Abusive Relationship – Akhir-akhir ini sering tampak peristiwa hubungan yang kasar atau abusive relationship di berbagai lapisan. Bukan hanya masyarakat biasa, bahkan tidak jarang artis dan selebriti pun juga menampakkan fakta bahwa hubungan mereka tidak sehat.
Banyak yang mudah untuk mengatakan, “Mengapa dia harus kembali lagi bersamanya?”
Rupanya, meninggalkan hubungan yang kasar tidak semudah meninggalkan pasangan tersebut. Realitanya, hal ini lebih kompleks daripada yang dibayangkan.
Meninggalkan Abusive Relationship Bisa Menjadi Keputusan Besar
Salah satu bentuk hubungan yang abusif paling kentara adalah adanya kekerasan domestik dari pasangan, baik sudah menikah atau pun belum.
Meskipun pria juga bisa mengalaminya, tetapi wanita menjadi salah satu korban terbanyak dari kekerasan domestik atau KDRT.
Sayangnya, proses untuk berpisah dari pasangan bisa menjadi langkah yang besar, menakutkan, dan juga penuh ketidakpastian.
Banyak yang bertanya-tanya, mengapa masih mempertahankannya?
Kenyataannya, korban mungkin sudah berulang kali hendak pergi dari hubungan tersebut namun tidak berhasil untuk melakukannya.
Salah satunya adalah harapan bahwa pasangan akan menjadi lebih baik. Banyak yang berharap bahwa kondisi ini tidak berlangsung setiap saat.
Apalagi saat pelaku kekerasan juga berjanji akan menjadi lebih baik.
Sayangnya, kondisi ini terbukti menjadi sebuah siklus yang tidak berakhir. Pelaku tidak berubah dan justru akan memanfaatkan kondisi tersebut untuk terus berulang.
Akibatnya, korban juga mengalami trauma yang menyebabkan mereka tidak dapat merespon dan mengalami disosiatif. Korban menjadi tidak dapat berpikir jernih dan akhirnya terjebak dalam pola tersebut.
Adanya Ancaman Bukan Hanya Kepada Korban, Tetapi Juga Anak dan Keluarga
Kekerasan domestik maupun hubungan abusif ditandai oleh adanya ketimpangan kekuasaan. Ancaman seperti manipulasi dan gaslighting bisa menjadi salah satu alasan mengapa korban terus menerus kembali.
Korban merasa terancam, baik secara finansial maupun emosional bila tidak bersama pasangan. Selain itu adanya perasaan terisolasi dari dunia luar menyebabkan korban tidak tahu ada bantuan di luar sana.
Bagi pasangan yang sudah menikah dan berkeluarga, ancaman kepada anak bisa menjadi salah satu alasan besar mengapa mereka tidak mau berpisah. Perceraian bukanlah kondisi yang ideal, sehingga korban seringkali berupaya menanggung kondisi tersebut agar anak tidak merasakan hal yang sama.
Bukan hanya secara psikologis dan emosional, pelaku seringkali mengancam pembunuhan baik bagi korban maupun anak mereka sehingga keluar dari KDRT adalah situasi yang begitu sulit.
Beberapa Faktor yang Bisa Dipertimbangkan Untuk Segera Pergi
Keluar dari abusive relationship memang bukan perkara mudah. Apalagi dengan banyaknya risiko yang perlu mengancam.
Namun kamu bisa mengenali beberapa faktor di bawah ini dan tentunya bisa menjadi pertimbanganmu:
Ini Bukan Salahmu
Sangat mudah untuk menyalahkan diri sendiri atas peristiwa yang menimpa. Apalagi banyak pelaku kekerasan akan melemparkan kesalahan kepada pasangannya.
Kamu mungkin juga akan terdorong untuk ‘memperbaiki’ situasi aagar menjadi lebih baik.
Tapi ingatlah, bukan salahmu dan tidak akan pernah menjadi salahmu akan terjadinya perilaku mereka. Pelaku kekerasan akan tetap melakukan kekerasan, dengan atau tanpa dirimu.
Kamu tidak bertanggungjawab atas perilaku mereka. Kamu tidak bertanggungjawab untuk membuat mereka lebih baik.
Kekerasan Bukan Bentuk Cinta
Pasanganmu mungkin akan berkata bahwa kekerasan yang dia lakukan adalah bentuk “kasih sayang” atau pun justifikasi karena perasaan cemburu.
Namun kenyataannya, kekerasan dalam hubungan tidak pernah sehat atau normal. Hubungan yang sehat akan menghormati pasangan dan juga saling mengasihi.
Kekerasan bukanlah bentuk kasih sayang, sama sekali bukan!
Kekerasan akan Terus Meningkat
Banyak yang berharap pasangan akan menjadi lebih baik seiring waktu. Kenyataannya, kekerasan dalam hubungan yang berawal dari emosional bisa meningkat menjadi fisik seiring berjalannya waktu.
Memang sulit, tetapi langkah terbaik adalah segera pergi ketika kamu sudah mulai mengalami tanda-tandanya sedini mungkin.
Konseling Psikologis Sebagai Langkah Pemulihan dari Abusive Relationship
Hubungan yang abusif akan meninggalkan banyak luka emosional dan psikologis seperti trauma. Bukan hanya kepadamu, tapi mungkin juga orang terdekat dan anak-anak.
Melakukan konseling psikologis dengan psikolog profesional bisa menjadi langkah awal pemulihan untuk hidup yang lebih baik.
Kamu bisa fokus mengembalikan harga diri dan kepercayaan kamu sebagai manusia yang utuh dan juga berangsur memulihkan trauma yang sangat mengganggu di kepala.
Jika kondisi fisik sudah terancam, segera hubungi pihak berwenang seperti polisi atau lembaga perlindungan wanita yang ada di kotamu.
Mari bersama-sama menjaga hubungan agar tetap sehat dan mendukung orang terkasih untuk segera keluar dari lingkaran kekerasan.
***
Sumber:
- https://www.verywellmind.com/why-it-can-be-hard-to-leave-an-abusive-relationship-5425435