Intermitten Explosive Disorder – Melihat orang marah bukanlah hal menyenangkan, betul tidak? Apalagi jika orang tersebut meledakkan emosinya hanya karena permasalahan sepele. Untuk kamu yang sering menemukan orang seperti ini, dengan gejala amarah tak terkendali, jangan salah paham ya. Hal ini bisa mengindikasikan adanya intermitten explosive disorder.
Apa bedanya dengan marah biasa?
Definisi Intermitten Explosive Disorder (IED)
Gangguan ini merupakan gangguan yang terdaftar dalam Diagnostic Statistic Manuals 5 atau buku pedoman gangguan psikologis yang digunakan oleh para psikolog dan psikiater.
Gangguan ini ditandai dengan:
- Ledakan kemarahan ekstrim, umumnya terhadap seseorang yang dekat dengan individu tersebut
- Mudah meledak secara agresif karena provokasi kecil atau dugaan penghinaan
- Reaksi marah tidak proporsional dan masuk akal terhadap keadaan
- Seringkali berusaha menyerang orang lain atau properti
- Cenderung kehilangan kendali
Apa yang berusaha dicapai oleh individu yang mengalami gangguan ini adalah ketenangan setelah marah sebagai bentuk meredam emosi. Pengidap gangguan IED akan berusaha untuk menyalurkan ketegangan sebelum mengalami ledakan emosional.
Contohnya, ketika salah seorang sahabatmu merasa kesal ketika kamu terlambat 5 menit. Dia akan berteriak, memaki, dan kemudian membanting barang sebagai bentuk kekesalannya.
Tentunya reaksi ini dianggap berlebihan dan juga tidak menyelesaikan masalah, bukan?
Apakah Pengidap Intermittent Emotional Disorder Tidak Menyadari?
Jawabannya adalah, mereka menyadari bahkan menyesali tindakannya, lo!
Inilah yang menjadi pembeda IED dengan gangguan lain seperti conduct disorder atau antisocial personality disorder.
Mereka melakukan kemarahan atau agresi karena perasaan impulsif tanpa berusaha meraih suatu tujuan, sehingga mereka seringkali merasa sangat tidak nyaman setelah melakukannya.
Namun para pengidam IED ini selalu membenarkan perilakunya karena adanya ketegangan sebelum marah tersebut.
Umumnya, Mereka Juga Memiliki Gangguan Psikologis Lain
Mereka tampak normal di luar kemarahannya, namun sedikit saja pemicu kemarahan muncul, maka mereka akan melampiaskannya secara luar biasa.
Gejala ini muncul pada masa kanak-kanak akhir dan dialami lebih banyak oleh laki-laki.
Apa yang Menyebabkan Gangguan Ini Muncul?
Menurut beberapa sumber saintifik, ada 3 faktor utama yang melatari gangguan intermitten explosive disorder muncul:
Faktor Biologis
Secara biologis, adanya penyimpangan transmisi serotonin di otak menyebabkan seseorang kesulitan mengontrol impulsivitasnya.
Ada pula risiko korteks prefrontal dalam otak yang mengekang perilaku impulsif terganggu sehingga seseorang bisa meledak-ledak tanpa bisa terkendali.
Faktor Psikologis
Seseorang yang mengidap IED seringkali ditandai kesulitan menunda kepuasan sejak anak atau remaja. Contohnya sering menginginkan hal-hal segera dan tidak dapat mengenali konsekuensi dari keterburu-buruannya tersebut.
Ada pula faktor pikiran dan perasaan negatif yang kuat dan berulang-ulang sehingga kejadian sehari-hari yang normal akhirnya ditanggapi dengan pikiran berlebihan. Akibatnya, seseorang merasa provokasi sekecil apa pun bisa menjadi besar!
Di sisi lain, perfeksionis yang kaku akan cenderung menghindari situasi yang tidak dapat dikendalikan. Hal ini menyebabkan seseorang kesulitan menghadapi emosinya jika hal-hal berlaku di luar kendalinya!
