepada penderita gangguan bipolar adalah penstabil suasana hati (mood stabilizers). Terdapat beberapa jenis obat yang dapat dikonsumsi oleh penderita. Konsumsi obat biasanya dilakukan selama bertahun-tahun. Selain itu, ada juga obat lain yang diberikan sesuai dengan kebutuhan pasien, umumnya dalam jangka waktu pendek. Pemberian dan konsumsi obat harus dilakukan di bawah supervisi dokter. Diskusikan dengan dokter terkait manfaat, kelebihan, kekurangan, dan efek samping obat. Dokter juga akan memberikan daftar makanan dan minuman yang mungkin perlu dihindari selama mengonsumsi obat.
- Psikoterapi: Berbagai bentuk psikoterapi dan terapi bicara dapat membantu menstabilkan suasana hati, mengurangi perawatan di rumah sakit, dan meningkatkan kemampuan penderita untuk berfungsi di beberapa bidang. Psikoterapi dilakukan bersama psikolog, pekerja sosial, atau konselor. Jumlah sesi, frekuensi, dan jenis terapi akan disesuaikan dengan kebutuhan setiap penderita. Bentuk psikoterapi yang umum digunakan untuk penderita bipolar adalah terapi kognitif-perilaku (CBT), psikoedukasi, terapi keluarga, serta terapi interpersonal dan ritme sosial (IPSRT).
- Terapi elektrokonvulsif (ECT): ECT dapat dipertimbangkan ketika gejala yang berat seperti psikosis atau kecenderungan bunuh diri tidak kunjung berkurang meskipun telah menjalani pemberian obat dan psikoterapi. Pada kondisi medis tertentu seperti kehamilan, pemberian obat dapat berisiko. Oleh karena itu, ECT mampu menjadi alternatif. Diskusikan dengan dokter terkait manfaat, kelebihan, dan kekurangan ECT.
Apa yang dapat Anda lakukan untuk menolong penderita bipolar?
- Berikan dukungan pada penderita untuk menjalani terapi. Anggota keluarga yang berprofesi sebagai ahli kesehatan mental dapat membantu memberi rujukan.
- Penderita gangguan bipolar dengan episode yang parah mungkin perlu dirawat di rumah sakit untuk mendapatkan perawatan yang dibutuhkan sekaligus melindungi penderita sendiri. Jangan ragu untuk membawa penderita ke rumah sakit, bahkan meskipun hal ini tidak diinginkan oleh penderita.
- Anda perlu memberikan dukungan bahkan setelah penderita mendapatkan terapi.
Semoga penjelasan di atas mampu memberikan pemahaman mendalam seputar bipolar. Apabila Anda atau orang terdekat mengalami gejala bipolar, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan psikolog terdekat secepatnya.
Disadur dari:
- https://www.psychologytoday.com/us/conditions/bipolar-disorder
Sumber:
- https://bandung.merdeka.com/halo-bandung/bci-sebut-ada-2-persen-masyarakat-indonesia-mengidap-gangguan-bipolar-1804026.html
Discussion about this post