Maka jika menghadapi peristiwa yang tidak mengenakkan, si perfeksionis ini bisa saja kehilangan kendali karena tak pernah bisa mengelolanya sebelumnya. Akibatnya agresi hebat pun terjadi.
Faktor Sosial
Faktor sosial sendiri meliputi hal-hal di sekeliling individu yang mendorongnya untuk mengalami IED.
Contohnya seperti kehidupan keluarga yang terdisrupsi maupun pola asuh orang tua. Bila seseorang mengamati orang tuanya seringkali bertindak kasar dalam rumah tangga, maka tidak jarang anak akan belajar untuk melakukan hal tersebut sebagai bentuk penyelesaian konflik.
Selain itu lingkungan sebaya juga mempengaruhi cara individu untuk melihat dirinya dan mengelola stres. Apalagi jika terdapat lingkungan yang melecehkan dan menelantarkan anak, hal ini bisa mendorong anak untuk melampiaskan agresi secara tidak wajar.
Jika Kamu atau Orang yang Kamu Sayang Mengalami IED…
Jangan tunda lagi untuk melakukan langkah penyelesaian maupun terapi dari profesional. Karena sebenarnya dampak dari IED sangat tidak nyaman, mulai dari ketidakproduktifan hingga disfungsi sosial.
Berikut adalah langkah untuk menangani masalah IED:
Konsultasi dengan Psikiater
Beberapa obat psikiatri bisa mengurangi level amarah dan juga menurunkan tingkat impulsivitas, lo!
Tentunya kamu harus tetap berkonsultasi dengan psikiater untuk mendapatkan resep obat terbaik. Hal ini dikarenakan beda penyebab, beda pula obatnya.
Tidak perlu malu untuk menghubungi psikiater, karena mengonsumsi obat bukan berarti kamu tidak berdaya, ya!
Menghubungi Psikolog Profesional untuk Terapi Efektif
Seiring dengan pengobatan psikiater, tentu kamu juga harus menggali penyebab utama intermitten explosive disorder yang mungkin bersumber pada pengalaman masa lalu atau cara berpikir yang salah.
Psikolog profesional seperti Riliv akan mengajarkanmu:
- Mengidentifikasi pemicu ledakan agresif
- Regulasi emosi
- Strategi pemecahan masalah saat stres di luar amarah dan agresif
- Mengenali konsep diri yang lebih baik
Faktor di atas akan sangat mempengaruhi caramu memandang dunia sehingga bisa menurunkan respon kemarahan kamu, lo!
Kamu bisa mencoba diskusi tentang kemarahanmu melalui psikolog online Riliv dulu sebelum menentukan terapi yang tepat.
Mencoba Mengurangi Tuntutan dan Ucapan Negatif
Salah satu faktor penyebab kemarahan meledak-ledak adalah karena prasangka negatif serta cara kamu berbicara dengan dirimu sendiri.
Jangan-jangan, kamu beranggapan dirimu pantas marah atau tidak berdaya sehingga ingin melampiaskannya pada dunia?
Cobalah menggunakan kata yang lebih lembut kepada dirimu sendiri, seperti “Tidak apa-apa gagal,” “Tidak apa-apa belum dapat hadiah yang kuinginkan,” atau “Besok kita coba lagi.”
Mempelajari Teknik Relaksasi Mudah
Jika kamu kesulitan untuk mengurangi tekanan yang membuatmu marah, maka mempelajari teknik relaksasi menjadi wajib hukumnya.
Agresi adalah respon terhadap suatu situasi. Maka untuk menghindarinya, kamu perlu menarik jeda dahulu sejenak.
Saat amarah datang, cobalah menarik diri dan kemudian berlatih relaksasi nafas. Hitung 1, 2, 3 hingga 10 dalam setiap hembusannya.
Kamu bisa mempelajarinya dengan mudah melalui aplikasi meditasi di Riliv. Belajar langsung di smartphone kamu, dapatkan panduan pengelolaan amarah yang lebih baik.
Sumber:
- https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/17786-intermittent-explosive-disorder
- Pratiwi, N. (2020) Gangguan Eksplosif Intermitten. Dalam Habsara dkk. Penatalaksanaan Gangguan Psikologis.